Apa jadinya jika semua dalam diri sesama sudah diketahui? Tidak ada yang tersembunyi, tidak ada yang tertutupi dan semua tampak jelas.
Singkatnya, tidak ada lagi segi misteri dalam diri orang lain. Sebagian orang mengatakan jika tidak ada lagi yang tersembunyi dalam diri sesama maka hubungannya menjadi lebih transparan terbuka satu sama lain dan orang saling mengetahui siapa sesamanya.
Tapi tidak sedikit orang yang mengatakan jika semua hal sudah diketahui maka yang tersisa adalah rasa jenuh dan bosan sebab tidak ada lagi yang menyenangkan karena semuanya sudah tersingkap, sudah jelas.
Pernyataan terakhir ini tentu ada benarnya. Coba perhatikan perilaku sepasang kekasih. Pada saat masih pacaran, mereka saling merindukan satu sama lain dan amat suka akan pasangannya. Satu hari saja tidak saling jumpa, terasa tidak jumpa selama sebulan.
Tapi apa jadinya jika sudah terus-terusan berjumpa bahkan sudah melangkah lebih jauh menjadi suami istri?
Singkatnya sudah mengetahui kelebihan dan kekurangan masing-masing, sudah tinggal bersama dalam satu rumah siang dan malam. Biasanya yang terjadi adalah kedua pasangan sering dihinggapi rasa jenuh dan bosan karena seolah tidak ada lagi yang menarik dalam diri pasangannya sebab semua sudah diketahui.
Bukan hanya itu, secara lebih luas lagi, coba perhatikan kehidupan bersama dalam satu komunitas. Jika orang sudah tinggal bersama selama bertahun-tahun, kadangkala yang menjadi permasalahan adalah kedua belah pihak merasa tidak ada lagi yang menarik dalam hidup bersama sebagai satu komunitas.
Karena semua hal tentang diri sesama sekomunitasnya sudah diketahui dan sudah dikenal. Segala pengalamannya dari awal sampai akhir sudah diketahui sehingga ujung-ujungnya relasi antar sesama di komunitas menjadi tidak menarik lagi.
Maka tidak heran dalam relasi yang sudah sedemikian, sebagian besar orang lebih senang membangun relasi dengan sesamanya yang lain di luar komunitasnya karena dianggap relasi demikian lebih menarik karena sadar atau tidak sadar sama-sama masih memiliki segi kemisterian dalam dirinya, yaitu segi yang belum terungkap dalam diri masing-masing pribadi.
Dalam cara pandang ini, kemudian dapat dimengerti mengapa ada ungkapan, “Kawan baru didapat, kawan lama malah dilupakan.”
Kawan lama ditinggalkan karena banyak hal tentang dirinya sudah diketahui sedangkan kawan baru masih menyisakan banyak misteri yang membuat seseorang tertantang dan penasaran ingin untuk didekati dan dikenal.
Kawan lama sudah kehilangan dimensi misteri dalam dirinya sedangkan kawan baru masih menyisakan banyak sisi misteri tentang dirinya yang belum tersingkap.
Dalam bahasa sehari-hari kawan lama sudah biasa dan kawan baru belum biasa, menjadi seperti sebuah benda atau barang. Jika barang atau benda itu baru maka orang senang memakainya, tapi jika barang itu sudah lama biasanya orang mulai bosan dan ingin mendapatkan barang yang baru lagi.
Dari sini, orang dapat belajar memelihara langgengnya suatu relasi yaitu memelihara kemisterian sesama. Kemisterian orang lain dalam arti pribadi orang lain tidak dilihat sebagai obyek yang ingin disingkapkan, melainkan membiarkan orang lain menyingkapkan dirinya sesuai dengan kebebasan orang tersebut.
Seorang yang berupaya tetap memelihara relasi pribadi dengan sesamanya tidak akan pernah memaksakan sesamanya untuk menyingkapkan dirinya melainkan menghargai kemisteriannya.
Karena itu orang akan mendekati sesamanya penuh kekaguman. Orang akan kagum karena ternyata ada banyak hal baru yang tersingkap oleh karena perkembangannya dengan melewati berbagai proses kehidupan.
Dalam hal ini menjaga jarak dalam relasi itu penting karena dalam jarak itulah seseorang yang membangun suatu relasi seraya menyisakan ruang bagi sesamanya untuk mengekspresikan dirinya.
Orang lain tidak dipaku oleh pemahaman yang statis tentang dirinya, karena kalau seseorang dikenal menjengkelkan, tentu tidak selamanya ia bersikap demikian.
Menghargai kemisterian sesama berarti menghargai segi proses yang ada dalam diri seseorang. Seseorang yang berproses membutuhkan ruang ekpresi diri yang dinamis dan bukan statis.
Hari ini orang bisa jadi jahat tapi esok dia bisa jadi menjadi orang yang baik sesuai dengan pengalamannya. Proses orang untuk mengusahakan perubahan itulah yang dimaksud dengan sisi misteri, sehingga dalam keseharian orang menjumpai perubahan dalam diri sesamanya, dan tentu yang diharapkan adalah perubahan ke arah yang lebih baik.
Lebih baik dari itu, kita tentu perlu saling mengenal, namun sedalam apapun pengenalan kita, tetaplah harus dibangun penghargaan dan persahabatan satu sama lain.
(Sumber: Warta KPI TL No.128/XII/2014 » Menghargai Sisi Misteri Orang Lain, Percikan Hati Vol. 13. No. 4 Desember 2014).