Sebelum sepasang kekasih bertunangan, mereka mengadakan kesepakatan-kesepakatan untuk berjalan bersama dalam mengarungi bahtera rumah tangga (Am 3:3 » Berjalankah dua orang bersama-sama, jika mereka belum berjanji).
Demikian pula dengan pengikut Kristus, juga mengadakan kesepakatan-kesepakatan untuk berjalan bersama (berkomitmen tentang 1. tujuannya, 2. arahnya 3. kecepatannya) ketika dipertunangkan kepada Kristus, sang kekasih jiwanya (2 Kor 11:2 ). Berjalan bersama Tuhan, artinya melangkah dalam iman.
1. “Tujuan” berjalan bersama Tuhan
Kalau kita berencana berjalan bersama dengan seseorang seumur hidup kita, tentunya kita tahu apa yang paling penting baginya. Demikian pula kalau kita mau berjalan bersama dengan Tuhan, kita harus mengetahui apa yang penting bagi Allah.
Tuhan menciptakan kita, untuk kemuliaan-Nya. Bagi Allah, kemulianan-Nya lebih penting daripada apapun (Rm 11:36 » Segala sesuatu adalah dari Dia, dan oleh Dia, dan kepada Dia: Bagi Dialah kemuliaan sampai selama-lamanya; Yes 43:7 » semua orang yang disebutkan dengan nama-Ku yang Kuciptakan untuk kemuliaan-Ku, yang Kubentuk dan yang juga Kujadikan).
Janganlah kita mencuri kemuliaan Allah (membanggakan diri sendiri) seperti orang Farisi (Luk 18:11-12 » Ya Allah, aku mengucap syukur kepada-Mu, karena aku tidak sama seperti semua orang lain, bukan perampok, bukan orang lalim, bukan pezinah dan bukan juga seperti pemungut cukai ini; aku berpuasa dua kali seminggu, aku memberikan sepersepuluh dari segala penghasilanku).
Jadi, jika kita makan atau jika kita minum, atau jika kita melakukan sesuatu yang lain, lakukanlah semuanya itu untuk kemuliaan Allah; (1 Kor 10:31). Apa pun juga yang kita perbuat, perbuatlah dengan segenap hati seperti untuk Tuhan dan bukan untuk manusia (Kol 3:23).
2. “Jalur” berjalan bersama Tuhan
Pada saat sebuah ruangan dipasang lampu 5 watt, debu di ruangan tersebut tidak kelihatan. Namun, ketika lampu tersebut diganti dengan yang 100 watt, maka debu tersebut terlihat dengan jelas.
Jika kita berjalan dengan Yesus, terang dunia (Yoh 8:12), maka kita akan merasa mual melihat diri kita sendiri, karena kelakuan jahat dan perbuatan-perbuatan tidak baik kita (Yeh 36:31).
Agar kita mampu berjalan bersama Allah (Yoh 1:1 » Firman itu adalah Allah) maka kita harus memakai firman-Nya sebagai pelita (Mzm 119:105), mengikuti jalan dan kebenaran dan hidup (Yoh 14:6).
3. “Kecepatan” berjalan bersama Tuhan
Tuhan berjalan di depan mereka, pada siang hari dalam tiang awan untuk menuntun mereka di jalan, dan pada waktu malam dalam tiang api untuk menerangi mereka, sehingga mereka dapat berjalan siang dan malam. Dengan tidak beralih tiang awan itu tetap ada pada siang hari dan tiang api pada waktu malam di depan bangsa itu (Kel 13:21; Kel 17:1 » berjalan dari tempat persinggahan ke tempat persinggahan, sesuai dengan titah Tuhan).
Abraham kurang beriman » tidak taat
Datanglah firman Tuhan kepada Abram dalam suatu penglihatan: "Janganlah takut, Abram, ... " Abram menjawab: "Ya Tuhan Allah, apakah yang akan Engkau berikan kepadaku, karena aku akan meninggal dengan tidak mempunyai anak ...." Datanglah firman Tuhan kepadanya, demikian: "Orang ini tidak akan menjadi ahli warismu, melainkan anak kandungmu, dialah yang akan menjadi ahli warismu." Lalu percayalah Abram kepada Tuhan (Kej 15:1-6).
Adapun Sarai, isteri Abram itu, tidak beranak. Ia mempunyai seorang hamba perempuan, orang Mesir, Hagar namanya. Berkatalah Sarai kepada Abram: "Engkau tahu, Tuhan tidak memberi aku melahirkan anak. Karena itu baiklah hampiri hambaku itu; mungkin oleh dialah aku dapat memperoleh seorang anak." Dan Abram mendengarkan perkataan Sarai. ... Hagar menjadi isterinya. Abram menghampiri Hagar, lalu mengandunglah perempuan itu ... Abram berumur delapan puluh enam tahun, ketika Hagar melahirkan Ismael baginya (Kej 16).
Tuhan melakukan kepada Sara seperti yang dijanjikan-Nya. Mengandunglah Sara, lalu ia melahirkan seorang anak laki-laki bagi Abraham dalam masa tuanya, pada waktu yang telah ditetapkan, sesuai dengan firman Allah kepadanya. Adapun Abraham berumur seratus tahun, ketika Ishak, anaknya, lahir baginya (Kej 21:1-5).
