Pages

Selasa, 04 Oktober 2016

Global warming

Global warming atau pemanasan global adalah kejadian meningkatnya temperatur rata-rata atmosfir, lautan dan daratan bumi.


Pemicu utamanya adalah: meningkatnya emisi karbon, akibat penggunaan energi fosil (bahan bakar minyak, batu bara dan sejenisnya, yang tidak dapat diperbaharui). Penghasil terbesarnya adalah negeri-negeri industri seperti Amerika Serikat, Inggris, Rusia, Kanada, Jepang, Cina dll. Ini diakibatkan oleh pola konsumsi dan gaya hidup masyarakat negara-negara utara yang 10 kali lebih tinggi dari penduduk negara Selatan.


Negara-negara berkembang, meski tidak besar, ikut juga berkontribusi dengan skenario pembangunan yang mengacu pada pertumbuhan industri dan tentunya meningkatnya pola konsumsi, meski tidak setinggi negara Utara. Industri penghasil karbon dan perusahaan tambang (migas, batubara, dan yang terutama berbahan baku fosil) di negeri berkembang seperti Indonesia adalah pemicu lahirnya pemanasan global.

Efek pemanasan global:

1. Kerusakan cuaca dan alam.

* Kerusakan hutan Indonesia tahun ini tercatat pada rekor dunia “Guinnes Record of Book” sebagai negara tercepat yang rusak hutannya. Mengapa? Karena Indonesia sangat gencar mengeksploitasi kekayaan bumi, seperti migas, batubara, penebangan hutan secara liar dsb.

- Intergovermental Panel and Climate Change (IPCC), sebuah lembaga panel internasional yang beranggotakan lebih dari 100 negara di seluruh dunia, menyatakan bahwa pada tahun 2005 terjadi peningkatan suhu di dunia 0,6 – 0,7 sedangkan di Asia lebih tinggi, yaitu 10. Selanjutnya adalah ketersediaan air di negeri-negeri tropis berkurang 10-30 persen dan melelehnya gunung es (Gleser) di Himalaya dan Kutub Utara.

- Secara umum yang juga dirasakan oleh seluruh dunia saat ini adalah makin panjangnya musim panas dan makin pendeknya musim hujan.

- Selain itu maraknya badai dan banjir di kota-kota besar di seluruh dunia, serta meningkatnya cuaca secara ekstrem, yang tentunya sangat dirasakan di negara-negara tropis.

- Jika kita kaitkan dengan wilayah Indonesia tentu sangat terasa, begitu juga dengan kota-kota yang dulunya dikenal sejuk dan dingin makin hari makin panas saja. Misalnya: kota Malang, kota Batu, kawasan Prigen dll. 

2. Naiknya permukaan laut.

- Ratusan desa di pesisir Jatim terancam tenggelam akibat naiknya permukaan air laut, indikatornya serasa makin dekat saja jika kita tengok naiknya gelombang pasang di minggu ketiga bulan Mei 2007 kemarin. Mulai dari Pantai Kenjeran, Pantai Popoh Tulungagung, Ngeliyep Malang dan pantai-pantai di pulau-pulau Indonesia.

- Untuk negara-negara lain meningkatnya permukaan air laut bisa dilihat dengan makin tingginya ombak di pantai-pantai Asia dan Afrika. Apalagi hal itu ditambah dengan melelehnya gleser di gunung Himalaya Tibet dan di Kutub Utara di sinyalir oleh IPCC hal ini berkontribusi langsung meningkatkan permukaan air laut setinggi 4-6 meter. Dan jika benar-benar meleleh semuanya maka akan meningkatkan permukaan air laut setinggi 7 meter pada tahun 2012.

- Pada 30 tahun kedepan tentu ini bisa mengancam kehidupan pesisir dan kelangkaan pangan yang luar biasa, akibat berubahnya iklim yang sudah kita rasakan sekarang dengan musim hujan yang makin pendek sementara kemarau semakin panjang. Hingga gagal panen selain soal hama, juga akibat kekurangan air di tanaman para petani.

3. Mewabahnya penyakit.

- Meningkatnya suhu ini, juga telah menyebabkan makin banyaknya wabah penyakit endemik “lama dan baru” yang merata dan terus bermunculan, seperti leptospirosis, demam berdarah, diare, malaria. Penyakit-penyakit malaria, demam berdarah dam diare adalah penyakit lama yang seharusnya sudah lewat dan mampu ditangani. Namun kenyataannya penyakit-penyakit ini kini justru semakin mengakibatkan ribuan orang terinfeksi dan meninggal. Situasi ini sangat erat hubungannya dengan realitas pemanasan global.

- Para ilmuwan memprediksi bahwa lebih banyak orang terkena penyakit atau meninggal karena stress panas; dan juga memprediksi meningkatnya insiden alergi dan penyakit pernafasan karena udara yang lebih hangat akan memperbanyak polutan, spora mold dan serbuk sari. Penyakit yang diakibatkan nyamuk dan hewan pembawa penyakit lainnya akan semakin meluas karena mereka dapat berpindah ke daerah yang sebelumnya terlalu dingin bagi mereka. Saat ini, 45% penduduk dunia tinggal di daerah di mana mereka dapat digigit oleh nyamuk pembawa parasit malaria; presentase ini meningkat menjadi 60% jika temperatur meningkat. 

Manusia adalah makhluk yang diciptakan secitra dengan Allah (Kej 1:26-28). Tuhan melihat bahwa segala yang dibuatnya, adalah baik adanya (Kej 1:31). Kebijaksanaan dan kekuatan Tuhan ditampakkan dalam setiap aspek ciptaan. 

Kita semua dipanggil untuk meneruskan karya-karya yang dikerjakan oleh Allah, yaitu memelihara keutuhan alam semesta dan segala yang dikandung di dalamnya. Memelihara, menaklukkan atau menguasai alam selalu, artinya mengatur alam semesta untuk tujuan kebahagiaan dan kesejahteraan semua manusia dan semua ciptaan Allah. Bukan mengeruk, merusak atau mengeksplotasi alam dengan pelbagai macam tindakan (terlepas disadari atau tidak) ternyata kita ikut menciptakan terjadinya global warning.

Siapa mendengarkan aku, ia akan tinggal dengan aman, terlindung dari pada kedahsyatan malapetaka (Ams 1:33)

(Sumber: (Sumber: Warta KPI TL No. 67/XI/2009 » ‘Sampah! Mengubah tulah menjadi berkah’ , APP 2008).