Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Minggu, 24 Maret 2019: Hari Minggu Prapaskah III - Tahun C/I (Ungu)
Bacaan: Kel 3:1-8a, 13-15; Mzm 103:1-2, 3-4, 6-7, 8, 11; 1 Kor 10:1-6, 10-12; Luk 13:1-9
Adapun Musa, ia biasa menggembalakan kambing domba Yitro, mertuanya, imam di Midian. Sekali, ketika ia menggiring kambing domba itu ke seberang padang gurun, sampailah ia ke gunung Allah, yakni gunung Horeb. Lalu (1) Malaikat Tuhan menampakkan diri kepadanya di dalam nyala api yang keluar dari semak duri. Lalu ia melihat, dan tampaklah: semak duri itu menyala, tetapi tidak dimakan api.
Musa berkata: "Baiklah aku menyimpang ke sana untuk memeriksa penglihatan yang hebat itu. Mengapakah tidak terbakar semak duri itu?"
Ketika dilihat Tuhan, bahwa Musa menyimpang untuk memeriksanya, berserulah Allah dari tengah-tengah semak duri itu kepadanya: "Musa, Musa!" dan ia menjawab: "Ya, Allah."
Lalu Ia berfirman: (2) "Janganlah datang dekat-dekat: tanggalkanlah kasutmu dari kakimu, sebab tempat, di mana engkau berdiri itu, adalah tanah yang kudus."
Lagi Ia berfirman: (3) "Akulah Allah ayahmu, Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub." Lalu Musa menutupi mukanya, sebab ia takut memandang Allah.
Dan Tuhan berfirman: (4) "Aku telah memperhatikan dengan sungguh kesengsaraan umat-Ku di tanah Mesir, dan Aku telah mendengar seruan mereka yang disebabkan oleh pengerah-pengerah mereka, ya, Aku mengetahui penderitaan mereka. Sebab itu Aku telah turun untuk melepaskan mereka dari tangan orang Mesir dan menuntun mereka keluar dari negeri itu ke suatu negeri yang baik dan luas, suatu negeri yang berlimpah-limpah susu dan madunya
Lalu firman-Nya: (5) "Bukankah Aku akan menyertai engkau? Inilah tanda bagimu, bahwa Aku yang mengutus engkau: apabila engkau telah membawa bangsa itu keluar dari Mesir, maka kamu akan beribadah kepada Allah di gunung ini."
Renungan
1. Utusan berhasil karena penyertaan-Nya
(1) Tuhan melihat Musa sudah siap dan sudah waktunya untuk diutus, maka Dia memanggilnya dengan menjumpai dirinya secara langsung.
(2) Musa dibawa masuk ke hadirat Allah yang kudus. Ini penting agar Musa menyadari perlunya kekudusan untuk dapat dipakai Allah.
(3) Allah memperkenalkan diri sebagai Allah nenek moyang Israel. Ini berkenaan dengan identitas Allah yang harus jelas dibedakan dari para dewa Mesir pun dewa-dewa Midian.
(4) Allah menyatakan rencana-Nya untuk menyelamatkan umat-Nya karena mereka adalah umat perjanjian Abraham. Perjanjian Abraham itu meliputi keturunan yang banyak dan tanah perjanjian yang permai.
Yang membuat pelayanan kita berhasil bukan karena kita melainkan siapa Allah yang mengutus kita! Dia adalah Allah yang berdaulat untuk menyertai dan memperlengkapi kita (5). Oleh sebab itu, kita harus mengandalkan Dia dalam segala hal yang Ia percayakan seturut kehendak-Nya, dengan cara-Nya, sesuai waktu-Nya. Yang penting kita siap sedia dibentuk, taat diatur, dan berserah diri untuk diutus-Nya.
Tuhan Yesus memberkati.