Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Senin, 26 November 2018: Hari Biasa XXXIV - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Why 14:1-3, 4b-5; Mzm 24:1-2, 3-4ab, 5-6; Luk 21:1-4
Dan aku melihat: sesungguhnya, Anak Domba berdiri di bukit Sion dan bersama-sama dengan Dia seratus empat puluh empat ribu orang dan di dahi mereka tertulis nama-Nya dan nama Bapa-Nya.
Dan aku mendengar suatu suara dari langit bagaikan desau air bah dan bagaikan deru guruh yang dahsyat. Dan suara yang kudengar itu seperti bunyi pemain-pemain kecapi yang memetik kecapinya.
Mereka menyanyikan suatu (*) nyanyian baru di hadapan takhta dan di depan keempat makhluk dan tua-tua itu, dan tidak seorang pun yang dapat mempelajari nyanyian itu selain dari pada seratus empat puluh empat ribu orang yang telah ditebus dari bumi itu.
Renungan
1. Nyanyian baru
Nyanyian adalah salah satu anugerah dalam hidup yang sudah dianggap biasa. Sebagai orang-orang yang telah diselamatkan, salah satu yang harus kita lakukan adalah memuji-Nya.
Nyanyian baru adalah ekspresi dari orang-orang yang memiliki pengalaman baru dengan Allah atas berkat dan pertobatan yang diterimanya. Nyanyian ini timbul dari hati yang baru, sikap yang baru, keadaan yang baru.
Allah memberikan pembaruan dalam dimensi diri manusia, Dia membuat hal-hal yang baru, yaitu pemulihan yang membawa pada perkara-perkara yang indah, pengalaman-baru dengan Allah.
Tuhan Yesus memberkati.