Pages

Minggu, 08 Juli 2018

Mat 9:18-26

Sarapan Pagi 
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya


Firman yang tertanam di hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)


Penanggalan liturgi

Senin, 9 Juli 2018: Hari Biasa XIV - Tahun B/II (Hijau
Bacaan: Hos 2:13, 14b-15, 18-19; Mzm 145:2-3, 4-5, 6-7, 8-9; Mat 9:18-26


1. Sentuhan Kristus
dan iman akan sentuhan-Nya

Sementara Yesus berbicara demikian kepada mereka, datanglah seorang kepala rumah ibadat, lalu menyembah Dia dan berkata: "Anakku perempuan baru saja meninggal, tetapi datanglah dan (1A) letakkanlah tangan-Mu atasnya, maka ia akan hidup." Lalu Yesus pun bangunlah dan mengikuti orang itu bersama-sama dengan murid-murid-Nya.

Pada waktu itu seorang perempuan yang sudah dua belas tahun lamanya menderita pendarahan maju mendekati Yesus dari belakang dan menjamah jumbai jubah-Nya. Karena katanya dalam hatinya: (2A) "Asal kujamah saja jubah-Nya, aku akan sembuh."

Tetapi Yesus berpaling dan memandang dia serta berkata: "Teguhkanlah hatimu, hai anak-Ku, (2B) imanmu telah menyelamatkan engkau." Maka sejak saat itu sembuhlah perempuan itu.

Ketika Yesus tiba di rumah kepala rumah ibadat itu dan melihat peniup-peniup seruling dan orang banyak ribut, berkatalah Ia: "Pergilah, karena anak ini tidak mati, tetapi tidur." Tetapi mereka menertawakan Dia.

Setelah orang banyak itu diusir, Yesus masuk dan (1B) memegang tangan anak itu, lalu bangkitlah anak itu. Maka tersiarlah kabar tentang hal itu ke seluruh daerah itu

Renungan:

(1A ) Imannya sederhana namun mantap. Imannya akan sentuhan Yesus Kristus memperoleh ganjarannya (1B).

(2A) Menunjukkan iman besar pada sentuhan Yesus Kristus yang menyembuhkan itu. Inilah tanggapan Yesus terhadap iman perempuan itu akan sentuhan-Nya (2B).

Dalam tindakan-tindakan Yesus yang menentukan itu kita melihat bahwa Dia sungguh ingin menyentuh orang-orang secara pribadi dan membawa rahmat dan belas kasih-Nya bagi mereka.

Inilah sebabnya mengapa Tuhan kita datang ke tengah dunia, agar iman kita dapat mencapai titik di mana kita dapat menyentuh Dia, agar kuasa-Nya dan kebaikan-Nya dapat keluar untuk menyentuh kita.

Selama hidup-Nya di tengah dunia, Yesus datang berkontak dengan orang-orang beriman lewat kehadiran-Nya secara fisik, sabda-Nya, tindakan-tindakan-Nya. Dia ingin dan merencanakan untuk melanjutkan kehadiran-Nya oleh sabda/kata-kata dan tindakan-tindakan-Nya.

Dalam sakramen-sakramen, Yesus melanjutkan sentuhan-sentuhan-Nya; lewat sabda dan tindakan-tindakan-Nya, sama seringnya dengan pendekatan kita kepada-Nya dalam iman.

Dalam Ekaristi Kudus, Kristus ada di tengah-tengah kita untuk menyentuh kita secara fisik, untuk memberi makan kepada kita dan membuat diri kita menjadi kudus. Dalam Sakramen Rekonsiliasi, kata-kata Yesus adalah untuk mengampuni dan menyembuhkan kita. Kita mendengar semua itu melalui seorang imam. Dalam Gereja-Nya, kuasa Yesus Kristus, sabda-Nya, tindakan-tindakan-Nya terus berlanjut untuk menyentuh kita.

Tuhan Yesus memberkati.