Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Minggu, 24 Februari 2019: Hari Minggu Biasa VII - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: 1 Sam 26:2, 7-9, 12-13, 22-23; Mzm 103:1-2, 3-4, 8, 20, 12-13; 1 Kor 15:45-49; Luk 6:27-38
Lalu berkemaslah Saul dan turun ke padang gurun Zif dengan tiga ribu orang yang terpilih dari orang Israel untuk mencari Daud di padang gurun Zif.
Datanglah Daud dengan Abisai kepada rakyat itu pada waktu malam, dan tampaklah di sana Saul berbaring tidur di tengah-tengah perkemahan, dengan tombaknya terpancung di tanah pada sebelah kepalanya, sedang Abner dan rakyat itu berbaring sekelilingnya.
Lalu berkatalah Abisai kepada Daud: "Pada hari ini Allah telah menyerahkan musuhmu ke dalam tanganmu, oleh sebab itu izinkanlah kiranya aku menancapkan dia ke tanah dengan tombak ini, dengan satu tikaman saja, tidak usah dia kutancapkan dua kali."
Tetapi kata Daud kepada Abisai: "Jangan musnahkan dia, sebab siapakah yang dapat menjamah orang yang diurapi Tuhan, dan bebas dari hukuman?"
Kemudian Daud mengambil tombak dan kendi itu dari sebelah kepala Saul, lalu mereka pergi. Tidak ada yang melihatnya, tidak ada yang mengetahuinya, tidak ada yang terbangun, sebab sekaliannya tidur, karena Tuhan membuat mereka tidur nyenyak.
Setelah Daud sampai ke seberang, berdirilah ia jauh-jauh di puncak gunung, sehingga ada jarak yang besar antara mereka. Tetapi Daud menjawab: "Inilah tombak itu, ya tuanku raja! Baiklah salah seorang dari orang-orangmu menyeberang untuk mengambilnya. Tuhan akan membalas kebenaran dan kesetiaan setiap orang, sebab (*) Tuhan menyerahkan engkau pada hari ini ke dalam tanganku, tetapi aku tidak mau menjamah orang yang diurapi Tuhan.
Renungan
1. Mengasihi musuh
Saul sangat membenci Daud dan berikhtiar ingin membunuhnya. Namun, pada suatu hari Daud mendapat kesempatan untuk memusnahkan Raja Saul, tetapi ia memutuskan untuk mengampuni Saul (*).
Mengapa Daud bertindak demikian? Karena ia takut akan Tuhan. Takut di sini bukan berarti Daud merasa berada di bawah tekanan Tuhan, melainkan karena ia cinta akan Tuhan.
Sebagai manusia, mungkin Daud belum bisa benar-benar menghilangkan rasa marah kepada Saul yang selama ini telah berbuat jahat kepadanya. Namun, ia berhasil mengendalikan diri, karena ia ingat Tuhan.
Yesus telah memberikan teladan pada kita, yakni ketika ia berdoa bagi orang yang menganiaya dan menyalibkan-Nya, " Ya Bapa, ampunilah mereka, sebab mereka tidak tahu apa yang mereka perbuat." (Luk 23:34). Beranikah kita mengikuti teladan Yesus mengampuni musuh?
Tuhan Yesus memberkati.