Rasul Paulus menggambarkan orang percaya sebagai "bejana tanah liat" dan Kristus sebagai "harta yang tak ternilai yang tersimpan di dalam bejana itu" (2 Kor 4:7). Nampaknya Paulus teringat peristiwa di dalam Kitab Kejadian.
Tuhan Allah membentuk manusia dari debu tanah (Kej 2:7).
Ada seseorang yang hendak ke luar negeri, maka anjing kesayangannya diberikan kepada sahabatnya A. Pada suatu hari anjing tersebut hilang. A minta bantuan polisi untuk mendapatkan anjing tersebut, katanya kepada polisi: "Pak, tolong carikan anjing saya ... berapapun harganya akan saya bayar."
Berkat jaminan dari A dan kerjasama dengan polisi tersebut maka anjing itu berhasil ditemukannya. Anjing yang didapatkannya dengan gratis (tidak berharga), menjadi berharga karena A memberi jaminan.
Demikian pula dengan kehidupan kita, kita adalah bejana tanah liat yang tidak ada harganya. Berkat pembaptisan, hati nurani kita disucikan dari perbuatan-perbuatan yang sia-sia (Ibr 9:14); cara hidup kita yang sia-sia telah ditebus-Nya dengan darah yang mahal, yaitu darah Kristus (1 Pet 1:18-19) sehingga kita mempunyai kekuatan yang melimpah-limpah (2 Kor 4:7).
Bahkan Dia juga membuat kita hampir sama seperti diri-Nya, memahkotai kita dengan kemuliaan dan hormat (Mzm 8:6). Kita berharga (1 Kor 3:16-17), kita telah di make over oleh-Nya sehingga bejana yang tidak berharga menjadi bejana yang berharga.
(Sumber: Warta KPI TL No.101/IX/2012 » Renungan KPI TL tgl 5 Juli 2012, Dra Yovita Baskoro, MM).