Senin, 03 Oktober 2016

Boleh enak, jangan seenaknya

Hidup ini enak. Betapa tidak, semua disediakan oleh Tuhan. Pekerjaan kita hanyalah mencari dan menemukan yang kita butuhkan. Kalau seseorang tidak mendapatkannya, salah satu faktornya ialah tidak tahu atau tidak mau.

Betapa banyak orang – dengan pelbagai alasan – membenarkan sikap malas, sikap tidak disiplin, tidak mau kerja keras. Mereka itu kerja tak teratur, makan tak teratur, tidur tak teratur. Mereka ingin merasakan enaknya hidup ini dengan enak-enak. Ternyata dengan selalu enak-enak, hidup kita justru tidak enak. 


Hidup ini laksana roda yang berputar. Kadang di bawah, ada kalanya di atas. Yang mau enak-enak dan santai sekarang, kelak atau suatu saat pasti akan susah alias tidak enak. 

Yang mau susah sekarang, kelak bakal senang. Berakit-rakit ke hulu, berenang-renang ke tepian. Bersakit-sakit dahulu, bersenang-senang kemudian.

Untuk mempersiapkan masa depan, kita tidak perlu tegang. Hidup ini bisa dijalani dengan sersan (serius tapi santai). Bekerjalah dengan enak, tapi jangan seenaknya. Yang seenaknya, bakal tak enak. Pokoknya, kalau mau enak jangan enak-enak apalagi seenaknya. Enak aja! Keenakan.

(Sumber: Warta KPI TL No. 66/X/2009 » Mutiara Kehidupan, Albertus Herwanta, O. Carm).