Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Minggu, 17 Februari 2019: Hari Minggu Biasa VI - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Yer 17:5-8; Mzm 1:1-2, 3, 4, 6; 1 Kor 15:12, 16-20; Luk 6:17, 20-26
Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: (*) "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah.
Renungan
1. Sikap miskin di hadapan Tuhan
Menjadi miskin bukan soal seseorang punya atau tidak punya materi, punya kemampuan atau tidak, punya ini atau itu. Menjadi miskin adalah suatu sikap rohani, sikap yang menempatkan diri sebagai seorang yang mengharapkan pertolongan Tuhan, mengandalkan Tuhan sebagai satu-satunya "Tuan" yang memberi pertolongan.
Sikap ini paling jelas terlihat dalam diri seseorang yang selalu mengucap syukur atas apa saja yang diperolehnya dalam hidupnya.
Bagi orang yang senantiasa bersyukur, apa yang dimilikinya, selalu dianggap sebagai suatu pemberian dari Tuhan. Apa yang diperolehnya tidak pernah dianggap sebagai upah kerja keras yang sudah dilakukannya. Semuanya ada karena kemurahan Tuhan.
Orang yang demikian akan selalu menyanyikan apa yang dikatakan pemazmur, "Bahagia kuterikat pada Yahwe, harapanku pada Allah Tuhanku." (Mzm 146:5).
Tuhan Yesus memberkati.