Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Rabu, 18 Juli 2018: Hari Biasa XV - Tahun B/II (Hijau)
Bacaan: Yes 10:5-7, 13-16; Mzm 94:5-6, 7-8, 9-10, 14-15; Mat 11:25-27
Rabu, 17 Juli 2019: Hari Biasa XV - Tahun C/I (Hijau)
Bacaan: Kel 3:1-6, 9-12; Mzm 103:1-2, 3-4, 6-7; Mat 11:25-27
Pada waktu itu berkatalah Yesus: (1) "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu.
(2) Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak seorang pun mengenal Anak selain Bapa, dan tidak seorang pun mengenal Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakannya
Renungan
1. Belajar bersyukur
(1) Yesus bersyukur dan memuji Bapa di sorga. (2) Yesus mengenal identitas diri-Nya sebagai Anak dan Allah sebagai Bapa-Nya. Ini mengungkapkan sebuah relasi pribadi yang sangat mendalam antara Bapa dan Putra. Mereka saling mengenal satu sama lain.
Mengapa Yesus bersyukur? Karena Tuhan mewahyukan Misteri Kerajaan Allah di dalam diri-Nya sebagai Putra Allah yang menjelma menjadi manusia.
Relasi Yesus yang begitu akrab dengan Bapa, ditambah dengan ucapan syukur ini membuat kita bertanya di dalam diri kita masing masing, apakah kita sebagai pengikut Kristus juga merasakan kedekatan dan keakraban dengan Bapa seperti Yesus sendiri? Apakah kita juga merasakan kedekatan dan keakraban dengan sesama kita?
Hendaknya kita tidak pernah berhenti bersyukur kepada Tuhan atas semua anugerah keselamatan yang telah dijanjikan-Nya. Entah siapakah diri kita, kita percaya bahwa Tuhan juga menjadikan kita menjadi berkat bagi sesama. Bersyukurlah senantiasa!
2. Bahaya kesombongan
Apakah Tuhan tidak ingin manusia menuntut ilmu yang tinggi? Apakah Tuhan tidak suka orang pandai dan bijak? Yesus tidak melarang orang yang mempunyai banyak gelar atau ilmunya tinggi dan banyak keterampilan yang dimilikinya.
(1) Kata-kata Yesus ini mau mengingatkan manusia akan bahaya kesombongan. Pengetahuan yang kita miliki seringkali membuat kita merasa tahu segalanya. Akibatnya kita sulit menerima teguran, tidak mau mendengarkan orang lain dan cenderung melakukan kehendak sendiri.
Dengan pengetahuan, hendaknya kita tidak menjadikan sombong. Justru semakin tinggi ilmu yang kita miliki hendaknya menyadarkan kita akan keterbatasan manusiawi kita dan semakin mendekatkan kita kepada Sumber segala pengetahuan itu.
Ingatlah! Jalan menuju keselamatan dan mengetahui kebijaksanaan Allah hanya dengan menjadi "orang kecil" (rendah hati).