04.17 -
*Kehendak Allah*
Mengikuti seluruh ajaran dan kehendak Tuhan
Kedewasaan selalu dikontraskan dengan sikap kekanak-kanakan. Seperti seorang anak kecil yang polos, kita harus taat pada semua perintah Allah dan menunjukkan sikap pasrah pada semua jalan yang ditunjukkan-Nya.
Bunda Maria adalah teladan sempurna dari sikap itu. Dengan penuh iman, Bunda Maria menerima kabar dari malaikat Gabriel, mengunjungi Elisabet, sanaknya yang sangat jauh, lalu melakukan lagi perjalanan ke Betlehem, bahkan sampai ke Mesir. Bunda Maria selalu taat menjalaninya. Pernyataan Yesus yang terkesan menolaknya untuk bertemu (Luk 8:19-21) justru semakin menegaskan bahwa Bunda Maria menjadi teladan sempurna dari kedewasaan iman bukan karena hubungan biologis semata, tetapi karena kesetiaannya untuk mengikuti seluruh kehendak Bapa.
Marilah kita belajar dari Kis 1:12-14; 2:1-4:
[1:12-14] Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem. Setelah mereka tiba di kota, naiklah mereka ke ruang atas, tempat mereka menumpang. Mereka itu ialah Petrus dan Yohanes, Yakobus dan Andreas, Filipus dan Tomas, Bartolomeus dan Matius, Yakobus bin Alfeus, dan Simon orang Zelot dan Yudas bin Yakobus. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama, dengan beberapa perempuan serta Maria, ibu Yesus, dan dengan saudara-saudara Yesus.
» Doa adalah hubungan yang hidup anak-anak Allah dengan Bapanya yang tidak terhingga baiknya, bersama Putera-Nya Yesus Kristus dan dengan Roh Kudus. Dengan demikian, kehidupan doa berarti bahwa kita selalu berada dalam hadirat Allah (KGK 2565).
Doa adalah satu prasyarat yang mutlak perlu untuk menghayati perintah-perintah Allah. Orang harus “selalu berdoa dengan tidak jemu-jemu” (Luk 18:1; KGK 2098). Berdoalah setiap waktu di dalam Roh (Ef 6:18). Semangat yang tidak kenal lelah ini hanya dapat berasal dari cinta (KGK 2742).
[2:1-4] Ketika tiba hari Pentakosta, semua orang percaya berkumpul di satu tempat. Tiba-tiba turunlah dari langit suatu (1) bunyi seperti tiupan angin keras yang memenuhi seluruh rumah, di mana mereka duduk; dan tampaklah kepada mereka (2) lidah-lidah seperti nyala api yang bertebaran dan hinggap pada mereka masing-masing. Maka penuhlah mereka dengan Roh Kudus, lalu mereka mulai berkata-kata dalam bahasa-bahasa lain, seperti yang diberikan oleh Roh itu kepada mereka untuk mengatakannya.
» Maria menjadi bunda orang-orang hidup. Dalam kedudukan itu ia bersama dengan keduabelasan “sehati bertekun dalam doa, ketika Roh Kudus pada pagi hari Pentakosta menyatakan awal “zaman terakhir” dengan memunculkan Gereja (KGK 726).
(1) Yoh 3:8 - Angin bertiup ke mana ia mau, dan engkau mendengar bunyinya, tetapi engkau tidak tahu dari mana ia datang atau ke mana ia pergi. Demikianlah halnya dengan tiap-tiap orang yang lahir dari Roh. (2) Salah satu lambang Roh Kudus (KGK 696).
Roh Kudus adalah Roh Cinta Kasih yang menenggelamkan kita ke dalam kasih ilahi yang tak bertepi sehingga kita mampu mengikuti seluruh ajaran dan kehendak Tuhan. Perintah-perintah-Nya tidak terasa berat karena Roh Kudus menyertai kita (Yoh 14:15; 1 Yoh 5:3).
(Sumber: Warta KPI TL No. 166/II/2019 » Bersama Bunda Maria, menjadi semakin dewasa dalam iman, Pendalaman iman bulan Rosario 2018).