Soendar Singh beragama Hindu, berasal dari keluarga kaya dan ternama. Dia bersekolah di sekolah Kristen dan di situ dia belajar mengenal Kitab Suci Perjanjian Baru.
Tetapi permusuhannya dengan orang Kristen demikian besar, sehingga pada usia 15 tahun dia membakar Kitab Suci. Pendapatnya “dengan membakar Kitab Suci dia telah melakukan perbuatan baik.” Setelah membakar Kitab Suci hatinya semakin gelisah, tidak tenang dan merasa tidak bahagia sama sekali.
Pada hari ketiga, dia bangun pagi-pagi jam 3 dan berdoa. Dia minta Allah menunjukkan diri-Nya bahwa Allah itu betul-betul ada dan menunjukkan jalan keselamatan baginya.
Jika Allah tidak dapat menunjukkan diri-Nya, dia akan pergi meletakkan kepalanya pada rel kereta api yang akan lewat jam 5 pagi itu dan menghabiskan nyawanya.
Tiba-tiba jam 4.30 terjadi sesuatu yang mengagumkan. Dalam sekejap mata, kamarnya menjadi terang benderang dan dalam terang cahaya itu dia melihat sesosok manusia. Dia mengira beliau adalah Budha atau Kresna atau orang kudus lainnya.
Lalu dia mendengar suara: “Berapa lama kau masih memburu-buru Aku? Aku sudah wafat untukmu, Aku sudah menyerahkan hidup-Ku demi engkau.”
Dia melihat orang itu seperti tokoh yang ada di gambar-gambar sekolahnya, yaitu Yesus. Yesus berada dihadapannya ... begitu hidup... wajah-Nya begitu berseri-seri. Walaupun dua hari sebelumnya dia sudah membakar Kitab Suci, namun Dia sama sekali tidak marah.
Pada saat itu dia tersungkur dan mengakui-Nya sebagai Kristus yang hidup Juru Selamat dunia. Dia merasakan damai, yang tidak dapat ditemukan dimanapun. Itulah kebahagiaan yang dicarinya.
Sesudah itu kaum keluarganya berusaha untuk mengembalikan dia kepada kehidupan agamanya yang lama, namun tidak berhasil, lalu dia tidak boleh mewarisi apapun bahkan dikejar-kejar untuk dibunuh.
Pada tahun 1905 dia dibaptis dan tiga puluh hari sesudahnya dia bernadar menjadi Sadhoe (seseorang yang selalu mengenakan pakaian khusus, menjalankan latihan rohani atau berkeliling negeri sambil mewartakan kabar baik, tanpa uang, tanpa milik apapun, dia hanya hidup dari belas kasihan orang lain).
Sejak tahun 1912 dia sering mendapat visiun (penampakan). Ketika dia tenggelam dalam doa yang khusuk, kadang-kadang delapan sampai sepuluh jam dalam sebulan, mata jiwanya dibuka untuk melihat sorga selama satu atau dua jam. Dia berjalan bersama Yesus Kristus dalam sorga dan bercakap-cakap dengan Malaikat-Malaikat dan Roh-Roh.
Inilah percakapan antara Sadhoe Soendar Singh dengan Yesus Kristus, malaikat-malaikat dan roh-roh.
Persekutuan orang kudus - Za 3:7-8 Para kudus adalah mereka yang sudah melewati tingkat ini dan masuk ke alam dunia rohani yang kepadanya dipercayakan suatu tugas khusus.
Hidup tidak pernah dimusnahkan hanya berubah; berada di dunia dan berada di dunia sana. Tidak ada sesuatupun di jagad raya ini yang dimusnahkan karena Sang Pencipta tidak pernah menciptakan sesuatu untuk dimusnahkan. Apalagi manusia diciptakan menurut gambaran Allah. Sang Pencipta ingin mereka berbahagia senantiasa dan tinggal tetap dihadirat-Nya.