Abraham kurang percaya pada janji Tuhan sehingga mengakibatkan terjadinya kekacauan dalam hidup sampai saat ini, terjadinya peperangan antara keturunan Ismael dan keturunan Ishak.
Abraham beriman » taat
Taat ketika dipanggil » berangkat dengan tidak mengetahui tempat yang ia tujui (Ibr 11:8). Tatkala ia dicobai, rela mempersembahkan anaknya yang tunggal » karena ia berpikir, bahwa Allah berkuasa membangkitkan orang-orang sekalipun dari antara orang mati. Dan dari sana ia seakan-akan telah menerimanya kembali (Ibr 11:17-19).
Iman akan memampukan kita mengalami kemenangan demi kemenangan di dalam kehidupan kita sekalipun apa yang dilihat mata adalah berbeda (kita mau “A”, Tuhan berikan “B”).
Janji Tuhan
Tidak mengenal jalan-Ku » Aku akan mengutus seorang malaikat berjalan di depanmu. Sebab Aku tidak akan berjalan di tengah-tengahmu, karena engkau ini bangsa yang tegar tengkuk, supaya Aku jangan membinasakan engkau di jalan (Kel 33:2; Ibr 3:10; Kis 19:9.
Malaikat tidak memberi penyesalan kepada jiwa, tetapi menunjukkan sumber penyesalan itu (St. Bonaventura).
Seorang malaikat mendampingi setiap orang beriman sebagai pelindung dan gembala, supaya menghantarnya kepada kehidupan.
Tugas malaikat: memberikan perlindungan (Mzm 91:11); menuntun manusia (Kisah Lot; Kej 19:16-17); memberikan dorongan/semangat (Kisah Gideon; Hak 6:12); menyampaikan ilham/pesan dari Tuhan (Mat 2:19-20); memberi penguatan/penghiburan (Luk 22:43).
Kamu akan Kuberikan hati yang baru, dan roh yang baru di dalam batinmu dan Aku akan menjauhkan dari tubuhmu hati yang keras dan Kuberikan kepadamu hati yang taat. Roh-Ku akan Kuberikan diam di dalam batinmu dan Aku akan membuat kamu hidup menurut segala ketetapan-Ku dan tetap berpegang pada peraturan-peraturan-Ku dan melakukannya ... kamu akan menjadi umat-Ku dan Aku akan menjadi Allahmu (Yeh 36:26-28)
Janji Tuhan jika kita berjalan sesuai dengan kecepatan-Nya (tidak berjalan lebih cepat atau ketinggalan di belakang tetapi kita tinggal dekat dengan-Nya):
Mengenal jalan-Ku » Dalam segala kesesakan, Aku sendiri hendak membimbing engkau dan memberikan ketenteraman kepadamu. Bukan seorang duta atau utusan, melainkan Ia sendirilah yang menyelamatkan mereka; Dialah yang menebus mereka dalam kasih-Nya dan belas kasihan-Nya. Ia mengangkat dan menggendong mereka selama zaman dahulu kala. (Kel 33:14; Yes 63:9)
Sejak dari kandungan ... sampai masa tuamu Aku tetap Dia ... Aku menggendong kamu. Aku telah melakukannya dan mau menanggung kamu terus; Aku mau memikul kamu dan menyelamatkan kamu (Yes 46:3-4).
Janganlah takut, sebab Aku telah menebus engkau, Aku telah memanggil engkau dengan namamu, engkau ini kepunyaan-Ku. Apabila engkau menyeberang melalui air, Aku akan menyertai engkau, atau melalui sungai-sungai, engkau tidak akan dihanyutkan; apabila engkau berjalan melalui api, engkau tidak akan dihanguskan, dan nyala api tidak akan membakar engkau. Sebab Akulah Tuhan, Allahmu, Yang Mahakudus, Allah Israel, Juruselamatmu (Yes 43:1-3).
Jikalau kamu tinggal di dalam Aku dan firman-Ku tinggal di dalam kamu, mintalah apa saja yang kamu kehendaki, dan kamu akan menerimanya (Yoh 15:7).
Oleh karena itu berjalanlah bersama Tuhan sesuai dengan waktu-Nya, janganlah mendikte Tuhan ketika kita masuk dalam berbagai-bagai pencobaan. Karena maksud dari pencobaan itu untuk membuktikan kemurnian iman kita (1 Ptr 1:6-7). Sadarilah bahwa kita seperti tanah liat di tangan tukang periuk, kita akan dibentuk-Nya menjadi bejana yang indah sesuai dengan kehendak-Nya (Yer 18:4-6).
Percayalah pada Sang Pencipta, Dia mengetahui rancangan-rancangan apa yang ada pada-Nya mengenai kita, yaitu rancangan damai sejahtera dan bukan rancangan kecelakaan, untuk memberikan kepada kita hari depan yang penuh harapan (Yer 29:11).
(Sumber: Warta KPI TL No. 168/IV/2019 » Renungan KPI TL Tgl 17 Januari 2019, Dra Yovita Baskoro, MM).