Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Sabtu, 25 Mei 2019: Hari Biasa Pekan V Paskah - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Kis 16:1-10; Mzm 100:1-2, 3, 5; Yoh 15:18-21
Paulus datang juga ke Derbe dan ke Listra. Di situ ada seorang murid bernama Timotius; ibunya adalah seorang Yahudi dan telah menjadi percaya, sedangkan ayahnya seorang Yunani. Timotius ini dikenal baik oleh saudara-saudara di Listra dan di Ikonium, dan (2A) Paulus mau, supaya dia menyertainya dalam perjalanan. Paulus menyuruh menyunatkan dia karena orang-orang Yahudi di daerah itu, sebab setiap orang tahu bahwa bapanya adalah orang Yunani.
Dalam perjalanan keliling dari kota ke kota (2B) Paulus dan Silas menyampaikan keputusan-keputusan yang diambil para rasul dan para penatua di Yerusalem dengan pesan, supaya jemaat-jemaat menurutinya. Demikianlah jemaat-jemaat diteguhkan dalam iman dan makin lama makin bertambah besar jumlahnya.
Mereka melintasi tanah Frigia dan tanah Galatia, karena Roh Kudus mencegah mereka untuk memberitakan Injil di Asia. Dan setibanya di Misia mereka mencoba masuk ke daerah Bitinia, tetapi (3A) Roh Yesus tidak mengizinkan mereka. Setelah melintasi Misia, mereka sampai di Troas.
Pada malam harinya (3B) tampaklah oleh Paulus suatu penglihatan: ada seorang Makedonia berdiri di situ dan berseru kepadanya, katanya: "Menyeberanglah ke mari dan tolonglah kami!" Setelah Paulus melihat penglihatan itu, segeralah kami mencari kesempatan untuk berangkat ke Makedonia, karena dari penglihatan itu kami menarik kesimpulan, bahwa (1) Allah telah memanggil kami untuk memberitakan Injil kepada orang-orang di sana.
Renungan
1. Melayani sesuai rencana Allah
(1) Pelayanan merupakan panggilan Allah. Oleh karena itu, di mana, kepada siapa, dan bagaimana melayani harus sepenuhnya bergantung pada pimpinan dan kehendak Allah.
(2AB) Dalam melayani pekerjaan Tuhan, kita perlu bekerja sama dengan orang lain yang mempunyai beban dan iman yang sama. Tujuannya: dapat berbagi pengalaman rohani, kalau ada yang jatuh, kawan sekerjanya dapat mendoakannya, mengangkat dan menjadi penghibur kawannya (1 Kor 3:9; Flp 4:3; Kol 4:11; Pkh 4:9-10).
(3AB) Kita juga harus peka dalam melakukan setiap pelayanan yang sudah kita pikirkan dan rencanakan dengan baik. Sekiranya rencana kita tidak sesuai dengan kehendak dan rencana Tuhan maka kita harus rela untuk menunda atau merubah rencana kita untuk disesuaikan dengan rencana Tuhan yang pasti lebih baik dan sempurna (Yes. 55:8-9).
Jadi, dalam setiap pelayanan yang Tuhan percayakan untuk kita, kita harus senantiasa bersandar dan berharap serta mengandalkan Tuhan sebagai yang Empunya pelayanan tersebut. Sehingga meskipun ada berbagai halangan atau rintangan bahkan ancaman maut, kita tidak gentar dan goyah.