Kalau manusia itu sangat rindu bertemu dengan Allah maka mereka mulai memperbaiki dan memperbarui hidupnya di atas bumi ini.
Ada banyak orang Kristen maupun yang tidak Kristen yang secara tulus mencari kebenaran dan meninggal, sementara mereka masih menemukan kebenaran setengah-setengah atau berpegang pada kebenaran palsu, mereka ini diperbaiki di dalam dunia roh dengan syarat bahwa mereka tidak berpegang teguh pada pandangan sendiri tetapi mau belajar. Sebab Allah tidak memaksa baik di dunia ini maupun di dunia seberang supaya orang percaya.
Malaikat membimbing jiwa-jiwa yang berasal dari dunia (Luk 16:22).
Biasanya Kristus menghadirkan diri-Nya di masing-masing dunia roh itu sesuai tingkat kemuliaan dan perkembangan rohani penghuninya.
Tetapi pada beberapa peristiwa, Ia sendiri datang, di ranjang kematian untuk menjemput abdi-Nya dan dengan penuh kasih Ia menyeka air matanya dan masuk ke dalam firdaus (Why 7:17).
Kebesaran seseorang di dunia sana tidak tergantung pada kemampuan atau posisinya. Orang itu baru berguna bagi orang lain tergantung pada cara pengabdiannya di dunia.
Jadi, sejauh mana orang itu mengabdi dalam cinta, sejauh itu pula kebesarannya (Mat 20:26). Sukacita mereka yang ada di sorga ialah bahwa mereka melayani orang lain di dalam cinta, dengan demikian mereka memenuhi tujuan hidupnya maka mereka tinggal di hadapan hadirat Allah sampai kekal.
Sesudah seseorang meninggal dunia, jiwanya akan masuk ke dalam dunia roh dan dia akan ditempatkan sesuai dengan tingkat perkembangan rohaninya.
Dia akan berada bersama mereka yang sifat dan kodratnya sama, entah itu di dalam kegelapan atau di dalam terang atau di dalam kemuliaan.
Roh yang baik hanya dikelilingi oleh malaikat dan roh-roh baik lainnya yang sudah menemani mereka sejak di ranjang kematiannya. Sedangkan roh jahat tidak boleh mendekat tetapi hanya dapat melihat dari jauh.
Roh-roh baik “Anak-anak Terang” bila mau memasuki kerajaan roh-roh, terlebih dahulu mereka mandi dalam air lautan kristal yang tidak dapat dipegang bagaikan udara, dan di sana mereka mengalami penyegaran yang memuaskan.
Mereka dimurnikan dan dibersihkan secara mengagumkan dan dalam keadaan segar bugar mereka memasuki dunia terang dan kemuliaan, di sanalah mereka akan hadir dihadapan hadirat Tuhannya dan dalam persekutuan dengan para kudus dan malaikat yang tidak terhitung jumlahnya.
Roh-roh yang jahat tidak ditemani roh-roh baik disekelilingnya, tetapi hanya roh-roh jahat saja yang menemaninya sejak dari ranjang kematiannya.
Di sana juga terdapat malaikat tetapi terhalang, karena roh-roh jahat yang ada di sana terlebih dahulu secara bebas menyiksa roh jahat yang baru karena kejahatan dan keburukan mereka di dunia.
Jiwa-jiwa ini segera dibawa roh-roh jahat ke dalam kegelapan, sebab selama hidupnya mereka selalu menyerah kepada roh-roh jahat yang menarik dan mempengaruhi mereka untuk hal-hal yang jahat dan bermacam-macam dosa. Sebab malaikat tidak pernah menghambat kehendak bebas manusia.
Anak-anak Kegelapan tidak betah berada dekat dengan “Anak-Anak Terang” dan merasa terganggu dengan terang kemuliaan di mana-mana sehingga berusaha menyembunyikan diri supaya kodratnya yang bejat dan jahat tidak kelihatan.
