Allah memberi nama kepada Diri-Nya sendiri supaya kita bisa memanggil-Nya (KGK 203-213, 230-231),
Allah tidak ingin selamanya tidak dikenal. Ia tidak ingin disebut "yang lebih tinggi" yang hanya menjadi dugaan saja. Allah ingin dikenal dan dipanggil sebagai pribadi yang nyata dan aktif.
Dalam semak yang terbakar, Allah memperkenalkan Diri-Nya kepada Musa dengan nama-Nya yang kudus YHWH (Kel 3:14). Allah membuat umat-Nya mampu memanggil Dia, tetapi Dia masih Allah yang tersembunyi, Sang Misteri yang hadir,
Dari semua rujukan nama Allah, nama Allah itu sendiri tidak pernah diucapkan oleh bangsa Israel; nama Adonai (Tuhan) dipakai untuk menggantikan nama Allah. Kata yang sama ini digunakan dalam Perjanjian Baru ketika memuliakan Yesus sebagai Allah yang benar: "Yesus adalah Tuhan" (Rm 10:9).
(Sumber: Youcat 31).