Novena berasal dari kata Latin “novem” yang artinya “sembilan”. Sesuai dengan namanya, Doa Novena adalah doa selama sembilan hari berturut-turut untuk memohon sesuatu secara khusus.
Sulit untuk menentukan asal mula Doa Novena secara pasti. Sebelum masa kekristenan dimulai, tradisi doa sembilan hari berasal dari bangsa Yunani dan Romawi yang juga melakukan hal yang sama. Pada saat itu, doa selama sembilan hari sering dilakukan untuk mendoakan orang yang sudah meninggal. Kemungkinan penganut kristen pada awalnya mengadopsi tradisi ini.
Pada Kitab Suci Perjanjian Lama tidak terdapat tradisi berdoa selama sembilan hari di kalangan bangsa Yahudi. Namun dalam Kitab Suci Perjanjian Baru, pada peristiwa Kenaikan Tuhan Yesus, Tuhan memberikan Perutusan Agung kepada para rasul, dan kemudian menyuruh mereka untuk kembali ke Yerusalem dan menunggu datangnya Roh Kudus.
Dalam Kisah Para Rasul dicatat, “Maka kembalilah rasul-rasul itu ke Yerusalem dari bukit yang disebut Bukit Zaitun, yang hanya seperjalanan Sabat jauhnya dari Yerusalem. Mereka semua bertekun dengan sehati dalam doa bersama-sama” (Kis 1:12, 14).
Sembilan hari sesudahnya, Roh Kudus turun atas para rasul pada hari Pentakosta. Kemungkinan, “periode doa sembilan hari” yang dilakukan oleh para rasul inilah yang menjadi dasar dari Doa Novena bagi gereja Katolik.
Secara simbolis, angka sembilan juga dianggap sebagai angka yang sakral yang menunjukkan keadaan “hampir sempurna” pada manusia. Tuhan sendiri yang sempurna dilambangkan dengan angka sepuluh.
Sekitar abad ke 11, Doa Novena sudah menjadi sangat populer di kalangan kristen. Doa Novena digunakan baik untuk masa berduka, doa pengampunan, maupun doa permohonan pribadi.
Paus Pius IX adalah yang meresmikan Doa Novena sebagai doa resmi gereja katolik. Ada berbagai jenis doa novena. Doa Novena bukan saja ditujukan kepada Bunda Maria, namun juga Yesus Kristus dan Santo-Santa yang lain.
Adapun tujuan novena bukan hanya untuk memohon pertolongan saja, tetapi juga untuk pengampunan dosa, puji-pujian, dan juga untuk doa menjelang waktu-waktu khusus seperti natal, paskah, atau masa puasa.
Meskipun banyak jenisnya, Doa Novena yang paling populer di kalangan gereja Katolik adalah Doa Novena Tiga Salam Maria.
Awalnya, doa ini diperkenalkan oleh Santa Mecthilde of Hackeborn atau lebih dikenal dengan Santa Mechtildis. Beliau adalah seorang suster dari Jerman pada abad ke 12. Dalam penderitaannya karena sakit, Santa Mechtildis berdoa kepada Bunda Maria agar menemaninya sampai ajalnya tiba. Santa Mechtildis mendapat anugrah penampakan Bunda Maria.
Dalam penampakannya Bunda Maria berkata kepadanya bahwa Ia akan memenuhi permintaannya, namun meminta Santa Mechtildis untuk berdoa Salam Maria tiga kali sehari.
Bunda Maria mengajarkan bahwa doa yang pertama ditujukan kepada Bapa di Surga, doa kedua ditujukan kepada Yesus Kristus, dan doa ketiga ditujukan kepada Roh Kudus.
Penampakan Bunda Maria yang menjelaskan mengenai doa tiga salam maria jug dialami oleh Santa Gertrude of Helfta atau lebih dikenal dengan nama Santa Gertrudis. Beliau menjelaskan bahwa dalam penmpakannya Bunda Maria berjanji akan melindungi pada saat kematian bagi para pendoa tiga salam maria.
Doa Novena Tiga Salam Maria ini menjadi populer karena pewartaan oleh Santo Ignatius dari Padua, Santo Alphonsus Liguori, Santo Don Bosco, dan Santo Leonard dari Port Maurice.
Dalam prakteknya Doa Novena Tiga Salam Maria banyak digunakan sebagai doa permohonan khususnya bisa seseorang berada dalam kesulitan, atau butuh pertolongan, atau sedang mengharapkan anugerah yang besar.
Para santo mengajarkan agar praktek Doa Novena Tiga Salam Maria ini juga diiringi dengan sakramen pertobatan, sakramen ekaristi, dan puasa. Selain itu ada juga ajaran agar doa ini dilakukan di pagi hari setelah bangun tidur, atau malam hari menjelang tidur.
Ada berbagai ragam teks atau rumusan doa yang mengiringi doa novena Tiga Salam Maria. Memang tidak ada standar baku mengenai rangkaian doa ini selain kewajiban mendaraskan doa tiga kali salam maria itu sendiri. Teks Doa Novena Tiga Salam Maria berbahasa Indonesia dirumuskan oleh Komisi Liturgi Konferensi Waligereja Indonesia. Sejak tahun 1992 teks Doa Novena Tiga Salam Maria berbahasa Indonesia dimuat dalam buku PUJI SYUKUR nomer 215.
(Sumber: http://doanovena.com)