Pages

Senin, 07 Januari 2019

Penanggalan liturgi



Pedoman tahun liturgi dan penanggalan liturgi mengatakan bahwa karya keselamatan Kristus diperingati oleh Gereja Katolik dalam perayaan-perayaan suci sepanjang tahun. 

Sekali sepekan, pada hari Minggu, Gereja mengenangkan kebangkitan Tuhan. Kebangkitan Tuhan itu sendiri dirayakan sekali setahun bersama dengan sengsara-Nya yang menyelamatkan, yaitu perayaan Paskah, sebagai pesta yang paling agung. Sepanjang tahun misteri Kristus diuraikan dan dirayakan oleh Gereja. 

Karya keselamatan Kristus yang diperingati dan dirayakan sepanjang tahun oleh Gereja, sebagai tahun liturgi, dimulai pada hari Minggu Adven I dan berakhir pada hari Minggu Biasa ke-34, yang diawali dengan hari raya Kristus Raja Semesta Alam. Tahun liturgi ini dijabarkan dalam tiga bagian besar, yaitu masa Natal, masa Paskah dan masa Biasa.

Masa Natal

Masa Natal diawali dengan masa persiapan atau penantian akan kedatangan Tuhan, yang disebut masa Adven. Masa Adven terdiri dari 4 minggu, yang dimulai pada sore menjelang hari Minggu Adven dan berakhir pada sore menjelang hari raya Natal. Masa Adven ini ditandai dengan penyalaan lilin adven, yang disebut corona.

Masa Natal merupakan pesta untuk merayakan kelahiran Tuhan, yang biasanya dirayakan pada tanggal 25 Desember. Masa Natal berlangsung sore menjelang hari raya Natal sampai dengan hari Minggu sesudah hari raya Penampakan Tuhan.

Masa Paskah

Di masa Paskah ini Gereja mengenang Perjamuan Terakhir pada hari Kamis Putih, wafat Tuhan pada hari Jumat Agung, dan kebangkitan Tuhan pada hari Minggu Paskah, yang disebut Trihari Suci atau Trihari Paskah. 

Masa Paskah berlangsung selama 50 hari, dimulai dari hari Minggu Paskah sampai hari Minggu Pentakosta. Masa ini merupakan saat-saat yang dipenuhi dengan suasana penuh sukacita. Dalam kurun waktu 50 hari ini, Gereja juga merayakan Kenaikan Tuhan yang terjadi 40 hari sesudah Paskah.

Masa Biasa 

Di samping masa-masa liturgi yang bersifat khusus, Natal dan Paskah, dalam lingkaran tahun liturgi masih ada 34 minggu yang disebut masa Biasa. 

Masa Biasa ini dimulai pada hari Senin sesudah hari raya Penampakan Tuhan dan berlangsung sampai hari Selasa sebelum Rabu Abu. Sesudah itu, dimulai lagi pada hari Senin sesudah hari Minggu Pentakosta dan berakhir pada sore hari menjelang Minggu Adven I. 

Dalam tahun liturgi ini, Gereja Katolik juga telah menentukan pembagian bacaan-bacaan Kitab Suci yang diwartakan, dengan maksud agar umat beriman Katolik semakin terbantu untuk lebih memahami karya keselamatan yang dirayakannya. Adapun bacaan-bacaan Kitab Suci tersebut dapat dibagi menjadi bacaan mingguan dan bacaan harian.

1. Bacaan Mingguan, terdiri dari: 

a. Tahun A: bacaan Injil diambil dari Injil Matius, misal: tahun 2005, 2008, 2011, dst 

b. Tahun B: bacaan Injil diambil dari Injil Markus, misal: tahun 2006, 2009, 2012, dst. 

c. Tahun C: bacaan Injil diambil dari Injil Lukas, misal: tahun 2007, 2010, 20l3, dst. 

d. Masa khusus : bacaan Injil diambil dari Injil Yohanes

2. Bacaan Harian, terdiri dari: 

a. Tahun I : dipakai untuk tahun ganjil, misal: tahun 2007, 2009, 2011, dst. 

b. Tahun II : dipakai untuk tahun genap, misal: tahun 2006, 2008, 2010, dst.

Dalam merayakan misteri karya keselamatan Allah, yang terwujud dalam bentuk liturgi, Gereja Katolik membutuhkan aneka sarana sebagai perlengkapan liturgi. Perlengkapan liturgi dapat dilihat umat beriman Katolik, sehingga umat dapat memahami makna di balik bentuk barang yang dipergunakan. Barang-barang ini dapat berupa buku, pakaian, maupun benda-benda lain, yang dipergunakan dalam tindak liturgi.

Pelaksanaan liturgi, baik perayaan Ekaristi maupun ibadat-ibadat lain, membutuhkan aneka buku yang dapat menunjang kelancaran tindak liturgi tersebut. Buku-buku yang perlu dipersiapkan itu meliputi Kitab Suci, Tata Perayaan Ekaristi, aneka doa, aneka bacaan, aneka ibadat, nyanyian, dan sebagainya. Buku-buku yang dibutuhkan dalam tindak liturgi itu hendaknya dibedakan antara buku pemimpin dan buku umat. Buku-buku tersebut disesuaikan dengan tindak liturgi yang dirayakan.

Selain itu, Gereja Katolik juga merayakan liturgi berdasarkan pada warna liturgis yang berlaku pada saat-saat tertentu, yaitu:

Putih: dikenakan untuk masa Paskah dan Natal, pesta dan peringatan Tuhan Yesus (kecuali sengsara-Nya), Santa Perawan Maria, para Malaikat, para Kudus (bukan martir), hari raya Semua Orang Kudus (1 November), Yohanes Pembaptis (24 [uni), Yohanes Rasul (27 Desember), Takhta Rasul Petrus (22 Februari), dan bertobatnya Rasul Paulus 25 Januari).

Merah: dikenakan pada hari Minggu Palma dan Jumat Agung, hari raya Pentakosta, para Rasul, para pengarang Injil, dan para Martir.

Hijau: dikenakan dalam masa Biasa sepanjang tahun.

Ungu: dikenakan dalam masa Adven dan Prapaskah, ibadat atau misa arwah.

(Sumber: