Pada hari-hari terakhir akan datang masa yang sukar. Manusia akan mencintai dirinya sendiri, menjadi hamba uang, membual dan menyombongkan diri, menjadi pemfitnah, akan memberontak terhadap orang tua, tidak tahu berterima kasih, tidak memperdulikan agama, tidak tahu mengasihi, tidak mau berdamai, suka menjelekkan orang, tidak dapat mengekang diri, garang, tidak suka yang baik, suka mengkhianat, tidak berpikir panjang, berlagak tahu, lebih menuruti hawa nafsu dari pada menuruti Allah. Secara lahiriah menjalankan ibadah, tetapi pada hakekatnya memungkiri kekuatan Allah (2 Tim 3:1-5).
Mengapa manusia berbuat seperti itu? Karena mereka mendapat hikmat dari dunia, dari nafsu manusia, dari setan-setan (Yak 3:15). Si jahat sangat menyesatkan dunia (1 Yoh 5:19), apalagi kalau seseorang kerasukan setan, mereka sangat berbahaya (Mat 8:28).
Di mana pun umat Allah berada dan rencana Allah sedang dilaksanakan, di situlah akan terjadi peningkatan peperangan rohani.
Lucifer adalah penghulu malaikat Allah, salah satu dari malaikat penjaga takhta Allah sendiri. Ia memimpin penyembahan di sorga, tetapi sejak ia hendak menyamai Yang Mahatinggi, ia kehilangan posisinya (Yes 14:13-14; Yeh 28:13-15). Dengan keangkuhannya, dia memberontak bersama sepertiga dari Malaikat (Why 12:4).
Allah tidak menyayangkan malaikat-malaikat yang berbuat dosa tetapi melemparkan mereka ke dalam neraka dan dengan demikian menyerahkannya ke dalam gua-gua yang gelap untuk menyimpan mereka sampai hari penghakiman (2 Ptr 2:4)
Setelah kejatuhan setan, Allah menciptakan Adam dan Hawa. Allah memberikan semua otoritas dan kuasa atas bumi ini kepada Adam (Kej 1:26-28). Sejak Adam jatuh ke dalam dosa (Kej 3), otoritas itu dirampas oleh Setan (Luk 4:6).
Tuhan adalah pribadi yang memegang “rule of the game”, Dia mempunyai keadilan yang luar biasa, yang berjalan dalam aturan ilahi yang sangat ajaib.
Jadi, Dia kirimkan Anak-Nya yang tunggal untuk merampas segala kunci maut dan kunci kerajaan maut (Why 1:18).
Sekarang semua itu bukan milik Setan lagi, tapi sudah menjadi milik Yesus, kemudian hak itu diberikan-Nya kepada Gereja-Nya.
Oleh karena penebusan Yesus yang luar biasa ini, maka sejak itu ada satu Hukum Roh Kehidupan (The law of the spirit of life; Rm 8:1-2 - istilah “Roh yang memberi hidup” kurang tepat terjemahannya). Hukum ini memerdekakan kita dari hukum dosa dan hukum maut.
Tetapi Setan tidak mau taat hukum, katanya: “Kalau ada manusia yang tidak mengerti kebenaran ini, maka aku akan tetap memiliki hakku.”
Secara legal Iblis sudah dikalahkan, tetapi dia tidak mau menyerahkan hak kita, dia selalu mendakwa/menuduh kita (Why 12:10) ... akhirnya terjadilah peperangan rohani.
Jika kita ingin memenangkan suatu daerah, kita harus mengerti bahwa ada harga yang harus kita bayar, di mana letak medan pertempuran, strategi peperangan dan senjata-senjatanya, serta ketepatan menggunakan senjata senjata tersebut.
Yang terutama kita harus selalu menggunakan pikiran, perasaan dan kehendak Kristus; dengan cara selalu bertanya pada Roh Kudus “strategi apa dan apa kehendak-Nya.”
