Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam
hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan
jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Kamis, 11 April 2019: Hari Biasa Pekan V Prapaskah - Tahun C/I (Ungu)
Bacaan: Kej 17:3-9; Mzm 105:4-5, 6-7, 8-9; Yoh 8:51-59
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya."
Kata orang-orang Yahudi kepada-Nya: "Sekarang kami tahu, bahwa (3B) Engkau kerasukan setan. Sebab Abraham telah mati dan demikian juga nabi-nabi, namun Engkau berkata: Barangsiapa menuruti firman-Ku, ia tidak akan mengalami maut sampai selama-lamanya. Adakah Engkau lebih besar dari pada bapa kita Abraham, yang telah mati! Nabi-nabipun telah mati; (3A) dengan siapakah Engkau samakan diri-Mu?"
Jawab Yesus: "Jikalau Aku memuliakan diri-Ku sendiri, maka kemuliaan-Ku itu sedikitpun tidak ada artinya. Bapa-Kulah yang memuliakan Aku, tentang siapa kamu berkata: Dia adalah Allah kami, padahal kamu tidak mengenal Dia, tetapi Aku mengenal Dia. Dan jika Aku berkata: Aku tidak mengenal Dia, maka Aku adalah pendusta, sama seperti kamu, tetapi Aku mengenal Dia dan Aku menuruti firman-Nya. Abraham bapamu bersukacita bahwa ia akan melihat hari-Ku dan ia telah melihatnya dan ia bersukacita."
Maka kata orang-orang Yahudi itu kepada-Nya: (2) "Umur-Mu belum sampai lima puluh tahun dan Engkau telah melihat Abraham?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya (1) sebelum Abraham jadi, Aku telah ada." Lalu mereka mengambil batu untuk melempari Dia; tetapi Yesus menghilang dan meninggalkan Bait Allah.
Renungan
1. Perlunya keselarasan
(2) Yesus adalah Allah yang menjadi manusia, dengan kata lain Ia telah ada sebelum manusia diciptakan. Ungkapan keterbatasan atau ketidakmampuan untuk mengimani bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia, Penyelamat Dunia yang mereka nantikan kedatangan-Nya.
Bahasa yang tidak sambung sering menimbulkan salah paham dan pertengkaran. Dibutuhkan penyelarasan terus menerus supaya bisa mengerti satu sama lain.
Jadi, kita perlu selalu menyelaraskan diri dengan Tuhan, sesama dan seluruh ciptaan supaya saling mengerti dan menumbuhkan.
Ketika keselarasan itu dicapai maka paduan suara kehidupan pun bisa mencapai harmoni yang nyaman di seluruh indera kita.
2. Keselarasan bahasa
(1) Dalam Injil Yohanes 1:1, 14 dikatakan: "Pada mulanya Firman, Firman itu bersama-sama dengan Allah, dan Firman itu adalah Allah. Firman itu telah menjadi manusia, dan diam di antara kita, dan kita telah melihat kemuliaan-Nya, yaitu kemuliaan yang diberikan kepada-Nya sebagai Anak Tunggal Bapa, penuh kasih karunia dan kebenaran.
Yesus adalah Allah yang menjadi manusia, dengan kata lain Ia telah ada sebelum manusia diciptakan.
(2) Ungkapan keterbatasan atau ketidakmampuan untuk mengimani bahwa Yesus adalah Allah yang menjadi manusia, Penyelamat Dunia yang mereka nantikan kedatangan-Nya.
(3AB) Orang Yahudi mencela Yesus karena mengaku sebagai Anak Allah dan bersama dengan Allah. Orang Yahudi yang tidak mengerti mencela karena tidak mengenal Allah. Pikiran negatif demi kepentingan diri sendiri menjauhkan mereka dari pertolongan Allah.
Ujung ketidaktahuan dan salah sambung dengan misteri agung jati diri Yesus, membuat orang-orang Yahudi menyimpulkan, bahwa Yesus kerasukan setan. Bahkan lebih dari kata, mereka mengambil batu untuk melempari Dia.
Bahasa yang tidak sambung sering menimbulkan salah paham dan pertengkaran. Oleh karena itu dibutuhkan penyelarasan diri terus menerus dengan Tuhan, sesama dan seluruh ciptaan supaya saling mengerti dan menumbuhkan. Ketika keselarasan itu dicapai maka paduan suara kehidupan pun bisa mencapai harmoni yang nyaman di seluruh indera kita.