Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Rabu, 4 Juli 2018: Hari Biasa XIII - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Am 5:14-15, 21-24; Mzm 50:7, 8-9, 10-11. 12-13, 16bc-17; Mat 8:28-34
1. Kasih Tuhan pada manusia
Setibanya di seberang, yaitu di daerah orang Gadara, datanglah dari pekuburan dua orang yang kerasukan setan menemui Yesus. Mereka sangat berbahaya, sehingga tidak seorang pun yang berani melalui jalan itu. Dan mereka itu pun berteriak, katanya: "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Anak Allah? Adakah Engkau ke mari untuk menyiksa kami sebelum waktunya?"
Tidak jauh dari mereka itu sejumlah besar babi sedang mencari makan. Maka setan-setan itu meminta kepada-Nya, katanya: "Jika Engkau mengusir kami, suruhlah kami pindah ke dalam kawanan babi itu."
Yesus berkata kepada mereka: (*) "Pergilah!" Lalu keluarlah mereka dan masuk ke dalam babi-babi itu. Maka terjunlah seluruh kawanan babi itu dari tepi jurang ke dalam danau dan mati di dalam air. Maka larilah penjaga-penjaga babi itu dan setibanya di kota, diceriterakannyalah segala sesuatu, juga tentang orang-orang yang kerasukan setan itu.
Maka keluarlah seluruh kota mendapatkan Yesus dan setelah mereka berjumpa dengan Dia, mereka pun mendesak, supaya Ia meninggalkan daerah mereka.
Renungan:
Siapa pun anak manusia yang pernah dilahirkan di dunia tidak akan dibiarkan celaka oleh Tuhan. Perhatian Yesus adalah pada manusia yang harus diselamatkan dari kondisinya kerasukan setan (*), tetapi hal itu pun tetap mengundang penolakan dari para penduduk kota yang mengetahuinya.
Keselamatan manusia sering diabaikan demi harta-benda duniawi yang malah dianggap lebih penting. Kita sering menjumpai situasi-situasi pelik yang menuntut pertimbangan kemanusiaan.
Tuhan hadir di dunia untuk mengasihi manusia, khususnya mereka yang terpinggirkan dalam kehidupan sosial dan yang hidupnya dikuasai oleh roh jahat. Apabila Tuhan sendiri berkenan memihak pada manusia, tentu kita juga harus menunjukkan sikap yang sama, yakni dalam segala keadaan pertama-tama mengusahkan keselamatan dan kesejahteraan sesama manusia.
Tuhan Yesus memberkati.