Dari dasar kerajaan roh kegelapan naiklah asap hitam yang berbau dan sementara berusaha menyembunyikan diri dari terang, anak-anak kegelapan menjerit dan dilemparkan ke dalam kerajaan roh kegelapan. Dari dalamnya kedengaran terus menerus jeritan dan kutukan.
Namun sorga berada di tempat dimana asap itu tidak mencapainya dan jeritan itu tidak kedengaran oleh roh-roh sorga kecuali bila dari mereka yang karena mempunyai alasan khusus ingin melihat keadaan neraka dalam kegelapan (Bdk Luk 16:19-31).
Mati sama seperti orang tidur. Peralihan ini tidak menyakitkan baik secara jasmani maupun secara rohani. Sama seperti seorang yang kelelahan, mengantuk dan tidur.
Roh dari mereka yang hidup tanpa persiapan untuk memasuki dunia roh, yang kemudian secara tiba-tiba memasuki dunia roh ini akan dipenuhi kebingungan dan keputusasaan bila mendapatkan dirinya berada dalam tingkat yang rendah dan di daerah kegelapan atau di tingkat antara keduanya.
Roh-roh dari tingkat rendah ini sering mengganggu manusia dengan hebatnya. Namun manusia yang terkena hanyalah mereka yang kira-kira sama keadaannya dengan roh pada tingkat rendah itu dan dengan kehendaknya sendiri membuka hati secara bebas untuk berhubungan dengan roh-roh pada tingkat rendah itu (Im 20:6 - berzinah secara roh). Roh-roh jahat ini kalau bersekutu dengan roh jahat lainnya dapat merusakkan dunia.
Namun Allah menempatkan malaikat-malaikat yang tak terhitung jumlahnya untuk melindungi umat dan ciptaan-Nya sehingga dibawah lindungan malaikat itu amanlah umat-Nya.
Roh jahat hanyalah dapat merugikan mereka di dunia yang keadaannya sama seperti mereka dan lagi hanya sejauh Allah memperkenankan.
Kadang-kadang Allah mengizinkan setan dan malaikat-Nya untuk mengganggu umat-Nya, agar mereka lebih kuat dan menjadi lebih baik lewat pencobaan. Misalnya: Ayub (Ayb 1).
Orang yang hidupnya tidak berbakti kepada Allah, kalau mati mereka menjadi tidak sadar bahwa jiwanya ketika melihat wajah setan dan roh jahat disekelilingnya, mereka menjadi bisu dan lumpuh karena terkejut ...
Kematian orang beriman adalah sering dia merasa bahagia karena disongsong malaikat dan para kudus dan juga oleh mereka yang dicintainya yang sudah meninggal terlebih dahulu, mereka hadir mendampinginya pada saat ajal dan mengantarnya ke kerajaan Sorga.
Sewaktu memasuki sorga dia merasa senang karena di sana bukan hanya terdapat teman-temannya tetapi dia sendiri sudah mempersiapkan diri untuk datang kekediaman ini oleh kepercayaan dan persekutuannya dengan Allah.
Seorang anak meninggal akibat radang paru-paru, lalu sejumlah malaikat datang menjemputnya ke sorga. Lalu malaikat-malaikat itu menghantarkan jiwa anak itu kebagian surga yang bagus dan terang khusus untuk anak-anak.
Selang beberapa waktu kemudian, ibunya juga meninggal. Anak itu sudah dewasa dan menjemput ibunya bersama dengan para malaikat lain.
Ibunya diliputi sukacita, lalu mereka saling memeluk bahagia dan air mata mereka bagaikan bunga. Sambil berjalan bersama, anak itu memperlihatkan dan menjelaskan semuanya kepada ibunya.
Mereka tinggal bersama di tingkat antara itu selama mereka diperlukan (Api Penyucian). Ketika selesai masa itu, dia membawa ibunya ke tempat tinggalnya yang lebih tinggi, di sana terdapat sukacita dari segala sudut.
Banyak sekali jiwa-jiwa yang demi Kristus menderita bermacam-macam kesengsaraan di atas dunia dan akhirnya diangkat ke tempat kemuliaan itu dan menerima kehormatan.
