Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Jumat, 23 November 2018: Hari Biasa XXXIII - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Why 10:8-11; Mzm 119:14, 24, 72, 103, 111, 131; Luk 19:45-48
Dan suara yang telah kudengar dari langit itu, berkata pula kepadaku, katanya: "Pergilah, ambillah gulungan kitab yang terbuka di tangan malaikat, yang berdiri di atas laut dan di atas bumi itu."
Lalu aku pergi kepada malaikat itu dan meminta kepadanya, supaya ia memberikan gulungan kitab itu kepadaku. Katanya kepadaku: "Ambillah dan makanlah dia; ia akan membuat perutmu terasa pahit, tetapi di dalam mulutmu ia akan terasa manis seperti madu."
Lalu aku mengambil kitab itu dari tangan malaikat itu, dan memakannya: (2) di dalam mulutku ia terasa manis seperti madu, tetapi sesudah aku memakannya, (1) perutku menjadi pahit rasanya.
Renungan
1. Firman Tuhan adalah pil pahit yang menyembuhkan
(1) Pahit di perut. Bagian ini mengingatkan kita pada pil pahit berbalut lapisan gula. Dulu ada pil kina untuk mengobati sakit malaria. Obat ini pahit, tapi ampuh sekali untuk mengobati sakit malaria. Seandainya ditelan begitu saja maka banyak orang tidak akan mampu meminumnya, karena rasa pahit yang kuat, sehingga perlu dibalut dengan lapisan gula yang manis.
Setelah masuk di perut, lapisan gula larut maka yang tersisa rasa pahitnya. Gula yang manis tidak menyembuhkan sakit malaria, tetapi kini yang pahitlah yang menyembuhkan.
Penglihatan Yohanes tentang gulungan kitab yang berisi rahasia Tuhan seperti pil kina. Isinya pasti terasa pahit karena dunia sudah dipenuhi dosa, namun hanya itu yang dapat membawa kita memasuki langit baru dan bumi baru, hanya itu yang dapat menyembuhkan penyakit dunia ini sehingga ada damai sejahtera.
(2) Manis di lidah. Banyak orang menyukai rasa manis. Rasa manis di lidah juga membuat kita ingin terus menimatinya. Disatu sisi, begitulah seharusnya rahasia Tuhan. Ia menyapa kita melalui firman-Nya dengan manis sehingga pada saat firman disampaikan atau dinubuatkan orang akan merasa senang dan ingin terus menikmatinya; namun disisi lain firman Tuhan memang sering terasa pahit, karena kita sering merasa ditegur dan disalahkan, tetapi hasilnya akan mendatangkan hidup yang penuh damai sejahtera.
Jadi kalau kita menyampaikan firman Tuhan kepada orang lain, baik dengan kata maupun melalui perbuatan, haruslah terasa manis, karena firman Tuhan itu menguatkan, menyembuhkan, menghibur dan membawa damai sejahtera.
Tuhan Yesus memberkati.