Pages

Selasa, 20 September 2016

Jangan tawar hati




Orang hebat atau orang yang terkuat sekalipun akan lemah dan tidak berdaya di dalam menanggung hidupnya kalau mereka tidak mendapatkan kekuatan anugerah Allah.



Jika saat ini engkau tawar hati, bertobatlah dan lakukanlah lagi apa yang semula engkau lakukan, janganlah meninggalkan kasih yang semula (Why 2:1-7). Timbalah kekuatan dengan mengenal Allah secara pribadi melalui doa dan pembacaan firman-Nya.



Seorang pelayan sejati akan tetap setia, rela membagi Injil Allah dan hidupnya, baik atau tidak baik waktunya (2 Tes 2:8; 2 Tim 4:2). Mereka melakukan pelayanan kasih untuk kemuliaan Tuhan (2 Kor 8:19), memberitakan firman Tuhan dengan maksud baik (Flp 1:15).



Karena tahu kepada siapa percaya dan yakin bahwa Dia berkuasa memeliharakan apa yang telah dipercayakan-Nya hingga pada hari Tuhan (2 Tim 1:12).

Marilah kita belajar dari Paulus (2 Kor 4:1, 16)

Oleh kemurahan Allah kami telah menerima pelayanan ini. Karena itu kami tidak tawar hati. Sebab itu kami tidak tawar hati, tetapi meskipun manusia lahiriah kami semakin merosot, namun manusia batiniah kami dibaharui dari sehari ke sehari.

» Aku lebih banyak berjerih lelah; lebih sering di dalam penjara; didera di luar batas; kerap kali dalam bahaya maut. Lima kali aku disesah orang Yahudi, setiap kali empat puluh kurang satu pukulan, tiga kali aku didera, satu kali aku dilempari dengan batu, tiga kali mengalami karam kapal, sehari semalam aku terkatung-katung di tengah laut. Dalam perjalananku aku sering diancam bahaya banjir dan bahaya penyamun, bahaya dari pihak orang-orang Yahudi dan dari pihak orang-orang bukan Yahudi; bahaya di kota, bahaya di padang gurun, bahaya di tengah laut, dan bahaya dari pihak saudara-saudara palsu. Aku banyak berjerih lelah dan bekerja berat; kerap kali aku tidak tidur; aku lapar dan dahaga; kerap kali aku berpuasa, kedinginan dan tanpa pakaian, dan, dengan tidak menyebut banyak hal lain lagi, urusanku sehari-hari, yaitu untuk memelihara semua jemaat-jemaat (2 Kor 9:23-28).

Setiap hari mengalami tekanan, uniknya Paulus tidak tawar hati. Apa rahasianya sehingga dia tetap setia memberitakan firman meskipun badai kehidupan datang silih berganti?

Paulus tidak peduli dengan pikiran atau perkataan orang lain tentang penderitaan yang dialaminya, baginya lebih penting untuk melaksanakan kehendak Allah, dengan selalu menyerahkan jiwanya dengan berbuat baik kepada Pencipta yang setia (1 Ptr 4:19). 

Tidak ada yang kebetulan dalam kehidupan ini, Tuhan mampu mengubah air mata dukacita menjadi air mata sukacita sehingga timbul pengharapan (Rm 8:28; Yoh 16:20).

Dia kuat di dalam Tuhan, dapat bertahan melawan tipu muslihat Iblis karena dia telah mengalami kasih Allah secara pribadi dan dia telah mengetahui misi yang dikehendaki Allah bagi hidupnya.

» Aku (Paulus) adalah orang Yahudi, lahir di Tarsus di tanah Kilikia, tetapi dibesarkan di kota ini; dididik dengan teliti di bawah pimpinan Gamaliel dalam hukum nenek moyang kita, sehingga aku menjadi seorang yang giat bekerja bagi Allah sama seperti kamu semua pada waktu ini.

Dan aku telah menganiaya pengikut-pengikut Jalan Tuhan sampai mereka mati; laki-laki dan perempuan kutangkap dan kuserahkan ke dalam penjara.

Tentang hal itu baik Imam Besar maupun Majelis Tua-Tua dapat memberi kesaksian. Dari mereka aku telah membawa surat-surat untuk saudara-saudara di Damsyik dan aku telah pergi ke sana untuk menangkap penganut-penganut Jalan Tuhan, yang terdapat juga di situ dan membawa mereka ke Yerusalem untuk dihukum.