Lalu anak itu berkata kepada ibunya: “Ibu, di dunia hanyalah bayangan dari hidup sebenarnya, semua orang mengasihi kita dan menangisi kita, tetapi coba ibu katakan, apakah mati atau hidup yang sebenarnya dirindukan setiap orang?”
Ibunya menjawab: “Anakku, inilah hidup sejati, seandainya di dunia ibu mengetahui betul kebenaran mengenai hidup ini, ibu pasti tidak terlalu menangisi kematianmu. Sayang sekali, mereka di dunia begitu buta, padahal Kristus sudah mengatakan secara jelas mengenai kemuliaan ini. Injil juga mengemukakan berulang-ulang tentang kemuliaan kerajaan Bapa yang kekal ini, namun masih saja ada orang yang bimbang, bukan hanya orang yang tidak mengetahuinya, tetapi juga orang yang beriman.”
Jiwa seorang ahli filsafat Jerman memasuki kerajaan roh-roh. Dari jauh dia sudah melihat seri cahaya dunia roh-roh ini serta kemuliaan para penghuninya. Dia sangat terpesona, namun kecerdasannya, intelektualnya menghalangi dia menikmati kebahagiaan tersebut.
Dia mulai menganalisa: “Saya memang melihat semua ini, tetapi di mana buktinya bahwa semua ini betul dan bukan khayalan saya. Semua yang saya lihat harus dapat diuraikan secara logis, filosofis dan menurut ilmu pengetahuan, baru saya yakin bahwa semuanya ini bukanlah ilusi.”
Lalu Malaikat menjawab: “Dari pembicaraanmu, jelas sekali bahwa kodratmu sudah diresapi dengan kecerdasan insani, sebab untuk dapat melihat dunia roh dibutuhkan mata rohani, bukan pengertian akal budi yang berdasarkan filsafat atau logika.
Pengetahuan yang mempunyai hubungan dengan masalah jasmani, sudah kau tinggalkan di dunia bersama dengan budi dan otakmu.
Di sini hanya berlaku kebijaksanaan rohani yang berasal dari takut akan Allah dan cinta kasih.
Sayang sekali, manusia lupa akan kata-kata Yesus yang amat berharga “Jika kamu tidak bertobat dan menjadi seperti anak kecil, kamu tidak akan masuk kerajaan surga (Mat 18:3).”
Ahli filsafat itu akan tinggal lama ditingkat rendah dan akan terus terbentur dengan pemikiran otaknya, sampai dia merasa capek dan tobat dari kebodohannya.
Sesudah diajarkan malaikat, dia baru menjadi matang untuk masuk ke dalam cahaya Allah di tingkat atas.
Dalam pengertian tertentu, di sana terdapat ruangan tak terbatas dipenuhi kehadiran Allah yang adalah roh yang merupakan dunia rohaniah.
Dunia/bumi dihuni oleh roh-roh yang dibungkus oleh badan. Tetapi masih ada lagi dunia roh-roh yang menjadi tempat tinggal sementara roh-roh yang mati yang sudah meninggalkan tubuh. Tempat ini terletak diantara kemuliaan dan cahaya sorgawi yang tinggi dengan dunia bawah yang kelam dan kegelapan neraka yang terdalam (Api Penyucian).
Di sana jiwa-jiwa itu dibentuk yang jumlahnya tidak terhitung banyaknya, jiwa-jiwa itu dibimbing ke bentuk sesuai dengan kemajuan yang sudah dicapainya di atas bumi.
Di sana malaikat-malaikat yang ditugaskan secara khusus akan mengajar sementara waktu. Lamanya tergantung keperluan sampai mereka masuk persatuan dengan roh-roh baik di tingkat terang.
(Sumber: Warta KPI TL No. 71/III/2010 » Renungan KPI TL Tgl 25 Februari 2010, Dra Yovita Baskoro, MM).
Semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil (Luk 10:21).