Selasa, 30 April 2019

23.39 -

Luk 17:11-19

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Rabu, 14 November 2018: Hari Biasa XXXII - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Tit 3:1-7; Mzm 23:1-3a, 3b-4, 5, 6; Luk 17:11-19


Dalam perjalanan-Nya ke Yerusalem Yesus menyusur perbatasan Samaria dan Galilea. Ketika Ia memasuki suatu desa datanglah sepuluh orang kusta menemui Dia. Mereka tinggal berdiri agak jauh dan berteriak: "Yesus, Guru, kasihanilah kami!"

Lalu Ia memandang mereka dan berkata: "Pergilah, perlihatkanlah dirimu kepada imam-imam." Dan sementara mereka di tengah jalan mereka menjadi tahir. 

Seorang dari mereka, ketika melihat bahwa ia telah sembuh, kembali sambil memuliakan Allah dengan suara nyaring, lalu tersungkur di depan kaki Yesus dan (*) mengucap syukur kepada-Nya. Orang itu adalah seorang Samaria.

Lalu Yesus berkata: "Bukankah kesepuluh orang tadi semuanya telah menjadi tahir? Di manakah yang sembilan orang itu? Tidak adakah di antara mereka yang kembali untuk memuliakan Allah selain dari pada orang asing ini?" Lalu Ia berkata kepada orang itu: "Berdirilah dan pergilah, imanmu telah menyelamatkan engkau."


Renungan


1. Bersyukur

(*) Rasa syukur yang dimiliki oleh orang Samaria ini bertitik tolak dari iman yang sangat mendalam. Pengalaman kasih ini membawanya kepada pengakuan bahwa Allah berkuasa dan kemuliaan Allah sungguh-sungguh hidup dan bekerja dalam dirinya.

Sudahkah kita bersyukur atas kehidupan yang kita alami? Rasa syukur itu dapat diungkapkan setiap waktu karena Tuhan sungguh-sungguh berkarya dalam kehidupan kita. Tuhan senantiasa melihat kerendahan hati kita yang tahu bersyukur dan berterima kasih kepada-Nya. Orang yang tahu bersyukur, akan diberkati lebih dan lebih lagi.

Tuhan Yesus memberkati.