Banyak orang Kristiani yang mengasihi Tuhan ala kadarnya. Dia berdoa, membaca Kitab Suci, mempersiapkan pelayanannya secara suam-suam kuku (melayani tapi masih menggerutu) dan dalam pelayanannya selalu pilih-pilih.
Jika kita mengasihi Tuhan dengan segenap hati, maka Dia akan menyediakan kunci-kunci sorgawi buat setiap kita. Kunci-kunci itu dapat kita operasikan di alam roh, sesuai dengan kebutuhan kita.
Secara garis besar di Alkitab ada 7 kunci yang Tuhan miliki.
1. Kunci Pengetahuan (Luk 11:52).
Ada banyak orang belajar teologia/Alkitab, mereka mempunyai pengetahuan/hafal ayat Alkitab tetapi mereka bersikap seperti ahli-ahli Taurat; mereka mengerti firman Tuhan tetapi tidak melakukannya dengan hatinya tetapi menggunakan logikanya (tidak masuk kedalamnya ~ tidak menjadi pelaku firman).
Orang yang memiliki kunci pengetahuan memiliki semua potensi untuk memahami segala hal rohani; akan mengetahui kebenaran yang akan memerdekakan (Yoh 8:32).
Cara mendapatkan kunci pengetahuan: membaca Kitab Suci dan memohon Roh Kudus untuk memberi pengertian kepada kita.
Agar kunci pengetahuan itu dapat bekerja secara luar biasa, maka kita harus terus-menerus diperbaharui untuk memperoleh pengetahuan yang benar menurut gambar Khaliknya (Kol 3:8-10 - semakin mengenal Tuhan dan firman-Nya).
Jadi, kita harus menemukan mutiara yang berharga dan menyerahkan hidup kita kepada Tuhan (Mat 13:44-46).
Tanpa pengetahuan, kerajinan tidak baik (Ams 19:2). Walaupun kita rajinnya luar biasa melayani, tapi kalau tidak punya pengetahuan pengenalan akan Tuhan, itu akan sia-sia.
Kunci ini akan berhenti/tidak berguna ketika kita merasa sudah sampai puncak, merasa sudah ngerti, merasa sudah tahu semuanya.
2. Kunci-kunci maut dan kerajaan maut (Why 1:17-18)
Di Amerika pernah hidup seorang penginjil yang bernama Charles Finey. Kemana pun dia pergi, di situ selalu ada kebangunan rohani.
Pada suatu hari dia dibawa ke sebuah pabrik garmen, di hadapan ribuan pegawai, bos garmen itu berkata: “Pak Charles, beritakan Injil kepada mereka.”
Pada saat dia baru masuk pabrik garmen, para pegawai garmen itu tidak tahan melihat wajahnya. Pak Charles berdoa memohon belas kasihan pada Tuhan terhadap jiwa-jiwa yang berada di sana.
Ketika pak Charles berlutut sambil menangis, menjerit dan mengerang kepada Tuhan ... belas kasihan menguasainya.
Meskipun tak ada satu pun ayat yang keluar dari mulutnya ... ada gelombang yang membuka kunci segala maut dan kerajaan maut sehingga ribuan jiwa tersungkur, menangis dan berteriak menyerahkan hidupnya kepada Tuhan Yesus.
Pada saat jiwa seseorang mau menerima Yesus sebagai Tuhan dan Juruselamatnya, maka dia akan terlepas dari belenggu yang mengikatnya.
Jiwa yang terbelenggu, berada di bawah kendali kerajaan maut; mereka suka berenang-renang di dalam dosanya (bong-ki-bul-gel-i-ma-ma ~ 7 dosa dasar) akhirnya... mereka mendapat upah maut (Rm 6:23).
Apakah seseorang bisa terlepas dari belenggu yang mengikatnya? Bisa, asalkan ada orang yang terbeban dengan jiwa itu dan dengan rela dia memohonkan rahmat belas kasihan kepada Tuhan (Kol 3:12).
Kita membutuhkan kunci ini agar terlepas dari belenggu yang mengikat, baik untuk diri sendiri maupun untuk orang lain.
Ada banyak orang yang tidak mengerti firman Tuhan karena jiwanya masih terbelenggu kerajaan maut.
Sejak Adam jatuh ke dalam dosa, seluruh dunia berada di bawah kuasa si jahat (1 Yoh 5:19).
Karena begitu besar kasih Allah akan dunia ini, sehingga Ia telah mengaruniakan Anak-Nya yang tunggal, supaya setiap orang yang percaya kepada-Nya tidak binasa ... (Yoh 3:16).
