Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Senin, 25 Juni 2018: Hari Biasa XII - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: 2 Raj 17:5-8, 13-15a, 18; Mzm 60:3, 4-5, 12-13; Mat 7:1-5
1. Penyakit rohani
"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu.
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui? Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu.
Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Renungan:
Sikap menghakimi merupakan penyakit rohani yang akut alias parah sebab hampir sebagian besar orang menderita penyakit rohani ini. Mengapa orang cenderung menghakimi orang lain?
Sesungguhnya penyakit rohani ini disebabkan oleh tiga hal:
(1) Kesombongan diri. Semakin pintar intelektual seseorang maka biasanya cenderung mengklaim dirinya yang paling hebat sehingga memandang rendah orang lain.
(2) Menutupi kelemahan diri sendiri agar tidak terlihat kekurangan dirinya.
(3) Iri hati. Orang yang iri hati biasanya memang cari alasan lain untuk menutupi niat dan tujuan sebenarnya ketika mengkritik dan menghakimi orang lain.
Sifat orang menghakimi bertujuan untuk menjatuhkan orang yang dihakiminya supaya kepentingan dirinya tercapai. Bukankah lebih baik kita saling nasehati dan saling melengkapi sebab setiap orang pasti ada kelebihan dan juga ada kekurangan di dalam dirinya (1 Tes 5:14).
Tuhan Yesus memberkati.