Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Kamis, 28 November 2019: Hari Biasa XXXIV - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Dan 6:12-28; MT Dan 3:68, 69, 70, 71, 72, 73, 74; Luk 21:20-28
Lalu orang-orang itu bergegas-gegas masuk dan mendapati (1A) Daniel sedang berdoa dan bermohon kepada Allahnya.
Kemudian mereka menghadap raja dan menanyakan kepadanya tentang larangan raja: "Bukankah tuanku mengeluarkan suatu larangan, supaya setiap orang yang dalam tiga puluh hari menyampaikan permohonan kepada salah satu dewa atau manusia kecuali kepada tuanku, ya raja, akan dilemparkan ke dalam gua singa?" Jawab raja: "Perkara ini telah pasti menurut undang-undang orang Media dan Persia, yang tidak dapat dicabut kembali."
Lalu kata mereka kepada raja: (2A) "Daniel, salah seorang buangan dari Yehuda, tidak mengindahkan tuanku, ya raja, dan tidak mengindahkan larangan yang tuanku keluarkan, tetapi tiga kali sehari ia mengucapkan doanya."
Setelah (3A) RAJA mendengar hal itu, maka SANGAT SEDIHlah ia, dan ia mencari jalan untuk melepaskan Daniel, bahkan sampai matahari masuk, ia masih berusaha untuk menolongnya.
Lalu bergegas-gegaslah orang-orang itu menghadap raja serta berkata kepadanya: (2B) "Ketahuilah, ya raja, bahwa menurut undang-undang orang Media dan Persia tidak ada larangan atau penetapan yang dikeluarkan raja yang dapat diubah!"
Sesudah itu raja memberi perintah, lalu diambillah Daniel dan dilemparkan ke dalam gua singa. Berbicaralah raja kepada Daniel: "Allahmu yang kausembah dengan tekun, Dialah kiranya yang melepaskan engkau!"
Maka dibawalah sebuah batu dan diletakkan pada mulut gua itu, lalu raja mencap itu dengan cincin meterainya dan dengan cincin meterai para pembesarnya, supaya dalam hal Daniel tidak dibuat perubahan apa-apa. Lalu pergilah (3B) RAJA ke istananya dan BERPUASAlah ia semalam-malaman itu; ia tidak menyuruh datang penghibur-penghibur, dan ia TIDAK DAPAT TIDUR.
Pagi-pagi sekali ketika fajar menyingsing, bangunlah raja dan pergi dengan buru-buru ke gua singa; dan ketika ia sampai dekat gua itu, berserulah ia kepada Daniel dengan suara yang sayu. Berkatalah ia kepada Daniel: "Daniel, hamba Allah yang hidup, Allahmu yang kausembah dengan tekun, telah sanggupkah Ia melepaskan engkau dari singa-singa itu?"
Lalu kata Daniel kepada raja: "Ya raja, kekallah hidupmu! (1B) Allahku telah mengutus malaikat-Nya untuk mengatupkan mulut singa-singa itu, sehingga mereka tidak mengapa-apakan aku, karena ternyata aku tak bersalah di hadapan-Nya; tetapi juga terhadap tuanku, ya raja, aku tidak melakukan kejahatan."
Lalu (3C) SANGAT SUKACITAlah RAJA dan ia memberi perintah, supaya Daniel ditarik dari dalam gua itu. Maka ditariklah (4) DANIEL dari dalam gua itu, dan TIDAK TERDAPAT LUKA APA APA-APA padanya, karena ia percaya kepada Allahnya.
(2C) Raja memberi perintah, lalu diambillah orang-orang yang telah menuduh Daniel dan mereka dilemparkan ke dalam gua singa, baik mereka maupun anak-anak dan isteri-isteri mereka. Belum lagi mereka sampai ke dasar gua itu, singa-singa itu telah menerkam mereka, bahkan meremukkan tulang-tulang mereka.
Kemudian raja Darius mengirim surat kepada orang-orang dari segala bangsa, suku bangsa dan bahasa, yang mendiami seluruh bumi, bunyinya: "Bertambah-tambahlah kiranya kesejahteraanmu! Bersama ini kuberikan perintah, bahwa (3D) di seluruh kerajaan yang kukuasai ORANG HARUS TAKUT DAN GENTAR KEPADA ALLAHnya Daniel, sebab Dialah Allah yang hidup, yang kekal untuk selama-lamanya; pemerintahan-Nya tidak akan binasa dan kekuasaan-Nya tidak akan berakhir. Dia melepaskan dan menolong, dan mengadakan tanda dan mujizat di langit dan di bumi, Dia yang telah melepaskan Daniel dari cengkaman singa-singa."
Renungan
1. Teladan keberanian beriman
(1AB) Bagi Daniel, ibadah adalah bagian terpenting dari seluruh hidupnya. Ia sungguh yakin bahwa Allah yang dilayani dan ditaatinya adalah Allah yang hidup dan berkuasa mengatupkan mulut singa-singa yang buas itu.
(2ABC) Orang-orang yang menyebarkan tuduhan kepada Daniel dihukum setimpal dengan kejahatan mereka. (3A-D, 4) Tuhan menyatakan kuasa-Nya.
Kisah Daniel mengajarkan dan memberikan teladan bagi kita tentang keberanian beriman yang utuh kepada Tuhan. Iman yang sedemikian itulah yang benar di hadapan Allah. Di masa Perjanjian Baru ini, kuasa kemenangan Kristuslah yang memampukan orang beriman bertahan menghadapi berbagai tantangan dan tekanan hidup.