Marilah kita belajar dari Dan 10:
Pada tahun ketiga pemerintahan Koresh, raja orang Persia, suatu firman dinyatakan kepada Daniel yang diberi nama Beltsazar; firman itu benar dan mengenai kesusahan yang besar.
Maka dicamkannyalah firman itu dan diperhatikannyalah penglihatan itu. Pada waktu itu aku, (3A) Daniel, berkabung tiga minggu penuh: makanan yang sedap tidak kumakan, daging dan anggur tidak masuk ke dalam mulutku dan aku tidak berurap sampai berlalu tiga minggu penuh.
Pada hari kedua puluh empat bulan pertama, ketika aku ada di tepi sungai besar, yakni sungai Tigris, kuangkat mukaku, lalu kulihat, tampak seorang yang berpakaian kain lenan dan berikat pinggang emas dari ufas. Tubuhnya seperti permata Tarsis dan wajahnya seperti cahaya kilat; matanya seperti suluh yang menyala-nyala, lengan dan kakinya seperti kilau tembaga yang digilap, dan suara ucapannya seperti gaduh orang banyak.
Hanya aku, Daniel, melihat penglihatan itu, tetapi orang-orang yang bersama-sama dengan aku, tidak melihatnya; tetapi mereka ditimpa oleh ketakutan yang besar, sehingga mereka lari bersembunyi; demikianlah aku tinggal seorang diri. Ketika aku melihat penglihatan yang besar itu, hilanglah kekuatanku; aku menjadi pucat sama sekali, dan tidak ada lagi kekuatan padaku.
Lalu kudengar suara ucapannya, dan ketika aku mendengar suara ucapannya itu, jatuh pingsanlah aku tertelungkup dengan mukaku ke tanah.
Tetapi ada suatu tangan menyentuh aku dan membuat aku bangun sambil bertumpu pada lutut dan tanganku. Katanya kepadaku: "Daniel, engkau orang yang dikasihi, camkanlah firman yang kukatakan kepadamu, dan berdirilah pada kakimu, sebab sekarang aku diutus kepadamu." Ketika hal ini dikatakannya kepadaku, berdirilah aku dengan gemetar.
Lalu katanya kepadaku: "Janganlah takut, Daniel, sebab telah didengarkan perkataanmu sejak hari pertama engkau berniat untuk mendapat pengertian dan untuk merendahkan dirimu di hadapan Allahmu, dan aku datang oleh karena perkataanmu itu.
(1) Pemimpin kerajaan orang Persia berdiri dua puluh satu hari lamanya menentang aku; tetapi kemudian Mikhael, salah seorang dari pemimpin-pemimpin terkemuka, datang menolong aku, dan aku meninggalkan dia di sana berhadapan dengan raja-raja orang Persia.
Lalu (3B) aku datang untuk membuat engkau mengerti apa yang akan terjadi pada bangsamu pada hari-hari yang terakhir; sebab penglihatan ini juga mengenai hari-hari itu."
Ketika dikatakannya hal ini kepadaku, (2) kutundukkan mukaku ke tanah dan aku terkelu (tidak bisa bicara).
Tetapi sesuatu yang menyerupai manusia menyentuh bibirku; lalu kubuka mulutku dan mulai berbicara, kataku kepada yang berdiri di depanku itu: "Tuanku, oleh sebab penglihatan itu aku ditimpa kesakitan, dan tidak ada lagi kekuatan padaku. Masakan aku, hamba tuanku ini dapat berbicara dengan tuanku! Bukankah tidak ada lagi kekuatan padaku dan tidak ada lagi nafas padaku?"
Lalu dia yang rupanya seperti manusia itu menyentuh aku pula dan memberikan aku kekuatan, dan berkata: "Hai engkau yang dikasihi, janganlah takut, sejahteralah engkau, jadilah kuat, ya, jadilah kuat!"
