Gereja menyambut kemajuan sejati ilmu pengetahuan karena sesuai perintah Allah untuk memelihara ciptaan.
Kemajuan teknologi medis, khususnya, sangat bermanfaat bagi umat manusia. Namun, melalui kemajuan tersebut manusia mendapatkan semakin banyak kuasa untuk membuat keputusan bagi orang lain.
Tiba-tiba tampaknya "berguna" untuk menumbuhkan embrio manusia di dalam cawan petri, tampaknya "layak" untuk membunuh bayi dengan disabilitas dalam rahim ibu, dan tampaknya "manusiawi" untuk menghentikan penderitaan orang yang sakit.
Setiap kali ada penyalahgunaan kekuasaan, Gereja harus selalu berpihak di sisi korban. Penelitian tidak boleh dieksploitasi sehingga justru berbalik melawan manusia, khususnya mereka yang paling lemah dalam masyarakat.
Gereja tidak berniat membuat larangan yang picik. Gereja ingin menyerukan martabat pribadi manusia dalam semua tahap kehidupan dan dalam segala situasi.
(Sumber: Docat80)