Senin, 28 November 2016

20.18 -

Percaya tanpa ragu

Ada sebuah keluarga yang sangat miskin, mereka bertempat tinggal di dekat kuburan dan keempat anaknya bersekolah di sekolah negeri. Pada suatu hari, salah satu anaknya protes: “Ma, mengapa aku dilahirkan di dalam keluarga yang matanya sipit? Semua teman-teman mengolok-olok aku. Biasanya orang Cina kan kaya, mengapa keluargaku tidak kaya?” 


Pada kesempatan yang lain, anak tersebut protes lagi kepada mamanya: “Ma, semua orang makan daging, sedangkan aku hanya makan tempe.” 



Meskipun dalam keadaan sakit, mamanya langsung keluar rumah memakai jaket dan membeli ayam. Ayam tersebut dibagikan kepada keempat anaknya, sedangkan mamanya hanya makan nasi dan garam.

Ketika di kantongnya ada uang tujuh ribu rupiah, anak tersebut berdoa: “Tuhan, di kantongku hanya ada tujuh ribu rupiah, sedangkan aku membutuhkan …” 

Tiba-tiba terdengar suara: “Jalan ke depan.” Anak itu lalu berjalan ke depan … ternyata di depannya ada perlombaan makan Indomie, dalam setiap mangkok Indomie ada satu telur rebusnya. Dia ikut perlombaan tersebut dengan membayar lima ribu rupiah. 

Karena jumlah pesertanya 200 orang, maka dibagi menjadi beberapa kelompok. Peserta kelompok pertama ada yang menghabiskan 12 mangkok; kelompok kedua ada yang menghabiskan 9 mangkok. 

Ketika tiba giliran kelompok ketiga, anak itu makan dengan lahapnya, tetapi dia merasa mau muntah ketika makan mangkok ke lima. Karena tidak tahan makan begitu banyak, maka dia berdoa terus-menerus memohon pertolongan-Nya. 

Tiba-tiba di mangkok ketujuh dia berkeringat seluruh tubuhnya … dan akhirnya dapat menghabiskan 16 mangkok. Dia menang dan mendapatkan hadiah sebesar enam ratus ribu rupiah.

Pada suatu hari dia menawarkan CD di sebuah gereja, kata pengurus gereja tersebut: “Besok datang saja ke gerejaku. Kamu boleh menyanyi dan menjual CDmu, tetapi ongkos pesawat terbangnya kamu tanggung sendiri.” 

Keesokan harinya dia tiba digereja tersebut, kata pengurusnya: “Maaf ya … pelayananmu dibatalkan. CDmu jangan dijual di sini.” 

Menghadapi penolakan ini dia tidak putus asa, pikirnya: “Mungkin Tuhan berkehendak aku melayani-Nya di gereja-gereja kecil bukan gereja besar.” 

Pada suatu hari ada seseorang yang mendengar lagu ciptaannya dan lagu itu dipakainya untuk sound track sebuah sinetron di RCTI. Sejak saat itu berkat Tuhan selalu mengalir dalam hidupnya. 

Meskipun sudah diberkati Tuhan secara luar biasa, dia tidak pernah lupa dengan kebiasaan masa kecilnya, yaitu selalu berdoa dan membaca Kitab Suci. Bahkan dia tidak pernah melupakan pengorbanan mamanya yang luar biasa untuknya. 

Pada saat kembali ke rumah mamanya, dia berkata: “Ma, aku sudah diberkati Tuhan, mama mau apa?” Jawab mamanya: “Nggak perlu apa-apa. Selama kamu hidup dengan mama, mama belum pernah memberikan kebutuhanmu dengan layak. Pakailah uangmu sendiri.” 

Tetapi dia memaksa mamanya untuk menyatakan keinginannya, akhirnya mamanya berkata asal-asalan: “Ya… mama mau mobil.” 

Begitu mamanya berkata, langsung diberikan sebuah kunci mobil Avanza, katanya: “Ini kunci mobilnya, ini kunci ruko dan ini deposito untuk mama. Pakailah semuanya sesuai dengan keinginan mama. Janganlah mama memikirkan adik-adikku, akulah yang akan menanggungnya.” 

Taat dan berkat adalah dua sisi mata uang yang tak terpisahkan (Bdk. 1 Yoh 3:22)

Kita akan mengalami kebinasaan, jika kita tidak mengenal Allah (hanya mengutuk, berbohong, membunuh, mencuri, berzinah, melakukan kekerasan dan penumpahan darah menyusul penumpahan darah - Hos 4:6, 1-2).

Jika kita menuruti perintah-perintah-Nya, hidup kita akan sama seperti Kristus telah hidup dan kita pun boleh mengambil bagian dalam kodrat ilahi sehingga luput dari hawa nafsu duniawi (1 Yoh 2:3, 6; 2 Ptr 1:4). 

Jadi, kita harus sungguh-sungguh berusaha untuk menambahkan “iman - kebajikan - pengetahuan - penguasaan diri - ketekunan - kesalehan - kasih”, maka kita akan dibuatnya berhasil dalam pengenalan akan Yesus, Tuhan kita (tanda mengenal Allah - 2 Ptr 1:5-8 ) sehingga mujizat akan terjadi. 

Jadi, kita harus percaya tanpa ragu (Mrk 11:23-24 - Asal tidak bimbang hatinya, tetapi percaya, bahwa apa yang dikatakannya itu akan terjadi, maka hal itu akan terjadi baginya. Apa saja yang kamu minta dan doakan, percayalah bahwa kamu telah menerimanya, maka hal itu akan diberikan kepadamu).

Apa yang tidak pernah dilihat oleh mata, dan tidak pernah didengar oleh telinga, dan yang tidak pernah timbul di dalam hati manusia semua yang disediakan Allah untuk mereka yang mengasihi Dia (1 Kor 2:9)

Marilah kita meneladan Yesus, meskipun Dia adalah Anak Allah, Dia setiap saat membangun relasi dengan Bapa-Nya sehingga mereka saling mengenal (Mrk 1:35; Mat 14:23, Luk 6:12; Yoh 10:15). 

Jadi, didiklah anak cucu kita berdasarkan firman Tuhan dan ajarilah mereka selalu membangun relasi dengan Tuhan melalui firman-Nya dan doa sehingga kita dan keturunan kita dapat memancarkan terang-Nya. 

(Sumber: Warta KPI TL No. 90/X/2011 » Renungan KPI TL tgl 28 Juli 2011, Dra Yovita Baskoro, MM).