Tetapi dalam perjalananku ke sana, ketika aku sudah dekat Damsyik, yaitu waktu tengah hari, tiba-tiba memancarlah cahaya yang menyilaukan dari langit mengelilingi aku. Maka rebahlah aku ke tanah dan aku mendengar suatu suara yang berkata kepadaku: Saulus, Saulus, mengapakah engkau menganiaya Aku? Jawabku: Siapakah Engkau, Tuhan? Kata-Nya: Akulah Yesus, orang Nazaret, yang kauaniaya itu.

Dan mereka yang menyertai aku, memang melihat cahaya itu, tetapi suara Dia, yang berkata kepadaku, tidak mereka dengar.

Maka kataku: Tuhan, apakah yang harus kuperbuat? Kata Tuhan kepadaku: Bangkitlah dan pergilah ke Damsyik. Di sana akan diberitahukan kepadamu segala sesuatu yang ditugaskan kepadamu.

Dan karena aku tidak dapat melihat oleh karena cahaya yang menyilaukan mata itu, maka kawan-kawan seperjalananku memegang tanganku dan menuntun aku ke Damsyik.

Di situ ada seorang bernama Ananias, seorang saleh yang menurut hukum Taurat dan terkenal baik di antara semua orang Yahudi yang ada di situ. Ia datang berdiri di dekatku dan berkata: Saulus, saudaraku, bukalah matamu dan melihatlah! Dan seketika itu juga aku melihat kembali dan menatap dia. Lalu katanya: Allah nenek moyang kita telah menetapkan engkau untuk mengetahui kehendak-Nya, untuk melihat Yang Benar dan untuk mendengar suara yang keluar dari mulut-Nya (Kis 22:1-14).

» Firman Tuhan kepada Ananias: “Orang ini (Paulus) adalah alat pilihan bagi-Ku untuk memberitakan nama-Ku kepada bangsa-bangsa lain serta raja-raja dan orang-orang Israel. Aku sendiri akan menunjukkan kepadanya, betapa banyak penderitaan yang harus ia tanggung oleh karena nama-Ku.” (Kis 9:15-16).

Inilah ungkapan isi hati Paulus ketika berjalan dengan Allah.

Aku telah ditangkap oleh Kristus Yesus. Aku melupakan apa yang telah di belakangku dan mengarahkan diri kepada apa yang di hadapanku, dan berlari-lari kepada tujuan untuk memperoleh hadiah, yaitu panggilan sorgawi dari Allah dalam Kristus Yesus (Flp 3:12-14).

Apa yang dahulu merupakan keuntungan bagiku, sekarang kuanggap rugi karena Kristus. Malahan segala sesuatu kuanggap rugi, karena pengenalan akan Kristus Yesus, Tuhanku, lebih mulia dari pada semuanya

Oleh karena Dialah aku telah melepaskan semuanya itu dan menganggapnya sampah, supaya aku memperoleh Kristus, dan berada dalam Dia bukan dengan kebenaranku sendiri karena mentaati hukum Taurat, melainkan dengan kebenaran karena kepercayaan kepada Kristus, yaitu kebenaran yang Allah anugerahkan berdasarkan kepercayaan. 

Yang kukehendaki ialah mengenal Dia dan kuasa kebangkitan-Nya dan persekutuan dalam penderitaan-Nya, di mana aku menjadi serupa dengan Dia dalam kematian-Nya (Flp 3:7-10).

Aku hidup, tetapi bukan lagi aku sendiri yang hidup, melainkan Kristus yang hidup di dalam aku. Dan hidupku yang kuhidupi sekarang di dalam daging, adalah hidup oleh iman dalam Anak Allah yang telah mengasihi aku dan menyerahkan diri-Nya untuk aku (Gal 2:20).

Berapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, ia melampaui segala pengetahuan. Bagi Dialah, yang dapat melakukan jauh lebih banyak dari pada yang kita doakan atau pikirkan, seperti yang ternyata dari kuasa yang bekerja di dalam kita (Ef 3:18-20).

Tanpa Kristus, tidak mendapat bagian dalam ketentuan-ketentuan yang dijanjikan, tanpa pengharapan dan tanpa Allah di dunia (Ef 2:12).

Dalam Kristus ada nasihat, ada penghiburan kasih, ada persekutuan Roh, ada kasih mesra dan belas kasihan (Flp 2:1).

Ia yang memulai pekerjaan yang baik di antara kamu, akan meneruskannya sampai pada akhirnya pada hari Kristus Yesus (Flp 1:6).

Dengan pertolongan Allah kita, kami beroleh keberanian untuk memberitakan Injil Allah kepada kamu dalam perjuangan yang berat (1 Tes 2:1).

