Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Kamis, 21 November 2019: Peringatan SP Maria dipersembahkan kepada Allah - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: 1 Mak 2:15-29; Mzm 50:1-2, 5-6, 14-15; Luk 19:41-44; RU SP Maria
Kemudian para pegawai raja yang bertugas MEMAKSA orang-orang Yahudi MURTAD datang ke kota Modein untuk menuntut pengorbanan. Banyak orang Israel datang kepada mereka. Adapun Matatias serta anak-anaknya berhimpun pula. Pegawai raja itu angkat bicara dan berkata kepada Matatias: "Saudara adalah seorang pemimpin, orang terhormat dan pembesar di kota ini dan lagi didukung oleh anak-anak serta kaum kerabat saudara. Baiklah saudara sekarang juga maju ke depan sebagai orang pertama untuk memenuhi penetapan raja, sebagaimana telah dilakukan semua bangsa, bahkan orang-orang Yehuda dan mereka yang masih tertinggal di Yerusalem. Kalau demikian, niscaya saudara serta anak-anak saudara termasuk ke dalam kalangan sahabat-sahabat raja dan akan dihormati dengan perak, emas dan banyak hadiah!"
Tetapi Matatias menjawab dengan suara lantang: (*) "Kalaupun segala bangsa di lingkungan wilayah raja mematuhi seri baginda dan masing-masing murtad dari ibadah nenek moyangnya serta menyesuaikan diri dengan perintah-perintah seri baginda, namun aku serta anak-anak dan kaum kerabatku TERUS HENDAK HIDUP MENURUT PERJANJIAN nenek moyang kami. SEMOGA TUHAN MENCEGAH bahwa KAMI MENINGGALKAN HUKUM TAURAT SERTA PERATURAN-PERATURAN TUHAN. Titah raja itu tidak dapat kami taati dan kami tidak dapat menyimpang dari ibadah kami baik ke kanan maupun ke kiri!"
Matatias belum lagi selesai mengucapkan perkataan tadi maka seorang Yahudi sudah tampil ke muka di depan umum untuk mempersembahkan korban di atas perkorbanan di kota Modein menurut penetapan raja. Melihat itu Matatias naik darah dan gentarlah hatinya serta meluap-luaplah geramnya yang tepat. Disergapnya orang Yahudi itu dan digoroknya di dekat perkorbanan itu. Petugas raja yang memaksakan korban itu dibunuhnya pula pada saat itu juga. Kemudian perkorbanan itu dirobohkannya. Serupalah kerajinannya untuk hukum Taurat itu dengan apa yang telah dilakukan dahulu oleh Pinehas kepada Zimri bin Salom. Lalu berteriaklah Matatias dengan suara lantang di kota Modein: "Siapa saja yang rindu memegang hukum Taurat dan berpaut pada perjanjian hendaknya ia mengikuti aku!"
Kemudian Matatias serta anak-anaknya melarikan diri ke pegunungan. Segala harta miliknya di kota ditinggalkannya. Kemudian turunlah ke padang gurun banyak orang yang mencari kebenaran dan keadilan.
Renungan
1. Ada penyegahan dari Tuhan
(*) Bagi orang baik ketika ada desakan atau ajakan untuk berbuat jahat atau berdosa, sebenarnya ada penyegahan dari Tuhan, antara lain ada perasaan kurang enak di hati atau kurang aman.
Jika kita terbiasa taat dan setia pada aturan dan tatanan yang kelihatan, sebagaimana terpampang di tempat-tempat umum, jalanan, kantor, dst., kiranya dengan mudah kita taat dan setia pada kehendak Tuhan atau bisikan Roh Kudus.
Marilah dalam hidup sehari-hari kita melatih dan membiasakan diri terus-menerus ‘taat pada perintah Tuhan’ , yang bagi kita semua berarti taat pada aturan dan tatanan yang terkait dengan hidup, panggilan dan tugas pengutusan kita.