Paulinus berasal dari keluarga ningrat. Orangtuanya termasuk dalam jajaran bangsawan Romawi di Bordeaux, Perancis.
Sementara itu kaum keluarganya yang lain yang berada di Spanyol juga menduduki jabatan-jabatan penting pemerintahan. Kiranya Paulinus juga kelak akan mengikuti jejak kaum keluarganya itu.
Orangtua Paulinus mempersiapkan semua yang perlu untuk puteranya itu. Sejak kecil Paulinus sudah diberi pendidikan yang baik. Bakat sastranya amat menonjol. Bakat itu semakin terasah karena ia diajar oleh guru yang mumpuni. Maka, tidak mengherankan bahwa kelak ia menjadi seorang ahli pidato dan penyair yang termashyur. Bahkan, dua orang besar lain, Agustinus dan Hieronimus, juga mengaguminya. Pendidikan yang diperolehnya memang menjadi modal yang berharga untuk masa depannya.
Benar juga, segera setelah menyelesaikan studinya di sekolah tinggi, Paulinus diangkat menjadi senator di Roma. Kala itu ia masih amat muda. Selang beberapa waktu kemudian, ia diangkat menjadi konsul di Nola menggantikan ayahnya. Boleh dikata, karier Paulinus amat cemerlang.
Jalan Tuhan
Pada masa itu agama Kristen telah menjadi agama resmi negara. Maka merupakan hal biasa jika di kota-kota diselenggarakan pawai dan perayaan keagamaan. Di Nola untuk pertama kalinya Paulinus menyaksikan perayaan pesta Santo Feliks. Ribuan orang berduyun-duyun ke kota untuk mengunjungi makam Santo Feliks. Paulinus terkagum-kagum melihat peristiwa ini. Ia sekaligus terharu dengan orang-orang itu yang dengan tekun merenungkan keteladanan orang kudus ini.
Pemandangan itu menimbulkan kesan mendalam. Hati Paulinus tersentuh. Ia pun ingin menjadi seorang kristen yang sungguh-sungguh. Maka, dalam suatu perjalanan ke Perancis dan Spanyol untuk mengurus hak miliknya, ia minta dibaptis. Uskup Delphinuslah yang membaptisnya di Bordeaux, kota kelahirannya.
Semenjak permandian itu, Tuhan sepertinya hendak menguji kesungguhan yang telah diikrarkan Paulinus. Kesusahan demi kesusahan mulai menimpanya. Salah satunya adalah meninggalnya puteranya satu-satunya. Peristiwa demi peristiwa itu sungguh membuat hatinya hancur.
Akan tetapi, Paulinus berusaha untuk tetap tegar. Ia menghadapi semuanya itu dengan tabah dan penuh kepasrahan. Ia meminta nasihat Hieronimus perihal rangkaian peristiwa pahit yang dihadapinya itu. Segera mengertilah ia akan kehendak Tuhan. Kiranya Tuhan memang menghendakinya agar menempuh jalan hidup yang lain dan semakin dekat dengan-Nya.
Abdi Tuhan
Dalam suatu nasihatnya Hieronimus berkata kepadanya, ”Putuskanlah hubungan dengan kemewahan dunia dan pelajarilah Kitab Suci!” Kata-kata Hieronimus ini rupanya membekas dalam hatinya. Hal itu direnungkannya dan ditimbang-timbang bersama istrinya tercinta, Teresia. Mereka berdua memikirkan langkah apa yang akan mereka ambil.
Mengejutkan, Paulinus dan istrinya mengambil keputusan untuk hidup murni. Harta kekayaan mereka akan dibagi-bagikan kepada orang miskin. Mereka menjalani suatu kehidupan yang baru sama sekali, cara hidup sederhana.
Cara hidup baru itu dijalani Paulinus dengan bijaksana dan penuh bakti kepada Tuhan dan sesama. Karena itu, dia diperkenankan untuk menerima tahbisan menjadi imam tahun 394 di Barcelona. Setelah itu ia ditugaskan kembali ke Nola. Bersama beberapa rekannya, ia menjalani hidup sebagai biarawan di sana.
Di tempat barunya itu Paulinus harus bekerja keras. Ia harus bekerja mengolah tanah untuk memenuhi kebutuhan hidup sehari-hari. Meskipun demikian, hal yang tak pernah dilupakannya adalah berdoa dan menulis. Hal ini semakin mengasah kehidupan rohani dan intelektualnya. Dengan sisa-sisa kekayaannya ia mendirikan sebuah gereja yang indah. Gereja itu dipersembahkan untuk menghormati Santo Feliks.
Segera terlihat bahwa Paulinus seorang yang berpengaruh. Tahun 409 ia diangkat menjadi uskup Nola. Bakat-bakat kepemimpinannya masih belum pudar. Ia membimbing umat dengan bijaksana dan penuh cinta kasih. Ia berani membela umatnya dari segala rongrongan.
Ketika Italia diserang oleh orang-orang Eropa Timur, Paulinus mendermakan segala yang dimilikinya untuk menebus umatnya yang ditangkap dan diperbudak. Setelah tidak ada lagi yang tersisa, ia menyerahkan dirinya untuk dipenjarakan sebagai ganti seorang umatnya. Tetapi tak lama kemudian ia dibebaskan. Setelah lama mengabdikan dirinya kepada Tuhan dan sesama, Paulinus menghembuskan nafas terakhirnya tahun 431.
Santo Paulinus dari Nola
Nama lengkapnya adalah Pontius Meropius Anicius Paulinus. Ia lahir di Bordeaux, Perancis tahun 354 dan meninggal di Nola tanggal 22 Juni 431. Setelah menjadi senator Romawi ia memutuskan untuk masuk kehidupan monastik tahun 394. Dia kemudian menjadi uskup Nola. Dia dikenal sebagai sahabat Agustinus.