Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Jumat, 5 Januari 2018: Hari Biasa Masa Natal - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: 1 Yoh 3:11-21; Mzm 100:1, 2, 3, 4, 5; Yoh 1:43-51
Bacaan: 1 Yoh 3:11-21; Mzm 100:2, 3, 4, 5; Yoh 1:43-51
1. Pertemuan dengan Yesus membuahkan kebajikan
Pada keesokan harinya Yesus memutuskan untuk berangkat ke Galilea. Ia bertemu dengan Filipus, dan berkata kepadanya: "Ikutlah Aku!" Filipus itu berasal dari Betsaida, kota Andreas dan Petrus.
Filipus bertemu dengan Natanael dan berkata kepadanya: (1) "Kami telah menemukan Dia, yang disebut oleh Musa dalam kitab Taurat dan oleh para nabi, yaitu Yesus, anak Yusuf dari Nazaret."
Kata Natanael kepadanya: (2) "Mungkinkah sesuatu yang baik datang dari Nazaret?"
Kata Filipus kepadanya: "Mari dan lihatlah!" Yesus melihat Natanael datang kepada-Nya, lalu berkata tentang dia: (3) "Lihat, inilah seorang Israel sejati, tidak ada kepalsuan di dalamnya!"
Kata Natanael kepada-Nya: "Bagaimana Engkau mengenal aku?" Jawab Yesus kepadanya: "Sebelum Filipus memanggil engkau, Aku telah melihat engkau di bawah pohon ara." Kata Natanael kepada-Nya: (4) "Rabi, Engkau Anak Allah, Engkau Raja orang Israel!"
Yesus menjawab, kata-Nya: "Karena Aku berkata kepadamu: Aku melihat engkau di bawah pohon ara, maka engkau percaya? Engkau akan melihat hal-hal yang lebih besar dari pada itu." (5)
Lalu kata Yesus kepadanya: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya engkau akan melihat langit terbuka dan malaikat-malaikat Allah turun naik kepada Anak Manusia."
(1) Filipus bertemu dengan Yesus, seorang tokoh terkenal sekaligus kontroversial pada waktu itu, secara khusus di antara orang-orang Israel dan pemerintah.
(2) Natanael tidak mudah percaya atas apa yang dikatakan oleh Filipus. Sikapnya menunjukkan bahwa dirinya adalah seorang yang bijaksana dan sangat teliti dalam menguji kebenaran berita yang diterimanya.
(3) Yesus memuji sikap Natanael. Ke-sejati-an tidak ditentukan oleh penampakan fisik tetapi oleh kebenaran yang ada di dalam diri seseorang.
(4) Jika selama ini Natanael hanya mendengar dari kata orang lain, sekarang dia melihat sendiri dan membuktikan sendiri bagaimana sosok dan kuasa Yesus.
Berbagilah sukacita dengan sesama, dan ajaklah orang lain ke jalan kehidupan lewat pertemuan dengan Yesus.
Dengan melakukan hal ini maka kita dapat melihat hal-hal besar, yaitu Anak Manusia yang berasal dari Allah dengan penuh kuasa yang membawa kehidupan (5).
2. Perjumpaan langsung dengan Yesus
(2) Natanael adalah orang yang tidak mudah percaya pada berita yang disampaikan oleh Filipus tentang Yesus. Ia telah banyak mendengar tentang Yesus, akan tetapi hal itu tidak cukup untuk membuatnya percaya tanpa bertemu langsung dengan Yesus.
Perjumpaan langsung dengan Yesus kemudian menumbuhkan kepercayaannya tentang Yesus. Hal ini didukung oleh pengenalan Yesus tentang dirinya (3).
Kita mungkin seperti Natanael yang tidak mudah percaya. Kita mungkin menjadi orang yang ragu-ragu akan apa yang kita dengar tentang Yesus.
Akan tetapi pengalaman Natanael ini mengajak kita untuk tidak hanya mendengar berita tentang Yesus atau membaca tentang Yesus, tetapi kita harus datang dan berjumpa dengan Yesus.
Tinggal bersama-Nya, mengenal dan mengalami hidup bersama-Nya secara pribadi sebagaimana Natanael. Dengan demikian kita dapat mengalami kasih-Nya dan mengenal-Nya lebih dalam lagi.