Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Jumat, 16 Agustus 2019: Hari Biasa XIX - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Yos 24:1-13; Mzm 136:1-3, 16-18, 21-22, 24; Mat 19:3-12
Maka datanglah orang-orang Farisi kepada-Nya untuk mencobai Dia. Mereka bertanya: "Apakah diperbolehkan orang menceraikan isterinya dengan alasan apa saja?"
Jawab Yesus: "Tidakkah kamu baca, bahwa Ia yang menciptakan manusia sejak semula menjadikan mereka laki-laki dan perempuan? Dan firman-Nya: Sebab itu (*) laki-laki akan meninggalkan ayah dan ibunya dan bersatu dengan isterinya, sehingga keduanya itu menjadi satu daging. Demikianlah mereka bukan lagi dua, melainkan satu. Karena itu, apa yang telah dipersatukan Allah, tidak boleh diceraikan manusia."
Kata mereka kepada-Nya: "Jika demikian, apakah sebabnya Musa memerintahkan untuk memberikan surat cerai jika orang menceraikan isterinya?" Kata Yesus kepada mereka: "Karena ketegaran hatimu Musa mengizinkan kamu menceraikan isterimu, tetapi sejak semula tidaklah demikian.
Tetapi Aku berkata kepadamu: Barangsiapa menceraikan isterinya, kecuali karena zinah, lalu kawin dengan perempuan lain, ia berbuat zinah."
Renungan
1. Suami-istri saling menguduskan
(*) Perkawinan merupakan sebuah persekutuan manusiawi yang diberkati dalam keluhuran ilahi. Setiap pasangan dipanggil untuk menjadi sakramen keselamatan bagi pasangannya. Suami dipanggil untuk menguduskan istri, demikian juga istri dipanggil untuk menguduskan suami. Suami istri dipanggil untuk menguduskan keluarga yang di dalamnya anak-anak hadir bagi mereka.
Hidup dalam pekawinan tidak menjanjikan kebahagiaan yang tanpa masalah. Jika pasangan mau saling mendengarkan dan memperbaiki diri maka mereka sanggup menghadapi persoalan yang berat dalam keluarga karena Tuhan menjanjikan penyertaan untuk selamanya.
Semoga setiap pasangan senantiasa semakin mendewasakan setiap pasangannya dan mempunyai pengharapan dalam nama-Nya.