Kamis, 01 November 2018

04.47 -

Luk 13:10-17

Sarapan Pagi 
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya



Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu 
(Yak 1:21) 



Penanggalan liturgi

Senin, 29 Oktober 2018: Hari Biasa XXX - Tahun B / II (Hijau)
Bacaan : Ef 4:32 – 5:8; Mzm 1:1-2, 3, 4, 6; Luk 13:10-17

Senin, 30 Oktober 2017: Hari Biasa XXX - Tahun A/I (Hijau)
Bacaan: Rm 8:12-17; Mzm 68:2, 6-7ab, 20-21; Luk 13:10-17


Pada suatu kali Yesus sedang mengajar dalam salah satu rumah ibadat pada HARI SABAT. Di situ ada seorang perempuan yang telah (2) delapan belas tahun DIRASUK ROH sehingga ia SAKIT SAMPAI BUNGKUK PUNGGUNGNYA dan tidak dapat berdiri lagi dengan tegak.

Ketika Yesus melihat perempuan itu, Ia memanggil dia dan berkata kepadanya: (1) "Hai ibu, penyakitmu telah sembuh." Lalu Ia meletakkan tangan-Nya atas perempuan itu, dan seketika itu juga berdirilah perempuan itu, dan memuliakan Allah.

Tetapi kepala rumah ibadat gusar karena Yesus menyembuhkan orang pada hari Sabat, lalu ia berkata kepada orang banyak: "Ada enam hari untuk bekerja. Karena itu datanglah pada salah satu hari itu untuk disembuhkan dan jangan pada hari Sabat."

Tetapi Tuhan menjawab dia, kata-Nya: "Hai orang-orang munafik, bukankah setiap orang di antaramu melepaskan lembunya atau keledainya pada hari Sabat dari kandangnya dan membawanya ke tempat minuman? Bukankah perempuan ini, yang sudah delapan belas tahun diikat oleh Iblis, HARUS DILEPASKAN IKATANNYA ITU, karena ia adalah keturunan Abraham?"

Dan waktu Ia berkata demikian, semua lawan-Nya merasa malu dan semua orang banyak bersukacita karena segala perkara mulia, yang telah dilakukan-Nya.


Renungan


1. Hidup dalam kasih

(1) Seorang perempuan yang telah delapan belas tahun sakit menjumpai Yesus dalam Rumah Ibadat. Dengan kekuatan kata-kata, Yesus menjamahnya dan memberinya kehidupan baru. Yesus sungguh luar biasa. Ia membekali manusia yang percaya kepada-Nya dengan ajaran-ajaran tentang Tuhan, dan memberi kebahagian dan kehidupan baru bagi mereka yang sudah lama merindukan suatu pembaruan dalam hidup.

Yesus sadar akan tugas-Nya, bahwa Ia diutus ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari genggaman iblis. Oleh karena itu Ia sangat memprioritaskan kasih, mengasihi manusia, apalagi orang yang dikuasai oleh iblis.

Satu peringatan bagi kita, dalam keadaan apapun, entah sehat atau sakit pergilah ke rumah Tuhan, persembahkan diri kepada-Nya. Tuhan selalu mengerti keadaan kita. Kalau kita sakit dan kita sangat rindu agar disembuhkan, berilah diri kita kepada-Nya. Ia pasti akan berbuat sesuatu atas diri kita.


2. Teladan hidup dalam kasih

Yesus dapat merasakan betapa beratnya penderitaan perempuan itu (*), maka Ia tidak bertanya terlebih dahulu tentang apa penyakit perempuan itu dan sudah berapa lama ia menderita.

Bahkan Yesus tidak mau peduli kalau hari itu adalah hari Sabat.: hari di mana orang tidak boleh bekerja.

Bagi Yesus yang paling utama adalah melepaskan ikatan penderitaan yang telah lama menjerat perempuan itu.

YESUS HIDUP DI DALAM KASIH. Ia lebih memilih kasih dan keselamatan sesamanya dibanding aturan-aturan kaku apalagi nama baik dan pujian di depan orang-orang.

Rasa iba sering muncul dalam hati kita saat melihat penderitaan orang lain. Namun demikian kita sering menunda aksi nyata kasih kepada sang penderita dengan alasan ’bukan tanggungjawab saya, nanti saja, jangan-jangan kita ditolak. Dan alasan lainnya. Memang tidaklah mudah untuk mempunyai kebenaran berbelas kasih kepada sesama itu.