Pages

Minggu, 29 September 2019

Protestantisme: Sola Fide, Sola Scriptura, Sola Gratia, dan Predestinasi



Protestantisme awalnya merupakan suatu gerakan pembaharuan Gereja yang dilakukan oleh Martin Luther. Luther adalah seorang pastur Katolik dari ordo Santo Agustinus dan mengajar Kitab Suci di universitas Witenberg-Jerman. Ia seorang imam yang bersemangat dan saleh. Luther mendalami karya Agustinus terutama mengenai Teologi Rahmat. 

Puncak pencariannya akan Allah akhirnya sampai pada apa yang disebutnya sebagai “pengalaman menara.” Ia memprotes Simonisme (penjualan harta rohani yaitu sakramen pengakuan) yang dilakukan Gereja pada waktu itu untuk pembangunan Basilika St. Petrus di Roma. Gagasan terkenal waktu itu adalah “sekeping uang yang diletakan pada kotak persembahan maka satu jiwa diselamatkan.” 

Puncak protes Luther ketika ia menempelkan 95 dalil di depan pintu masuk universitas Witenberg. Protes Luther terhadap Gereja didukung oleh raja-raja di Jerman waktu itu yang tidak begitu senang terhadap Gereja Katolik. 

Gerakan pembaharuan ini akhirnya mengarah kepada perpisahan antara Gereja Katolik dan pengikut Luther yang melahirkan gereja-gereja Protestan. Gerakan ini dilanjutkan oleh tokoh-tokoh seperti John Calvin, Zwingli, Wesley, dan lain-lain. 

Ada empat pokok penting dalam teologi Luther yaitu: Sola Fide, Sola Scriptura, Sola Gratia dan ajaran tentang Predestinasi.

Sola Fide berarti “hanya iman.” Artinya manusia hanya bisa selamat melulu karena iman kepada Yesus Kristus, bukan karena perbuatan-perbuatannya sendiri. Dasar Kitab Suci dari gagasan ini terdapat dalam Surat Rasul Paulus kepada jemaat di Roma 4:5; 5:1; 9:32; 11:6-7. Iman itu sendiri pada gilirannya adalah semata-mata kasih karunia Allah (Sola Gratia). Lalu ungkapan Sola Scriptura yang berarti “hanya Alkitab” mau mengatakan bahwa Alkitab adalah satu-satunya sumber penghayatan dan pengajaran iman

Ketiga ajaran ini mencerminkan perbedaan ajaran Protestan dan Katolik.

Menurut iman Katolik, kita memang dibenarkan Allah melulu karena iman bukan perbuatan kita, iman adalah anugerah semataNamun begitu orang dibenarkan karena iman, orang juga dituntut untuk hidup sesuai dengan martabat KristianinyaOrang Kristiani harus menghayati imannya dalam perbuatan atau tindakan yang nyata. 

Santo Yakobus mengatakan: “Iman tanpa perbuatan pada hakikatnya adalah mati.” Lagi “iman tanpa perbuatan adalah iman yang kosong.” “Iman bekerjasama dengan perbuatan-perbuatan dan oleh perbuatan-perbuatan iman menjadi sempurna” (Yak 2:21-22).

Akan tetapi di lain pihak perbuatan tanpa iman hanyalah kosong belaka. Setiap perbuatan orang Kristiani akan memiliki nilai kalau dilakukan dalam iman. Paulus juga mengatakan: “kerjakan keselamatanmu dengan takut dan gentar" (Flp 2:12). 

Jadi, keselamatan manusia merupakan hasil kerja sama antara Allah dan manusia meskipun pada awal mulanya Allah yang memulai keselamatan dalam diri kita

Singkatnya dapat dikatakan bahwa meskipun Gereja Katolik mengakui iman adalah anugerah dari Allah, namun usaha (perbuatan) menusia sangat penting. 

Luther juga berpendapat bahwa kodrat manusia sama sekali telah dirusak oleh dosa asal, sehingga apa saja yang dilakukan manusia hanya dosa dan kebusukan belaka dan dengan demikian tidak memiliki nilai keselamatan.

Mengenai Sola Scriptura ajaran Katolik mengatakan bahwa selain Kitab Suci, Tradisi Suci juga merupakan sumber iman. Tradisi Suci merupakan bentuk Sabda Allah yang tidak dituliskan dalam kata-kata melainkan dihayati (sejak zaman para rasul hingga sekarang), dalam ibadat, ajaran, dan cara hidup Kristiani. 

Tradisi Suci tidak tertulis dalam Kitab Suci tetapi dihidupi dalam keseharian dalam penghayatan iman sebagai orang Kristiani.

Selain ketiga sola di atas perbedaan yang cukup tajam antara Protestan dan Katolik adalah mengenai ajaran “predestinasi.” 

Predestinasi berarti manusia sudah ditentukan untuk selamat atau dihukum (Misal: Yoh 17:12, Rm 8:28). 

Ajaran ini dianut oleh Luther, bagi dia jemaat Gereja adalah orang-orang pilihan Tuhan untuk diselamatkanSebaliknya orang lain yang tidak dipilih Tuhan akan binasa. (ajaran ini membuat pengikut Luther tidak kenal kompromi dengan agama lain).

Ajaran predestinasi memiliki konsekuesi yang cukup besar terhadap perbuatan manusia. Apapun yang dilakukan manusia, walaupun itu baik tidak mendatangkan keselamatan kalau ia bukan orang pilihan Allah. 

Demikian juga sebaliknya perbuatan jahat yang dilakukan oleh orang pilihan Allah tidak membatalkan keselamatan sebab sejak awal ia ditentukan untuk diselamatkan. Itu semua bertentangan dengan iman Gereja Katolik.

(Sumber : carmelia.net)