Entah mengapa, sejak awal tahun 2010 tiba-tiba saya mempunyai kerinduan yang luar biasa untuk pulang kampung di Flores.
Adik saya yang berada di NTT juga telpon: “Kak, meskipun kita sudah mempunyai keluarga dan rumah sendiri-sendiri, rasanya lain bila kita bisa berkumpul bersama-sama di kampung. Walaupun papa dan mama sudah tidak ada lagi, di rumah kita bisa merasakan kasih sayang mereka.”
Tiba-tiba adik saya yang ada di Solo menelpon: “Kak, kita harus pulang. Karena ada masalah dengan peninggalan orang tua kita. Meskipun peninggalan itu tidak banyak, tetapi harus diurus dengan baik, karena ada yang ingin menguasainya.”
Ipar saya yang berada di Solo telpon: “Kak, kakak harus segera pulang ... semua biaya perjalanan akan saya tanggung.” Mendengar itu saya sangat bersyukur. Karena kerinduan saya terjawab dan saya dapat juga berjumpa dengan teman-teman di sana tanpa mengeluarkan dana.
Akhirnya... saya pulang dan mohon dukungan doa pada teman-teman agar permasalahan yang dihadapi keluarga saya ada jalan keluarnya.
Sesampai di sana, pada awalnya ada hambatan dan terjadi adu argumentasi antara adik no. 2 dan adik no. 6. Mendengar dan melihat itu saya diam saja.
Tetapi di dalam hati, saya memohon Roh Kudus menerangi hati kami sekeluarga. Akhirnya kami semua tersadar atas permasalahan itu, terutama adik saya no.6.
Melalui sms, adik saya no.6 memohon maaf karena sikap kasarnya terhadap kakak-kakaknya. SMS itu tidak saya balas, karena saya tidak ingin dia merasa lebih bersalah lagi.
Besok paginya dia sms lagi, dia mengatakan ingin ke rumah. Lagi-lagi tidak saya balas. Tetapi adik saya no. 3 memohon saya untuk membalasnya. Dia datang ke rumah dan memohon maaf atas kesalahannya.
Akhirnya permasalahan itu dapat diselesaikan dengan lancar, seperti membalik tangan saja, semua pihak dapat menerimanya dengan sukacita.
Itulah kuasa doa, di mana kita mengeluh pada Tuhan, Dia akan selalu membimbing kita dan memberi jalan ke luar yang terbaik bagi kita semua.
Anda tidak dapat mengubah kehendak Tuhan, tetapi pendoa dapat menemukan kehendak Tuhan (Sundar Singh)
(Sumber: Warta KPI TL No. 72/IV/2010).