Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Sabtu, 1 Juni 2019: PW St. Yustinus, Martir - Tahun C/I (Merah)
Bacaan: Kis 18:23-28; Mzm 47:2-3, 8-9, 10; Yoh 16:23b-28; RUybs.
Setelah beberapa hari lamanya ia tinggal di situ, ia berangkat pula, lalu menjelajahi seluruh tanah Galatia dan Frigia untuk meneguhkan hati semua murid.
Sementara itu datanglah ke Efesus seorang Yahudi bernama (1) Apolos, yang berasal dari Aleksandria. Ia seorang yang (A) fasih berbicara dan sangat mahir dalam soal-soal Kitab Suci. Ia telah menerima pengajaran dalam Jalan Tuhan. Dengan bersemangat ia berbicara dan dengan teliti (B) ia mengajar tentang Yesus, tetapi ia hanya mengetahui baptisan Yohanes. Ia mulai mengajar dengan berani di rumah ibadat.
Tetapi setelah (2) Priskila dan Akwila mendengarnya, mereka membawa dia ke rumah mereka dan dengan teliti menjelaskan kepadanya Jalan Allah.
Karena Apolos ingin menyeberang ke Akhaya, saudara-saudara di Efesus mengirim surat kepada murid-murid di situ, supaya mereka menyambut dia. Setibanya di Akhaya maka ia, oleh kasih karunia Allah, menjadi seorang yang sangat berguna bagi orang-orang yang percaya.
Sebab dengan tak jemu-jemunya ia membantah orang-orang Yahudi di muka umum dan membuktikan dari Kitab Suci bahwa Yesus adalah Mesias.
Renungan
1. Kawan sekerja
(1, A) Andaikan kita mendengar Apolos mewartakan Injil, kita mungkin akan menganggap dia sebagai pemberita Injil yang hebat. (B) Rupanya ia tertarik mewartakan Kristus dengan memanfaatkan sumber perpustakaan yang baik di kota Alexandria, namun ia belum sungguh-sungguh mengenal Kristus.
(2) Priskila dan Akwila mempunyai kepekaan, tidak terpaku hanya pada apa yang tampak. Ketika mereka mendengar pengajaran Apolos dan menemukan sesuatu yang “kurang”. Mereka tanpa segan menuntun Apolos, sampai dia sungguh berjumpa dengan Yesus Kristus dan siap menjadi pelayan Injil sejati.
Apa yang dilakukan oleh Akwila dan Priskila merupakan area pelayanan yang tidak kalah penting. Kita pun bisa seperti mereka.
Bila ada orang seperti Apolos di gereja kita, kita bisa mengajak mereka mengikuti kelompok pembinaan, memberikan buku-buku bermutu atau mengusulkan agar dia mengikuti pelajaran khusus yang akan membuat pelayanannya menjadi lebih efektif.