Pages

Rabu, 09 Januari 2019

Yoh 20:2-8

Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Jumat, 27 Desember 2019: Pesta St. YohanesRasul dan penulis Injil - Tahun A/II (Putih)


Bacaan: 1 Yoh 1:1-4; Mzm 97:1-2, 5-6, 11-12; Yoh 20:2-8


Ia berlari-lari mendapatkan Simon Petrus dan murid yang lain yang dikasihi Yesus, dan berkata kepada mereka: "Tuhan telah diambil orang dari kuburnya dan kami tidak tahu di mana Ia diletakkan."

Maka berangkatlah Petrus dan murid yang lain itu ke kubur. Keduanya berlari bersama-sama, tetapi (1) murid yang lain itu berlari lebih cepat dari pada Petrus sehingga lebih dahulu sampai di kubur. Ia menjenguk ke dalam, dan melihat kain kapan terletak di tanah; akan tetapi ia tidak masuk ke dalam. 

Maka datanglah Simon Petrus juga menyusul dia dan masuk ke dalam kubur itu. Ia melihat kain kapan terletak di tanah, sedang kain peluh yang tadinya ada di kepala Yesus tidak terletak dekat kain kapan itu, tetapi agak di samping di tempat yang lain dan sudah tergulung.

Maka (2) masuklah juga murid yang lain, yang lebih dahulu sampai di kubur itu dan ia melihatnya dan percaya. 


Renungan


1. Menghargai pemimpin

(1, 2) Meski Yohanes lebih kuat dan cepat tapi dia tetap menghargai keberadaan Petrus sebagai pemimpin. Sikap ini layak menjadi contoh bagi kita dalam berperilaku. 

Pemberian tempat pada pemimpin merupakan panggilan kita sebagai orang yang dipimpin.

Mungkin bisa saja kita merasa lebih baik, lebih kuat dan lebih cepat namun kita harus memberikan apa yang menjadi hak pemimpin kita. Kita tidak perlu rakus merampas apa yang tidak menjadi hak kita. 

Mari belajar dari Yohanes yang lebih kuat dan cepat namun tetap memberi kesempatan pada Petrus sebagai yang pertama.


1. Wartakanlah Tuhan Yesus

(1, 2) St. Yohanes Rasul yang pestanya kita rayakan hari ini adalah seorang murid kesayangan Yesus, yang paling peka dan tanggap terhadap berita yang menghebohkan.

Dia mempunyai naluri "jurnalis" yang secara diam-diam merekam semua kisah dan peristiwa yang mereka alami bersama dengan Yesus, Sang Guru. Dia menulis Injilnya di Asia Kecil, yaitu Efesus, saat pertumbuhan Gereja mulai matang dan timbul kebutuhan akan ajaran yang lebih lanjut tentang kaidah iman.

Yohanes menulis Injil dengan tujuan: "supaya kamu percaya, bahwa Yesuslah Mesias, Anak Allah, dan supaya kamu oleh imanmu memperoleh hidup dalam nama-Nya (Yoh 20:31). Yohanes sungguh bertanggung jawab untuk menambahkan iman umat dengan memberi informasi yang jelas dan benar, tentang siapa itu Yesus yang kedatangan-Nya sudah diramalkan para nabi sejak dahulu kala.

Kita semua mempunyai cara masing-masing untuk mewartakan Yesus Tuhan yang kita imani. Kita mewartakan Dia dengan cara lisan, tulisan dan dengan cara hidup yang baik dan benar. Bila kita memadukan segala potensi kita untuk mewartakan Yesus, betapa dunia akan mengenal Dia dan menerima Dia sebagai Sang Juruselamat yang membawa keselamatan bagi umat manusia.