Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Jumat, 20 September 2019: PW St. Andreas Kim Taegon, Imam, dan St. Paulus Chong Hasang, dkk., Martir Korea - Tahun C/I (Merah)
Bacaan: 1 Tim 6:2c-12; Mzm 49:6-7, 8-9, 17-18, 19-20; Luk 81-3; RUybs.
Ajarkanlah dan nasihatkanlah semuanya ini. Jika seorang mengajarkan ajaran lain dan tidak menurut perkataan sehat — yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus — dan tidak menurut ajaran yang sesuai dengan ibadah kita, ia adalah seorang yang berlagak tahu padahal tidak tahu apa-apa. Penyakitnya ialah mencari-cari soal dan bersilat kata, yang menyebabkan dengki, cidera, fitnah, curiga, percekcokan antara orang-orang yang tidak lagi berpikiran sehat dan yang kehilangan kebenaran, yang mengira ibadah itu adalah suatu sumber keuntungan.
Memang ibadah itu kalau disertai rasa cukup, memberi keuntungan besar. Sebab (2C) kita tidak membawa sesuatu apa ke dalam dunia dan kita pun tidak dapat membawa apa-apa ke luar. Asal ada makanan dan pakaian, cukuplah.
Tetapi (1) mereka yang ingin kaya terjatuh ke dalam pencobaan, ke dalam jerat dan ke dalam berbagai-bagai nafsu yang hampa dan yang mencelakakan, yang menenggelamkan manusia ke dalam keruntuhan dan kebinasaan. Karena akar segala kejahatan ialah cinta uang. Sebab oleh memburu uanglah (2A) beberapa orang telah menyimpang dari iman dan menyiksa dirinya dengan berbagai-bagai duka.
Tetapi engkau hai manusia Allah, jauhilah semuanya itu, kejarlah keadilan, ibadah, kesetiaan, kasih, kesabaran dan kelembutan. (2B) Bertandinglah dalam pertandingan iman yang benar dan rebutlah hidup yang kekal. Untuk itulah engkau telah dipanggil dan telah engkau ikrarkan ikrar yang benar di depan banyak saksi.
Renungan
Perlu kita sadari bahwa selama kita hidup di bumi ini kita akan mengalami banyak pergumulan dan juga peperangan rohani.
(1) Ingin cepat kaya dan cinta terhadap uang adalah hal yang diingini oleh manusia. Memiliki keinginan terhadap sesuatu itu tidaklah salah; jika diarahkan kepada perkara yang tepat dan benar. Sebaliknya, jika sifat mengingini ini terarah pada hal-hal yang negatif akan membawa seseorang kepada kehancuran.
(2ABC) Hidup orang percaya sepenuhnya tergantung pada iman di dalam janji-janji Tuhan. Hanya imanlah yang mampu menaklukkan kecenderungan yang ada di dalam diri kita yang selalu ingin melakukan perkara-perkara duniawi itu sehingga kita mampu menjalani hidup sesuai dengan cara Tuhan (1 Yoh 5:4b-5).