Fundamentalisme artinya adalah kembali kepada asas-asas yang mendasar. Kalau kita melihat kekristenan hari ini apakah ada kristen fundamentalis? Sebenarnya kekristenan awalnya dianggap salah satu sekte dari agama Yahudi karena Yesus orang Yahudi. Ayat di atas menggambarkan betapa sikap murid Yesus yang “Yahudi fundamentalis”, yaitu mengutuki orang Samaria yang menolak Yesus.
“Tetapi orang-orang Samaria itu tidak mau menerima Dia, karena perjalanan-Nya menuju Yerusalem. Ketika dua murid-Nya, yaitu Yakobus dan Yohanes, melihat hal itu, mereka berkata: "Tuhan, apakah Engkau mau, supaya kami menyuruh api turun dari langit untuk membinasakan mereka?" Akan tetapi Ia berpaling dan menegor mereka.”
(Luk 9:53-55)
Agama Yahudi yang bersifat hukum juga mengenal fundamentalis, seperti sikap murid Yesus. Sikap murid Yesus ini mengingatkan saya pada sikap fundamentalis seorang pemimpin ormas yang dijuluki “singa gurun”, yang berdoa mendatangkan kutuk bagi yang tak sepaham.
Kalau kita membaca Alkitab Perjanjian baru kita bisa membaca bagaimana Yesus menegur sikap muridnya yang fundamentalis, yang hanya berdasarkan hukum salah dan benar. Dan Yesus merubah menjadi bersifat filosofis yang tidak mudah dipahami.
Ada perubahan yang mendasar yang sering tidak masuk akal seperti “kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi musuhmu“ atau “jangan membalas kejahatan dengan kejahatan tetapi balaslah dengan kebaikan “.
“Kamu telah mendengar firman: Kasihilah sesamamu manusia dan bencilah musuhmu. Tetapi Aku berkata kepadamu: Kasihilah musuhmu dan berdoalah bagi mereka yang menganiaya kamu”.(Matius 5: 43-44 ).
Semua yang Yesus katakan bukan saja perlu perenungan yang dalam tetapi juga susah untuk dipraktekkan.
Sebenarnya banyak ungkapan bijaksana terutama di Jawa seperti “menang tanpo ngasorakeh, nglurug tanpo bolo” (menang tanpa merendahkan, perang tanpa tentara), hal ini adalah cara-cara arif yang susah dipahami oleh kaum fundamentalis.
Jika kekristenan bersifat fundamentalis yaitu memakai cara-cara fisik “menang-kalah“, yang dalam praktek ajarannya melegalkan cara-cara kekerasan yaitu mengutuki, memaksa, merendahkan, menteror, bahkan membunuh maka kita bukan lagi mempraktekkan ajaran Yesus yang penuh kasih, namun:mempraktekkan Kristen Fundamentalis seperti Fundamentalisme yang terjadi pada agama yang lain. Dan sebenarnya tidak ada kekristenan yang fundamentalis karena kekristenan adalah praktek kehidupan serupa dengan Kristus yang mengasihi dan siap menjadi korban bagi sesama.
Pesan:Warga Kerajaan Sorga mempunyai nilai praktek kehidupan seperti Kristus bukan serupa dengan dunia.