Pages

Sabtu, 28 September 2019

Amanat Agung



Kerinduan Allah akan dunia ini: setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa, melainkan beroleh hidup yang kekal (Yoh 3:16; Yoh 17:3 » Inilah hidup yang kekal itu, yaitu bahwa mereka mengenal Engkau, satu-satunya Allah yang benar, dan mengenal Yesus Kristus yang telah Engkau utus). 

Oleh karena itu Juruselamat memerintahkan kita untuk menjalankan “Amanat Agung-Nya” (Mrk 16:15-20; Mat 28:19-20 » Pergilah ke seluruh dunia, beritakanlah Injil ... jadikanlah semua bangsa murid-Ku ... ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. ... Mereka pun pergilah memberitakan Injil ke segala penjuru, dan Tuhan menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman dan Ia turut bekerja dan meneguhkan firman itu dengan tanda-tanda yang menyertainya). Misi adalah perintah bukan pilihan

Kegagalan untuk pergi melakukan misi adalah sama dengan kegagalan untuk taat. Kita tidak dituntut untuk bisa/mampu melainkan untuk pergi dengan rela, karena Dia sendiri (melalui Roh Kudus) akan memperlengkapi dan juga menyertai kita sampai akhir jaman

Kamu dahulu hidup jauh dari Allah dan yang memusuhi-Nya dalam hati dan pikiran seperti yang nyata dari perbuatanmu yang jahat, sekarang diperdamaikan-Nya, di dalam tubuh jasmani Kristus oleh kematian-Nya, untuk menempatkan kamu kudus dan tak bercela dan tak bercacat di hadapan-Nya (Kol 1:21-23). Jadi, kamu telah ditebus dari cara hidupmu yang sia-sia dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus (1 Ptr 1:18-19). 

Oleh karena itu kamu telah berhutang pada-Nya (Rm 13:8 » berhutang kasih). Artinya hutang terbesar orang percaya adalah menyatakan kasih terhadap sesama), maka memberitakan Injil adalah keharusan (1 Kor 9:16), untuk menuntun semua bangsa, supaya mereka percaya dan taat kepada nama-Nya (Rm 1:1, 5). 

Jadi, tidak ada hal lain yang lebih besar untuk ‘membalas’ kebaikan Allah selain melaksanakan pekabaran Injil sehingga orang lain juga dapat mengalami keselamatan yang sama. Tidak ada pelayanan yang terlalu kecil atau pengorbanan yang terlalu besar apabila dilakukan untuk kemuliaan Tuhan. 

Dalam pengalaman penginjilan yang dilakukan oleh Paulus, ia berkata bahwa kasih Kristuslah yang menguasai dan mendorongnya untuk memberitakan Injil, sehingga ia rela mengorbankan miliknya bahkan memberikan dirinya bagi mereka yang dilayaninya (2 Kor 5:14; 12:15). 

Kasih Kristus terhadap orang-orang berdosa adalah kasih yang memberi diri demi keselamatan orang yang dikasihi (Yohanes 15:13). Jadi, jika kita mengasihi Allah dan kasihnya tinggal di dalam kita, pastilah kita juga terdorong untuk menyatakan kasih yang sama kepada orang-orang terhilang. 

Satu jiwa yang bisa kita persembahkan kepada Tuhanbaunya seperti wangi-wangian dupa narwastu

Krisis orang berdosa (perikop di bawah ini berbicara tentang dosa kelalaian) yang mendorong kita untuk pergi kepada mereka dan menceritakan Kabar Baik padanya agar mereka tidak kehilangan nyawanya untuk selamanya. Jadi, krisis dalam hidup saat ini ada kaitannya dengan kehidupan yang akan datang

Sebagai gambaran: Jika kita melihat orang yang terjebak dalam bahaya dan butuh pertolongan dan kita dapat memberi pertolongan, maka kita tidak perlu lagi bertanya mengapa harus pergi, melainkan kita harus bergegas untuk pergi memberikan pertolongan. 

