Juruselamat kita telah menyelamatkan kita, bukan karena perbuatan baik yang telah kita lakukan, tetapi karena rahmat-Nya oleh permandian kelahiran kembali dan oleh pembaharuan yang dikerjakan oleh Roh Kudus (Tit 3:5).
Jika kita berbuat baik dengan motivasi untuk mendapatkan kasih Bapa, motivasi ini kurang pas. Yang pas adalah perbuatan baik kita bukan sebuah usaha untuk mendapatkan kasih Bapa melainkan karena kita merespon kasih Bapa.
Ada tiga tipe manusia dalam merespon kasih Bapa:
1. Tipe anak penurut – rohnya selalu makan firman Tuhan sehingga rohnya menguasai jiwanya. Mereka tahan dalam pencobaan dan juga tahan uji (Yak 1:12), kekuatan yang besar ini berasal dari Tuhan dan firman Tuhan.
Jika kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti segala perintah-Ku (Yoh 14:15). Perintah-perintah-Nya itu tidak berat (1 Yoh 5:3).
Duduk dekat kaki Tuhan dan terus mendengarkan perkataan-Nya ... memilih bagian yang terbaik, yang tidak dapat diambil dari padanya (Luk 10:39-42).
Doanya: “Jikalau sekiranya mungkin ... janganlah seperti yang Kukehendaki, melainkan seperti yang Engkau kehendaki.” (Mat 26:39); pikirannya selalu ingat bahwa dia tidak layak mendapat kasih karunia Tuhan. Jadi, prioritas utamanya adalah Tuhan.
Mereka tidak pernah mengalami luka batin karena mereka tahu bahwa
Tuhan Yesus datang supaya mereka mempunyai hidup dan mempunyainya dalam segala kelimpahannya (Yoh 10:10).
Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu bagi mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah (Rm 8:28).
Allah akan memenuhi segala keperluan menurut kekayaan dan kemuliaan-Nya dalam Kristus Yesus (Flp 4:19).
2. Tipe anak yang masih perlu dididik – jiwanya menguasai rohnya sehingga suka beragumentasi.
Mereka kurang mengenali Bapa, mereka tidak sepenuhnya menyerahkan hidupnya pada penyelenggaraan Tuhan. Jiwanya bergejolak sehingga mereka hanya mencintai dirinya sendiri dan menjadi hamba uang; membual dan menyombongkan diri, menjadi pemfitnah, memberontak terhadap orang tua dan tidak tahu berterima kasih, tidak mempedulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka berkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah mereka menjalankan ibadah mereka, tetapi pada hakekatnya mereka memungkiri kekuatannya (2 Tim 3:1-5).
Bapa seringkali menghajarnya agar bertobat, jika mereka tetap mengeraskan hatinya maka mereka diseret dan dipikat olehnya. Apabila keinginan itu telah dibuahi, ia melahirkan dosa; dan apabila dosa itu sudah matang, ia melahirkan maut. (Yak 1:14).
Kita harus menanggung ganjaran karena Allah memperlakukan kita seperti anak ... Jikalau kita bebas dari ganjaran, maka kita bukanlah anak, tetapi anak-anak gampang (Ibr 12:7-8).
Sebelum aku melihat ... sekali-kali aku tidak akan percaya (Yoh 20:25).
3. Tipe pemberontak – tipe ini termasuk orang yang bebal. Jadi, mereka harus dipentung dengan begitu banyak masalah yang Tuhan izinkan terjadi dalam hidupnya (Ams 26:3).
Enggan mendengar akan pengajaran Tuhan; melaksanakan suatu rancangan yang bukan berasal dari-Nya; memasuki suatu persekutuan yang bukan oleh dorongan Roh-Nya (Yes 30:9, 1).
Marilah kita belajar dari surat Paulus kepada jemaat di Efesus (Ef 2:1-10):
Karena mengikuti jalan dunia, mentaati penguasa kerajaan angkasa, yaitu roh yang bekerja diantara orang-orang durhaka maka kita hidup di dalam hawa nafsu daging dan menuruti kehendak daging dan pikiran yang jahat sehingga kita hidup di dalam pelanggaran-pelanggaran dan dosa-dosa.
Kita diciptakan untuk melakukan pekerjaan baik, yang dipersiapkan Allah sebelumnya.
Allah kaya dengan rahmat, kasih-Nya yang besar dilimpahkan-Nya kepada kita. Oleh karena kasih karunia kita diselamatkan. Ini adalah pemberian Allah, bukan hasil usaha/pekerjaan kita.
(Warta KPI TL No. 91/XI/2011 » Renungan KPI TL tgl 7 Juli 2011, Dra Yovita Baskoro, MM).