Setiap Minggu si ibu selalu beribadah bersama seekor anjingnya yang setia. Setiap Minggu 'anjing saleh' itu selalu duduk di bawah kursi tuannya di gereja.
Sambil meneteskan air mata, berkali-kali si ibu berdoa untuk keselamatan suaminya, supaya satu kali kelak suaminya dijamah Tuhan dan ikut beribadah bersamanya. Namun sampai si ibu itu meninggal, suaminya tak kunjung datang ke gereja.
Setelah ibu itu dimakamkan, sang anjing tetap ke gereja setiap Minggu pagi hingga sang duda penasaran, ke mana saja anjingnya menghilang setiap Minggu pagi.
Maka ia mulai mengikuti anjingnya. Benar, satu pagi si duda membuntuti anjingnya masuk ke gereja. Anjing setia itu duduk di bawah sebuah kursi kosong. Maka sang duda duduk di bagian kursi belakang sambil mengawasi anjingnya.
Ketika itulah Tuhan menjamah dia, saat Firman Tuhan diberitakan. Ia pun memberikan hidupnya kepada Tuhan.
Pesan moral:
Doa harus dinaikkan dengan tekun. Doa kita tidak selalu dijawab pada waktu kita hidup. Allah berkuasa memakai apapun untuk menjawab doamu. Kadang, binatang lebih setia dengan rutinitasnya dibanding manusia.