Sementara ia berbicara dengan aku, aku merasa kuat lagi dan berkata: "Berbicaralah kiranya tuanku, sebab engkau telah memberikan aku kekuatan."
Lalu katanya: "Tahukah engkau, mengapa aku datang kepadamu? Sebentar lagi aku kembali untuk berperang dengan pemimpin orang Persia, dan sesudah aku selesai dengan dia, maka pemimpin orang Yunani akan datang.
Namun demikian, (3C) aku akan memberitahukan kepadamu apa yang tercantum dalam Kitab Kebenaran. Tidak ada satu pun yang berdiri di pihakku dengan tetap hati melawan mereka, kecuali Mikhael, pemimpinmu itu.
» (1) bukan manusia melainkan roh-roh jahat yang menjadi penguasa di atas negeri Persia.
(2) tunduk karena kekudusan kita dengan kekudusan Tuhan bagaikan bumi dan langit.
(3ABC) Daniel berkabung dan berpantang karena dia ingin mendapat pengertian tentang firman itu. Daniel berdoa minta hikmat pengertian yang dia dengar, itu suatu perkara yang besar. Sejak hari pertama dia meminta hikmat pengertian itu, Tuhan sudah mengutus Malaikat Gabriel.
Jadi, membaca Kitab Suci harus memohon rahmat dari Allah agar kita mampu mengerti maknanya. Zaman dulu Tuhan mengutus malaikatnya untuk memberi pengertian, karena Tuhan belum mengutus Roh Kudus.
Terjadi peperangan besar di langit antara Malaikat-malaikat Tuhan dan Malaikat-malaikat Iblis. Iblis tidak mau kebenaran itu disingkapkan.
Peperangan rohani ini terdiri dari dua tahap:
1. Perang legal (peperangan diplomasi).
Agar kita mengerti aturan mainnya (rule of the game), kita harus mempunyai kunci pengetahuan (Lih. Kunci-kunci sorgawi).
Kalau kita memegang kunci pengetahuan, maka setiap kali kita membaca Alkitab akan banyak hal yang akan Tuhan singkapkan.
Jadi, kuasailah kunci pengetahuan, sebab tanpa kunci pengetahuan akan terjadi kebinasaan (Hos 4:6).
2. Pada saat kita mengerti hak kita, baru kita bisa bertindak dan Tuhan akan memberi kemenangan luar biasa.
Marilah kita belajar dari Luk 22:28-32
(1) Kamulah yang tetap tinggal bersama-sama dengan Aku dalam segala pencobaan yang Aku alami.
(2) Dan Aku menentukan hak-hak Kerajaan bagi kamu, sama seperti Bapa-Ku menentukannya bagi-Ku, bahwa kamu akan makan dan minum semeja dengan Aku di dalam Kerajaan-Ku dan kamu akan duduk di atas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
(3) Simon, Simon, lihat, Iblis telah menuntut untuk menampi kamu seperti gandum, tetapi Aku telah berdoa untuk engkau, supaya imanmu jangan gugur. Dan engkau, jikalau engkau sudah insaf, kuatkanlah saudara-saudaramu."
» (1) Dari sekian banyak orang yang mengikut Yesus, hanya segelintir orang yang ikut terus dengan Tuhan, mereka mendampingi-Nya pada saat Ia mengalami pencobaan.
(2) Akibat kesetiaan mereka, pahalanya luar biasa.
(3) Karena kesetiaannya, Petrus diangkat ke level yang lebih tinggi. Iblis mengamati semua bentuk kesalahannya lalu dia mendakwa/menuntut di hadapan Allah.
Tuhan tidak segera menampi Petrus, tetapi Dia justru mendoakannya. Jika kita tidak saling mendoakan, kita tidak akan kuat untuk bertahan atas serangan iblis.
(Sumber: Warta KPI TL No. 81/I/2011 » Renungan KPI TL tgl 24 Juni 2010 & 1 Juli 2010, Dra Yovita Baskoro, MM).