Oleh karena kasih Kristus, Ia menyerahkan nyawa-Nya untuk kita (1 Yoh 3:16). ... sebelum bangkit, selama tiga hari Ia turun ke tempat penantian (di bagian bumi yang paling bawah - kerajaan maut) untuk merampas kunci kerajaan maut dan membawa tawanan-tawanan ke tempat tinggi (pengakuan iman, Syahadat Para Rasul; Ef 4:8-9). Oleh kematian-Nya Ia memusnahkan Iblis, yang berkuasa atas maut (Ibr 2:14).
Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, karena Aku datang bukan untuk memanggil orang benar, melainkan orang berdosa (Mat 9:13)
3. Kunci rumah Daud (Yes 22:15-16, 22 – kunci yang dimiliki pengelola)
Sebna adalah kepala istana (pengelola), tetapi dia merasa bahwa apa yang dikelolanya adalah miliknya, sehingga dia membangun kubur untuk keluarganya.
Kadangkala tanpa sadar kita melakukan hal yang sama seperti Sebna. Ketika kita dipercaya sebagai pengelola oleh Tuhan (uang, talenta), belum apa-apa sudah membangun kemuliaan untuk diri kita sendiri, padahal semuanya itu merupakan milik Allah.
Ingatlah! Sebagai pengelola, pada saatnya akan dimintai pertanggungjawaban (Mat 25:14-30 – perumpamaan tentang talenta; Luk 16:19-31 – Orang kaya dan Lazarus yang miskin).
Cara mendapakan kunci rumah Daud: seberapa besar kita bisa menjadi Bapa bagi orang lain, artinya seberapa besar kita bisa menjadi saluran berkat bagi sesama. Jangan menunggu sampai kaya baru mau memberkati.
Kalau kita tidak melatih memberkati mulai sekarang, maka ketika bertambah kaya, sifat kita bertambah kikir. Buat orang yang mendapatkan kunci rumah Daud, ia akan menjadi orang yang berbeda hidupnya, akan diberkati Tuhan secara luar biasa. Seberapa besar berkat itu mengalir dan dapat kita terima tergantung sikap hati kita.
Konsep “Bapa” di Alkitab “yang memberkati” Contoh: Abraham memberkati anaknya, Yakup memberkati anak-cucunya sampai tua.
Tetapi sebagai orang tua, seringkali kita memakai konsep yang salah, yaitu: berharap jasanya akan dibalas oleh anak-anaknya, dipelihara dan tidak dimasukkan rumah jompo.
Kunci rumah Daud ini akan hilang kalau ada ketamakan di dalam hati kita. Jadi, kita harus mengenakan jubah belas kasihan dan kemurahan (Kol 3:12).
4. Kunci Daud (Wyh 3:7 – kunci otoritas pemerintahan; orang yang mempunyai kunci ini otoritasnya berbeda, hidupnya akan berpengaruh besar terhadap lingkungannya). Jadi, kita harus mengenakan jubah kerendahan hati (Kol 3:12).
5. Kunci langit (kunci ini dipakai untuk membuka atau mengunci langit; kunci otoritas untuk membuat mujizat yang luar biasa, bisa juga untuk memerintahkan alam).
* Yohanes mau menyuruh api turun dari langit (Luk 9:51-56). Jika kita mempunyai kunci langit, maka buah Roh ada dalam kehidupan kita. Jadi, kita harus mengenakan jubah kelemah lembutan (Kol 3:12) agar tidak membahayakan diri sendiri maupun orang lain.
* Elia telah sungguh-sungguh berdoa supaya hujan jangan turun dan hujanpun tidak turun di bumi selama tiga tahun enam bulan. Lalu ia berdoa pula dan langit menurunkan hujan dan bumipun mengeluarkan buahnya (Yak 5:17-18; 1 Raj 17:1; 1 Raj 18:41-48).
Jubah Elia jatuh ke tangan Elisa (2 Raj 2:13-14), sedangkan jubah Elisa tidak jatuh ke siapa-siapa. Sehingga ketika ada mayat yang kena tulang-tulang Elisa, maka hiduplah ia kembali dan bangun berdiri (2 Raj 13:20-21).
Jubah ini tidak dapat diperoleh secara gratis tetapi ada harga yang harus dibayar dan gereja perlu otoritas ini kembali. Pada akhir zaman akan ada dua saksi Allah yang akan menerima jubah ini, mereka bernubuat sambil berkabung (Why 11:3).
6. Kunci lobang jurang maut (Why 9:1-12; 20:1-3)
Sebuah bintang yang jatuh dari langit ke atas bumi (Lucifer/setan), dan kepadanya diberikan anak kunci lobang jurang maut.
Mereka diperkenankan untuk menyiksa manusia yang tidak memakai meterai Allah di dahinya (meterai baptisan - Bapa, Putera dan Roh Kudus).
Anak kunci jurang maut dipegang oleh seorang malaikat yang turun dari sorga. Dia menangkap naga/si ular tua/iblis/satan. Diikatnya ia seribu tahun lamanya, lalu dilemparkannya ke dalam jurang maut, dan menutup jurang maut itu dan memeteraikannya di atasnya, supaya ia jangan lagi menyesatkan...
