Pages

Kamis, 08 November 2018

Surga



Orang yang mati dalam rahmat dan persahabatan Allah dan disucikan sepenuhnya, akan hidup selama-lamanya bersama Kristus

Mereka serupa dengan Allah untuk selama-lamanya, karena mereka melihat Dia "dalam keadaan-Nya yang sebenarnya" (1 Yoh 3:2) dari muka ke muka (Bdk. 1 Kor 13:12; Why 22:4).

"Kami mendefinisikan berkat wewenang apostolik, bahwa menurut penetapan Allah yang umum, jiwa-jiwa semua orang kudus... dan umat beriman yang lain, yang mati sesudah menerima Pembaptisan suci Kristus, kalau mereka memang (1) tidak memerlukan suatu penyucian ketika mereka mati, ... atau, kalaupun ada sesuatu yang harus disucikan atau akan disucikan, ketika mereka (2) disucikan setelah mati,... sudah sebelum mereka mengenakan kembali tubuhnya dan sebelum pengadilan umum, sesudah Kenaikan Tuhan dan Penyelamat kita Yesus Kristus ke surga sudah berada dan akan berada di surga, dalam Kerajaan surga dan firdaus surgawi bersama Kristus, sudah bergabung pada persekutuan para malaikat yang kudus, dan sesudah penderitaan dan kematian Tuhan kita Yesus Kristus, jiwa-jiwa ini sudah melihat dan sungguh melihat hakikat ilahi dengan suatu pandangan langsung, dan bahkan dari muka ke muka, tanpa perantaraan makhluk apa pun" (Benediktus XII: DS 1000; bdk. LG 49) (KGK 1023). 


Kehidupan yang sempurna bersama Tritunggal Mahakudus ini, persekutuan kehidupan dan cinta bersama Allah, bersama Perawan Maria, bersama para malaikat dan orang kudus, dinamakan "surga". Surga adalah tujuan terakhir dan pemenuhan kerinduan terdalam manusia, keadaan bahagia tertinggi dan definitif (KGK 1024).

Hidup di dalam surga berarti "ada bersama Kristus" (Bdk. Yoh 14:3; Flp 1:23;1 Tes 4:17). Kaum terpilih hidup "di dalam Dia", mempertahankan, atau lebih baik dikatakan, menemukan identitasnya yang sebenarnya, namanya sendiri (Bdk. Why 2:17):
"Hidup berarti ada bersama Kristus; di mana ada Kristus, di sana dengan sendirinya ada kehidupan, di sana ada Kerajaan" (Ambrosius, Luc. 10,121) (KGK 1025).

Oleh kematian dan kebangkitan-Nya, Yesus Kristus telah "membuka" surga bagi kita. Kehidupan orang bahagia berarti memiliki secara penuh buah penebusan oleh Kristus. Ia mengundang mereka, yang selalu percaya kepada-Nya dan tetap setia kepada kehendak-Nya, mengambil bagian dalam kemuliaan surgawi-Nya. Surga adalah persekutuan bahagia dari semua mereka yang bergabung sepenuhnya dengan Dia (KGK 1026). 

Misteri persekutuan berbahagia dengan Allah ini dan dengan semua mereka yang berada dalam Kristus, mengatasi setiap pengertian dan setiap gambaran. Kitab Suci berbicara kepada kita mengenai itu dalam gambar-gambar, seperti kehidupan, terang, perdamaian, perjamuan pernikahan meriah, anggur Kerajaan, rumah Bapa, Yerusalem surgawi, dan firdaus: "Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul dalam hati manusia: semuanya itu disediakan oleh Allah untuk mereka yang mengasihi Dia" (1 Kor 2:9) (KGK 1027).

Oleh karena Allah itu Maha agung, maka Ia hanya dapat dilihat, dalam keadaan-Nya yang sebenarnya, apabila Ia sendiri membiarkan manusia melihat misteri-Nya secara langsung dan menyanggupkannya untuk itu. Memandang Allah dalam kemuliaan surgawi-Nya secara demikian dinamakan Gereja "pandangan yang membahagiakan" [visio beatifica].

"Betapa mulianya, betapa gembiranya, kalau engkau diizinkan untuk melihat Allah, kalau engkau mendapat kehormatan, menikmati kegembiraan kebahagiaan dan terang abadi bersama Kristus, Tuhan dan Allahmu... bersama orang-orang benar dan sahabat Allah dalam Kerajaan surga, bergembira atas nikmat kebakaan yang dianugerahkan" (Siprianus, en. 58 10 1) (KGK 1028).

Mereka yang berbahagia di dalam kemuliaan surga tetap memerlukan kehendak Allah dengan gembira. Mereka melakukan itu juga dalam hubungan dengan manusia lain dan seluruh ciptaan, karena mereka memerintah bersama Kristus; bersama Dia mereka akan "memerintah sampai selama-lamanya" (Why 22:5) Bdk. Mat 25:21.23 (KGK 1029).