Pages

Selasa, 04 Oktober 2016

Hipnoterapi ala Yesus



Sejak Lazarus dibangkitkan, kemana saja Yesus pergi, dia selalu ikut untuk bersaksi. Sehingga banyak orang percaya pada Yesus. Jadi, hidup Lazarus dan Yesus bagaikan mata uang dengan dua sisi, yang tak mungkin dipisahkan. Sehingga imam-imam kepala bermufakat untuk membunuh Lazarus juga (Yoh 12:9-11). 

Ketika kita dibangkitkan oleh Tuhan dari keterpurukan hidup, kita juga harus menyerahkan seluruh hidup kita kepada Tuhan Yesus, suka atau tidak suka. Hal ini tidak banyak dimengerti oleh orang Kristen.

Kristus telah mati untuk semua orang, supaya mereka yang hidup, tidak lagi hidup untuk dirinya sendiri, tetapi untuk Dia, yang telah mati dan telah dibangkitkan untuk mereka (2 Kor 5:15)

Ketika kita dalam keadaan begitu menderita, Tuhan Yesuspun ikut merasakan penderitaan kita. Hal ini dikarenakan Dia sangat mengasihi kita. Tetapi kadangkala Allah mengizinkan kita mengalami semua penderitaan itu agar kita belajar proses kehidupan, agar kita menjadi pemenang. 

Ketika Yesus melihat Maria menangis, maka masygullah hati-Nya. Ia sangat terharu. Maka menangislah Yesus (Yoh 11:33-35) 

Cara Yesus memulihkan hidup kita seperti mata kapak yang jatuh ke dalam air. Jika kita ingin mendapatkan mata kapak itu kembali, maka kita harus mencari di mana jatuhnya (2 Raj 6:1-7). 

Artinya: Tuhan mengajak kita kembali ke peristiwa masa lalu yang traumatik, kembali ke semua memory yang pernah kita alami secara detail. Dan Dia ada di sana menyertai kita. Itulah yang memulihkan hidup kita. 

Janganlah kita seperti murid-murid Yesus, mau lari dari kenyataan atau menghindari sesuatu yang dulu pernah membuat kita hampir hancur. Jika hal ini terjadi, kita tidak akan pernah menjadi orang yang merdeka, tidak memperoleh kekuatan dari Tuhan dan tidak mengalami pertobatan. Karena kita berjalan di kegelapan, bukan berjalan di dalam terang (Yoh 11:8-10). 

Ada bahayanya jika kita melakukan penyembuhan luka batin sendiri: karena bukan pemulihan yang didapat tetapi luka batinnya bisa bertambah parah. Jadi harus ada pembimbingnya atau ikut dalam retret luka batin agar tidak salah jalan. 

Hipnoterapi di luar Yesus: ditarik ke masa lalu yang penuh trauma dan dibawa ke masa sekarang dengan 100 % kepandaian/kekuatan manusia. Jika salah menggali/salah prosesnya, maka hal ini sama dengan cuci otak (Brain Wash). 

Marilah kita belajar dari Simon (Yoh 21:1-19) 

# Yesus menampakkan diri di pantai danau Tiberias (Yoh 21:1) ~ Yesus berdiri di pantai danau Genesaret (Luk 5:1).

Danau di wilayah Galilea. Dalam PL disebut danau Kineret (Bil 34:11), atau Kinerot (Yos 12:3) dan dalam PB disebut ‘Genesaret’ atau ‘Tiberias’. 

# Mereka berangkat lalu naik ke perahu, tetapi malam itu mereka tidak menangkap apa-apa (Yoh 21:3) ~ Simon menjawab: “Guru, telah sepanjang malam kami bekerja keras dan kami tidak menangkap apa-apa (Luk 5:5). 

# Kata Yesus kepada mereka: "Tebarkanlah jalamu ... maka akan kamu peroleh." (Yoh 21:6) ~ Yesus berkata kepada Simon: “... tebarkanlah jalamu untuk menangkap ikan (Luk 5:4). 