[Luk 16:19-31] "Ada (1A) seorang kaya yang selalu berpakaian jubah ungu dan kain halus, dan setiap hari ia bersukaria dalam kemewahan. Dan ada (2A) seorang pengemis bernama Lazarus, badannya penuh dengan borok, berbaring dekat pintu rumah orang kaya itu, dan ingin menghilangkan laparnya dengan apa yang jatuh dari meja orang kaya itu. Malahan anjing-anjing datang dan menjilat boroknya. 

Kemudian (2Bmatilah orang miskin itu, lalu dibawa oleh malaikat-malaikat ke pangkuan Abraham. (1BOrang kaya itu juga mati, lalu dikubur. Dan sementara ia menderita sengsara di alam maut ia memandang ke atas, dan dari jauh dilihatnya Abraham, dan (2C) Lazarus duduk di pangkuannya. Lalu ia berseru, katanya: Bapa Abraham, kasihanilah aku. Suruhlah Lazarus, supaya ia mencelupkan ujung jarinya ke dalam air dan menyejukkan lidahku, sebab (1C) aku sangat kesakitan dalam nyala api ini.

Tetapi Abraham berkata: Anak, ingatlah, bahwa (1Dengkau telah menerima segala yang baik sewaktu hidupmu, sedangkan (2DLazarus segala yang buruk. Sekarang ia mendapat hiburan dan engkau sangat menderita. Selain dari pada itu di antara kami dan engkau terbentang jurang yang tak terseberangi, supaya mereka yang mau pergi dari sini kepadamu ataupun mereka yang mau datang dari situ kepada kami tidak dapat menyeberang. 

Kata orang itu: Kalau demikian, aku minta kepadamu, bapa, supaya engkau menyuruh dia ke rumah ayahku, sebab masih ada lima orang saudaraku, supaya ia memperingati mereka dengan sungguh-sungguh, agar mereka jangan masuk kelak ke dalam tempat penderitaan ini. 

Tetapi kata Abraham: Ada pada mereka kesaksian Musa dan para nabi; baiklah mereka mendengarkan kesaksian itu. Jawab orang itu: Tidak, Bapa Abraham, tetapi jika ada seorang yang datang dari antara orang mati kepada mereka, mereka akan bertobat. 

Kata Abraham kepadanya: Jika mereka tidak mendengarkan kesaksian Musa dan para nabi, mereka tidak juga akan mau diyakinkan, sekalipun oleh seorang yang bangkit dari antara orang mati." 


» (1A-D; 2A-D) Kisah tentang orang kaya dan Lazarus memberikan gambaran keadaan manusia sesudah kematian. Jiwa manusia dihakimi Allah untuk segala perbuatannya.

(1A-D) Orang kaya ini melakukan dosa kelalaian, hatinya begitu tertutup pada hartanya sampai-sampai ia buta untuk menunjukkan belas kasih pada orang menderita.

[Kis 8:26-38] Kemudian berkatalah seorang malaikat Tuhan kepada Filipus, katanya: "Bangunlah dan berangkatlah ke sebelah selatan, menurut jalan yang turun dari Yerusalem ke Gaza." Jalan itu jalan yang sunyi. Lalu berangkatlah Filipus. Adalah seorang Etiopia, seorang sida-sida, pembesar dan kepala perbendaharaan Sri Kandake, ratu negeri Etiopia, yang pergi ke Yerusalem untuk beribadah. Sekarang orang itu sedang dalam perjalanan pulang dan duduk dalam keretanya sambil membaca kitab nabi Yesaya

Lalu kata Roh kepada Filipus: "Pergilah ke situ dan dekatilah kereta itu!" Filipus segera ke situ dan mendengar sida-sida itu sedang membaca kitab nabi Yesaya. Kata Filipus: "Mengertikah tuan apa yang tuan baca itu?" Jawabnya: "Bagaimanakah aku dapat mengerti, kalau tidak ada yang membimbing aku?" Lalu ia meminta Filipus naik dan duduk di sampingnya. 

