Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Rabu, 24 Juli 2019: Hari Biasa XVI - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Kel 16:1-5, 9-15; Mzm 78:18-19, 23-24, 25-26, 27-28; Mat 13:1-9
Setelah mereka berangkat dari Elim, tibalah segenap jemaah Israel di padang gurun Sin, yang terletak di antara Elim dan gunung Sinai, pada hari yang kelima belas bulan yang kedua, sejak mereka keluar dari tanah Mesir.
Di padang gurun itu (1) bersungut-sungutlah segenap jemaah Israel kepada Musa dan Harun; dan berkata kepada mereka: "Ah, kalau kami mati tadinya di tanah Mesir oleh tangan Tuhan ketika kami duduk menghadapi kuali berisi daging dan makan roti sampai kenyang! Sebab kamu membawa kami keluar ke padang gurun ini untuk membunuh seluruh jemaah ini dengan kelaparan."
Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Musa: "Sesungguhnya Aku akan menurunkan dari langit hujan roti bagimu; maka bangsa itu akan keluar dan memungut tiap-tiap hari sebanyak yang perlu untuk sehari, supaya mereka Kucoba, apakah mereka hidup menurut hukum-Ku atau tidak. Dan pada hari yang keenam, apabila mereka memasak yang dibawa mereka pulang, maka yang dibawa itu akan terdapat dua kali lipat banyaknya dari apa yang dipungut mereka sehari-hari."
Kata Musa kepada Harun: "Katakanlah kepada segenap jemaah Israel: Marilah dekat ke hadapan Tuhan, sebab Ia telah mendengar sungut-sungutmu."
Dan sedang Harun berbicara kepada segenap jemaah Israel, mereka memalingkan mukanya ke arah padang gurun — maka tampaklah kemuliaan Tuhan dalam awan.
Lalu berfirmanlah Tuhan kepada Musa: "Aku telah mendengar sungut-sungut orang Israel; katakanlah kepada mereka: (2A) Pada waktu senja kamu akan makan daging dan (2B) pada waktu pagi kamu akan kenyang makan roti; maka kamu akan mengetahui, bahwa Akulah Tuhan, Allahmu."
Pada waktu petang datanglah berduyun-duyun burung puyuh yang menutupi perkemahan itu; dan pada waktu pagi terletaklah embun sekeliling perkemahan itu. Ketika embun itu telah menguap, tampaklah pada permukaan padang gurun sesuatu yang halus, sesuatu yang seperti sisik, halus seperti embun beku di bumi.
Ketika orang Israel melihatnya, berkatalah mereka seorang kepada yang lain: "Apakah ini?" Sebab mereka tidak tahu apa itu. Tetapi Musa berkata kepada mereka: "Inilah roti yang diberikan Tuhan kepadamu menjadi makananmu.
Renungan
1. Penyertaan Tuhan
(1) Ketika masalah datang, janganlah bersungut-sungut dan menyalahkan orang lain. Itu tiada berguna, bahkan mendukakan Tuhan.
(2AB) Secara manusiawi, kita cenderung tidak mau berserah kepada-Nya sebelum benar-benar terpojok. Tujuan Tuhan mengizinkan krisis itu terjadi untuk menguji hati kita. Jika kita menyadari hal ini, maka Tuhan menunjukkan kasih dan kuasa-Nya, dengan pemeliharaan-Nya yang ajaib.
Ingatlah! Apapun yang terjadi dalam hidup kita, Tuhan tidak pernah membiarkan kita berjalan sendirian.