Harta ini kami punyai dalam bejana tanah liat, supaya nyata, bahwa kekuatan yang melimpah-limpah itu berasal dari Allah, bukan dari diri kami (2 Kor 4:7) » anugerah Tuhan-lah yang memberi kekuatan, yang menopang setiap kehidupan kita.

Penderitaan itu begitu besar dan begitu berat. Hal itu terjadi, supaya jangan menaruh kepercayaan pada diri sendiri, tetapi hanya kepada Allah (2 Kor 1:8-9).

Segala perkara dapat kutanggung di dalam Dia yang memberi kekuatan kepadaku (Flp 4:13).

Pencobaan-pencobaan yang kamu alami ialah pencobaan-pencobaan biasa, yang tidak melebihi kekuatan manusia. Sebab Allah setia dan karena itu Ia tidak akan membiarkan kamu dicobai melampaui kekuatanmu. Pada waktu kamu dicobai Ia akan memberikan kepadamu jalan ke luar, sehingga kamu dapat menanggungnya (1 Kor 10:13). 

Dalam menghadapi pergumulan hidup ini, bagian kita adalah menyangkal diri dan memikul salib setiap hari dengan percaya dan mempercayakan seluruh kehidupan kita ke dalam tangan kasih Tuhan (Luk 9:23; Ibr 11:1). Sebab Allah memberikan kepada kita bukan roh ketakutan, melainkan roh yang membangkitkan kekuatan, kasih dan ketertiban (2 Tim 1:7). Kesanggupan kami adalah pekerjaan Allah (2 Kor 3:5).

Allahlah yang mengerjakan di dalam kamu baik kemauan maupun pekerjaan menurut kerelaan-Nya. Lakukanlah segala sesuatu dengan tidak bersungut-sungut dan berbantah-bantahan, supaya kamu tiada beraib dan tiada bernoda, sebagai anak-anak Allah yang tidak bercela di tengah-tengah angkatan yang bengkok hatinya dan yang sesat ini, sehingga kamu bercahaya di antara mereka seperti bintang-bintang di dunia (Flp 2:13-15).

Aku senang dan rela di dalam kelemahan, di dalam siksaan, di dalam kesukaran, di dalam penganiayaan dan kesesakan oleh karena Kristus. Sebab jika aku lemah, maka aku kuat (2 Kor 12:10).

Aku suka mengorbankan milikku, bahkan mengorbankan diriku untuk kamu (2 Kor 12:15).

Sekarang aku bersukacita bahwa aku boleh menderita karena kamu, dan menggenapkan dalam dagingku apa yang kurang pada penderitaan Kristus, untuk tubuh-Nya, yaitu jemaat (Kol 1:24).

Allah dari mulanya telah memilih kamu untuk diselamatkan dalam Roh yang menguduskan kamu dan dalam kebenaran yang kamu percayai. Untuk itulah Ia telah memanggil kamu oleh Injil yang kami beritakan, sehingga kamu boleh memperoleh kemuliaan Yesus Kristus, Tuhan kita (2 Tes 2:13-14).

Injil yang kuberitakan itu bukanlah injil manusia. Karena aku bukan menerimanya dari manusia, dan bukan manusia yang mengajarkannya kepadaku, tetapi aku menerimanya oleh penyataan Yesus Kristus (Gal 1:11-12).

Karena berita Injil (Perkataan sehat, yakni perkataan Tuhan kita Yesus Kristus (1 Tim 6:3), turut menjadi ahli-ahli waris (Ef 3:6), maksudnya orang-orang yang berhak menerima janji-janji Allah (Rm 8:17). 

Jika Injil yang kami beritakan masih tertutup juga, maka ia tertutup untuk mereka, yang akan binasa, yaitu orang-orang yang tidak percaya, yang pikirannya telah dibutakan oleh ilah zaman ini, sehingga mereka tidak melihat cahaya Injil tentang kemuliaan Kristus, yang adalah gambaran Allah.

» Kitab Suci telah mengurung segala sesuatu di bawah kekuasaan dosa, supaya oleh karena iman dalam Yesus Kristus janji itu diberikan kepada mereka yang percaya (Gal 3:22).

Peliharalah harta yang indah, yang telah dipercayakan-Nya kepada kita, oleh Roh Kudus yang diam di dalam kita (2 Kor 1:14).

(Sumber: Warta KPI TL No.137/IX/2016 » Renungan KPI TL tgl 1 September 2016, Dra Yovita Baskoro, MM).