Pages

Jumat, 05 Juli 2019

Mrk 3:20-35

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Minggu, 10 Juni 2018: Hari Minggu Biasa X - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Kej 3:9-15; Mzm 130:1-2, 3-4ab, 4c-6, 7-8; 2 Kor 4:13 - 5:1; Mrk 3:20-35


Kemudian Yesus masuk ke sebuah rumah. Maka datanglah orang banyak berkerumun pula, sehingga makanpun mereka tidak dapat. Waktu kaum keluarga-Nya mendengar hal itu, mereka datang hendak mengambil Dia, sebab kata mereka Ia tidak waras lagi.

Dan ahli-ahli Taurat yang datang dari Yerusalem berkata: "Ia kerasukan Beelzebul," dan: "Dengan penghulu setan Ia mengusir setan." Yesus memanggil mereka, lalu berkata kepada mereka dalam perumpamaan: "Bagaimana Iblis dapat mengusir Iblis? (*) Kalau suatu kerajaan terpecah-pecah, kerajaan itu tidak dapat bertahan, dan jika suatu rumah tangga terpecah-pecah, rumah tangga itu tidak dapat bertahan. Demikianlah juga kalau Iblis berontak melawan dirinya sendiri dan kalau ia terbagi-bagi, ia tidak dapat bertahan, melainkan sudahlah tiba kesudahannya.

Tetapi tidak seorangpun dapat memasuki rumah seorang yang kuat untuk merampas harta bendanya apabila tidak diikatnya dahulu orang kuat itu. Sesudah itu barulah dapat ia merampok rumah itu.

Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya semua dosa dan hujat anak-anak manusia akan diampuni, ya, semua hujat yang mereka ucapkan. Tetapi apabila seorang menghujat Roh Kudus, ia tidak mendapat ampun selama-lamanya, melainkan bersalah karena berbuat dosa kekal." Ia berkata demikian karena mereka katakan bahwa Ia kerasukan roh jahat.


Renungan


1. Berani bertanggung jawab

Kecenderungan terbesar manusia adalah tidak mau disalahkan walaupun itu benar-benar telah berbuat salah. Ia akan berusaha untuk membenarkan diri dengan argumentasi pembelaan yang masuk akal bahkan mengambinghitamkan orang lain.

Yesus berani bertanggung jawab dengan memberikan suatu perumpamaan (*). Oleh karena itu, marilah kita belajar dari pengalaman Yesus, terlebih dari sikap-Nya, yaitu berani bertanggung jawab atas seluruh situasi hidup yang diperhadapkan kepada-Nya dengan tidak tawar hati serta pengorbanan dan pemberian diri yang tanpa batas atas kehendak Allah.