Nas yang dibacanya itu berbunyi seperti berikut: Seperti seekor domba Ia dibawa ke pembantaian; dan seperti anak domba yang kelu di depan orang yang menggunting bulunya, demikianlah Ia tidak membuka mulut-Nya. Dalam kehinaan-Nya berlangsunglah hukuman-Nya; siapakah yang akan menceriterakan asal usul-Nya? Sebab nyawa-Nya diambil dari bumi. 

Maka kata sida-sida itu kepada Filipus: "Aku bertanya kepadamu, tentang siapakah nabi berkata demikian? Tentang dirinya sendiri atau tentang orang lain?" Maka mulailah Filipus berbicara dan bertolak dari nas itu ia memberitakan Injil Yesus kepadanya

Mereka melanjutkan perjalanan mereka, dan tiba di suatu tempat yang ada air. Lalu kata sida-sida itu: "Lihat, di situ ada air; apakah halangannya, jika aku dibaptis?" [Sahut Filipus: "Jika tuan percaya dengan segenap hati, boleh." Jawabnya: "Aku percaya, bahwa Yesus Kristus adalah Anak Allah."]. Lalu orang Etiopia itu menyuruh menghentikan kereta itu, dan keduanya turun ke dalam air, baik Filipus maupun sida-sida itu, dan Filipus membaptis dia. 

» Mengajar adalah menjelaskan kepada mereka apa yang terkandung dalam Alkitab, yakni: berita keselamatan bagi orang yang akan binasa karena dosaAllah menugaskan seseorang yang akan menuntun atau mengajar orang-orang terhilang tentang kebenaran dari firman Allah, yakni bagaimana caranya untuk diselamatkan

Bagaimana mereka dapat berseru kepada-Nyajika mereka tidak percaya kepada Dia? Bagaimana mereka dapat percaya kepada Diajika mereka tidak mendengar tentang Dia. Bagaimana mereka mendengar tentang Diajika tidak ada yang memberitakan-Nya? Dan bagaimana mereka dapat memberitakan-Nyajika mereka tidak diutusSeperti ada tertulis: "Betapa indahnya kedatangan mereka yang membawa kabar baik!" (Rm 10:14-15). 

Gereja tidak akan bertumbuh dan berkembang jika tidak menjadi gereja yang misionaris. Jadi, untuk merealisasikan tugas memenangkan jiwa-jiwa bagi Kristus, gereja harus mengirim misionaris ke berbagai penjuru dunia dan harus merubah caranya dalam pewartaan, yaitu melalui kotbah yang menarik. 

Kaum awam, semua umat beriman, telah menerima dari Allah tugas kerasulan berkat Pembaptisan dan Penguatan; karena itu mereka mempunyai hak dan kewajiban, baik sendiri-sendiri maupun dalam persekutuan dengan orang lain, untuk berusaha supaya semua manusia di seluruh dunia mengenal dan menerima berita keselamatan ilahi. Kewajiban ini lebih mendesak lagi, apabila orang tertentu hanya melalui mereka dapat menerima Injil dan mengenal Kristus. Dalam persekutuan gerejani kegiatan mereka demikian penting, sehingga kerasulan pastor sering tidak dapat berkembang sepenuhnya tanpa mereka (KGK 900). 

Jadi, orang-orang beriman harus bersaksi di mana pun Allah telah menempatkannya, baik secara pribadi (non lembaga - tidak ada penugasan formal dari gereja) maupun secara lembaga misi

Memiliki keberanian dan semangat untuk bersaksi adalah baik, tetapi jika tidak didukung dengan cara hidup yang baik dan benar maka hal itu menjadi tidak berarti. Bagaimana mungkin mereka percaya dengan kesaksian kita jika cara hidup kita berbeda atau bertolak-belakang dengan apa yang kita katakan dan yakini. Dalam tugas menjadi saksi bagi mereka yang terhilang, kita harus menunjukkan kepada mereka bahwa kita mengetahui jalan keselamatan. Dua hal diatas harus berjalan berdampingan atau berjalan dengan keseimbangan.

(Sumber: Warta KPI TL No. 173/IX/2019).