Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Minggu, 20 Januari 2019: Hari Minggu Biasa II - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Yes 62:1-5; Mzm 96:1-2a, 2b-3, 7-8a, 9-10ac; 1 Kor 12:4-11; Yoh 2:1-11
1. Milikilah karunia kontemplatif
Pada hari ketiga ada perkawinan di Kana yang di Galilea, dan ibu Yesus ada di situ; Yesus dan murid-murid-Nya diundang juga ke perkawinan itu.
Ketika mereka kekurangan anggur, ibu Yesus berkata kepada-Nya: (1) "Mereka kehabisan anggur." Kata Yesus kepadanya: "Mau apakah engkau dari pada-Ku, ibu? (2A) Saat-Ku belum tiba." Tetapi ibu Yesus berkata kepada pelayan-pelayan: "Apa yang dikatakan kepadamu, buatlah itu!"
Di situ ada enam tempayan yang disediakan untuk pembasuhan menurut adat orang Yahudi, masing-masing isinya dua tiga buyung. (2B) Yesus berkata kepada pelayan-pelayan itu: "Isilah tempayan-tempayan itu penuh dengan air." Dan mereka pun mengisinya sampai penuh. Lalu kata Yesus kepada mereka: "Sekarang cedoklah dan bawalah kepada pemimpin pesta." Lalu mereka pun membawanya.
Setelah pemimpin pesta itu mengecap air, yang telah menjadi anggur itu — dan ia tidak tahu dari mana datangnya, tetapi pelayan-pelayan, yang mencedok air itu, mengetahuinya — ia memanggil mempelai laki-laki, dan berkata kepadanya: "Setiap orang menghidangkan anggur yang baik dahulu dan sesudah orang puas minum, barulah yang kurang baik; akan tetapi engkau menyimpan anggur yang baik sampai sekarang."
Hal itu dibuat Yesus di Kana yang di Galilea, sebagai yang pertama dari tanda-tanda-Nya dan dengan itu Ia telah menyatakan kemuliaan-Nya, dan murid-murid-Nya percaya kepada-Nya.
Renungan:
(1) Bunda Maria mempunyai karunia kontemplatif, yakni dapat menarik diri sehingga mampu melihat apa yang masih kurang dalam kehidupan sesamanya lalu mengarahkan kebutuhan itu kepada Tuhan.
(1, 2AB) Bunda Maria tidak memaksa Yesus, putranya. Namun, Tuhan Yesus tetap melakukan permintaan ibu-Nya, mengapa? Karena Yesus sangat menghormati dan menghargai ibu-Nya. Dia mau menjelaskan bahwa melalui ibu-Nya semua permintaan pasti akan dikabulkan, jika seturut kehendak Allah. Melalui mujizat itu, Yesus telah mempermuliakan ibu-Nya di bumi.
Mujizat dapat terjadi pertama-tama bukan karena kuasa Allah namun karena adanya inisiatif serta rasa kasih dan ingin membantu dari seorang kepada sesamanya yang sangat membutuhkan pertolongan.
Lihatlah di sekitar kita begitu banyak orang yang membutuhkan pertolongan, berbuatlah kebaikan dan kasih maka mujizat dapat terjadi bagi mereka yang membutuhkan pertolongan.
Tuhan Yesus memberkati.