# Ketika Petrus mendengar, bahwa itu adalah Tuhan, maka ia mengenakan pakaiannya, sebab ia tidak berpakaian, lalu terjun ke dalam danau (Yoh 21:7) ~ Datanglah Yesus kepada mereka berjalan di atas air ... lalu Petrus berseru dan menjawab Dia: “Tuhan, apabila Engkau itu, suruhlah aku datang kepada-Mu berjalan di atas air.” Kata Yesus: “Datanglah!” Maka Petrus turun dari perahu dan berjalan di atas air mendapatkan Yesus (Mat 14:29). 


# Simon Petrus naik ke perahu lalu menghela jala itu ke darat, penuh ikan-ikan besar: seratus lima puluh tiga ekor banyaknya, dan sungguhpun sebanyak itu, jala itu tidak koyak (Yoh 21:11) ~ Setelah mereka melakukannya, mereka menangkap sejumlah besar ikan, sehingga jala mereka mulai koyak (Luk 5:6) 

Jala tidak koyak - ketika diberkati secara luar biasa dan sudah diproses sedemikian rupa oleh Tuhan, maka jalanya tidak koyak. Jala mulai koyak - ketika diberkati secara luar biasa dan belum diproses sedemikian rupa oleh Tuhan, maka jalanya mulai koyak. 
# Ketika mereka tiba di darat, mereka melihat api arang dan di atasnya ikan dan roti (Yoh 21:9) ~ di tengah-tengah halaman rumah itu orang memasang api dan mereka duduk mengelilinginya. Petrus juga duduk di tengah-tengah mereka (Luk 22:55). 

# Kata Yesus kepada mereka: "Marilah dan sarapanlah." (Yoh 21:12) ~ Yesus berkata kepada mereka: “Tidak perlu mereka pergi, kamu harus memberi mereka makan.” Jawab mereka: “Yang ada pada pada kami hanya lima roti dan dua ikan.” (Mat 14:16-17). 

[Yoh 21:15-17] Sesudah sarapan Yesus berkata kepada Simon Petrus: “Simon, anak Yohanes, apakah engkau mengasihi Aku lebih dari pada mereka itu?” (sudahkah engkau mengasihi-Ku tanpa syarat?). 

Maka sedih hati Petrus karena Yesus berkata untuk ketiga kalinya: “Apakah engkau mengasihi Aku?” Dan ia berkata kepada-Nya: “Tuhan, Engkau tahu segala sesuatu, Engkau tahu, bahwa aku mengasihi Engkau.” 

Kata Yesus kepadanya: “Gembalakanlah domba-domba-Ku...” ~ berpalinglah Tuhan memandang Petrus. Maka teringatlah Petrus bahwa Tuhan telah berkata kepadanya: “Sebelum ayam berkokok pada hari ini, engkau telah tiga kali menyangkal Aku. Lalu ia pergi ke luar dan menangis dengan sedih (Luk 22:61-62) 

» Suasana itu mengembalikan ingatan Petrus ke titik di mana dia pernah jatuh. 

Mengapa Yesus memanggil Simon, anak Yohanes bukan Simon Petrus? Karena Yesus sangat mengerti kejiwaan seseorang, Dia ingin mengingatkan Simon akan siapa jati dirinya. Dia juga sudah memaafkan penyangkalan Petrus

Jadi, Dia tidak ingin Simon bertambah menderita dan tertunduk malu seperti buluh yang patah terkulai. Meskipun Simon seperti buluh yang patah terkulai, dia diangkat hidupnya dan dipercayai oleh-Nya untuk menggembalakan domba-domba-Nya. Ini adalah anugerah yang luar biasa yang diberikan pada Simon. 

Pada saat Pentakosta, Roh Kudus dicurahkan padanya, sehingga dia bangkit dan dia menjadi Petrus, batu karang yang tak tergoyahkan. 

(Sumber: Warta KPI TL No. 67/XI/2009 » Renungan KPI TL Tgl 17 Oktober 2009, Dra Yovita Baskoro, MM).