7. Kunci-kunci kerajaan sorga (Mat 16:13-19)
* Yesus bertanya kepada murid-murid-Nya: “Kata orang, siapakah Anak Manusia itu?” Jawab Simon Petrus: “Engkau adalah Mesias, Anak Allah yang hidup!” kata Yesus kepadanya: “... bukan manusia yang menyatakan itu kepadamu, melainkan Bapa-Ku yang ada di sorga....”
» Bapa yang ada di sorga yang memberi pewahyuan dan pengetahuan.
* ... alam maut tidak akan menguasainya
» gerbang-gerbang neraka.
* Kepadamu akan Kuberikan kunci Kerajaan Sorga. Apa yang kauikat di dunia ini akan terikat di sorga dan apa yang kaulepaskan di dunia ini akan terlepas di sorga.”
» kunci dalam bahasa Indonesia diterjemahkan dalam bentuk tunggal; dalam bahasa aslinya: dalam bentuk jamak.
Kunci Kerajaan Sorga jenisnya banyak sekali (Baca juga: Karisma), segala sesuatu yang dimiliki sorga termasuk kuasa penciptaan.
Kita punya kuasa secara luar biasa untuk mengikat dan melepaskan, kalau kita tidak bisa melepaskan, hal ini akan menjadi bumerang.
Misalnya: melepas pengampunan, kita ikat terus sampai mati. Pengampunan bukan sebuah perasaan tetapi adalah sebuah kebutuhan.
Tujuh kunci setan:
1. Kunci lautan kebencian
Setan memakai kebencian, kalau terjadi konflik dengan siapa pun jagalah hatimu dengan sungguh-sungguh karena kalau sampai kebencian dibiarkan masuk, kebencian itu akan menjadi penjara seperti lautan.
2. Kunci lautan ketakutan
Reaksi pertama setelah manusia berdosa adalah takut (Kej 3:10); di dalam kasih tidak ada ketakutan (1 Yoh 4:18).
3. Kunci lautan tidak berperasaan
Orang yang kena kunci ini tidak peduli dengan orang lain, entah orang lain susah/memerlukan pertolongan, dia hanya peduli dengan dirinya sendiri. Dia sama sekali tidak ada hati untuk orang lain, hatinya beku luar biasa (egois).
4. Kunci ketamakan
Membuat orang kehilangan kunci rumah Daud seperti Sebna (Yes 22:15-16, 22).
5. Kunci ketidak pedulian
Dalam pekara rohani, hidup dalam kondisi suam-suam kuku
* Esau: ketidak kepedulian terhadap hak kesulungannya (Kej 25:34).
* Kain ketidak pedulian terhadap persembahannya yang tidak diindahkan Tuhan (Kej 4:5).
6. Kunci penyakit dan kematian
Manusia itu untuk dirinya sendiri mau melakukan apa pun.
7. Kunci lautan kuasa
Jika Tuhan mempercayakan kuasa pada kita berhati-hatilah, karena kunci itu dapat membuat kita terjun bebas ke jurang dosa yang lain.
Ada tiga hal yang harus kita lakukan agar mendapatkan Kunci-kunci Sorgawi:
1. Minta rahmat kepada Tuhan supaya mata hati kita mulai dibukakan untuk mengerti perkara-perkara yang terjadi di alam roh, apa yang Tuhan mau sampaikan kepada kita.
2. Praktek, supaya indra kita tajam dalam berdoa, maka harus belajar untuk mendoakan orang lain.
Katakanlah pesan-pesan dari Tuhan, tetapi sebelum menyampaikan pesan itu, lakukan discerment dan mintalah roh kebijaksanaan agar yang didoakan hatinya tidak terluka ketika mendengarnya.
Ketika melakukan kesalahan, mintalah maaf. Janganlah takut untuk mengalami kesalahan, karena telinga kita bisa salah mendengar, nubuat kita tidak sempurna (1 Kor 13:9).
Kalau salah ya ... namanya belajar, orang belajar naik sepedapun juga bisa jatuh.
3. Katakan pada jiwa kita sendiri “Dalam nama Tuhan Yesus, karunia yang Tuhan berikan dalam hidupku, aktiflah engkau! Karunia itu aku terima.Tuhan, ingatkan aku senantiasa untuk memiliki kerendahan hati. Amin.”
Ada peperangan untuk merampas kunci itu, siapa yang kuat akan menang, oleh sebab itu peliharalah dan pegang apa yang Tuhan percayakan dalam kehidupan kita.
(Sumber: Warta KPI TL No. 80/XII/2010 » Renungan KPI TL tgl 21 Oktober 2010 dan 4 November 2010, Dra Yovita Baskoro, MM).