20.51 -
SP Matius
Mat 19:23-30
Sarapan Pagi
Agar Jiwa Kita Disegarkan Oleh-Nya
Firman yang tertanam di dalam hatimu,
yang berkuasa menyelamatkan jiwamu.
(Yak 1:21)
Penanggalan liturgi
Selasa, 21 Agustus 2018: Pw St. Pius X, Paus - Tahun B/II (Putih)
Bacaan: Yeh 28:1-10; MT Ul 32:26-27ab, 27cd-28, 30, 35cd-36ab; Mat 19:23-30; Ruybs.
Selasa, 20 Agustus 2019: PW St. Bernadus, Abas dan Pujangga Gereja - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Hak 6:11-24a; Mzm 85:9, 11-12, 13-14; Mat 19:23-30; RUybs
Selasa, 20 Agustus 2019: PW St. Bernadus, Abas dan Pujangga Gereja - Tahun C/I (Putih)
Bacaan: Hak 6:11-24a; Mzm 85:9, 11-12, 13-14; Mat 19:23-30; RUybs
Selasa, 16 Agustus 2016: Hari Biasa XX - Tahun C/II (Hijau)
Bacaan: Yeh 28:1-10; MT Ul 32:26-27ab, 27cd-28, 30, 35cd-36ab; Mat 19:23-30
Yesus berkata kepada murid-murid-Nya: "Aku berkata kepadamu, (1) sesungguhnya sukar sekali bagi seorang kaya untuk masuk ke dalam Kerajaan Sorga. Sekali lagi Aku berkata kepadamu, (3) lebih mudah seekor unta masuk melalui lobang jarum dari pada seorang kaya masuk ke dalam Kerajaan Allah."
Ketika murid-murid mendengar itu, sangat gemparlah mereka dan berkata: "Jika demikian, siapakah yang dapat diselamatkan?" Yesus memandang mereka dan berkata: "Bagi manusia hal ini tidak mungkin, tetapi bagi Allah segala sesuatu mungkin."
Lalu Petrus menjawab dan berkata kepada Yesus: "Kami ini telah meninggalkan segala sesuatu dan mengikut Engkau; jadi apakah yang akan kami peroleh?" Kata Yesus kepada mereka: "Aku berkata kepadamu, sesungguhnya pada waktu penciptaan kembali, apabila Anak Manusia bersemayam di takhta kemuliaan-Nya, kamu, yang telah mengikut Aku, akan duduk juga di atas dua belas takhta untuk menghakimi kedua belas suku Israel.
Dan (2) setiap orang yang karena nama-Ku meninggalkan rumahnya, saudaranya laki-laki atau saudaranya perempuan, bapa atau ibunya, anak-anak atau ladangnya, akan menerima kembali seratus kali lipat dan akan memperoleh hidup yang kekal."
Renungan
1. Perbuatan baik saja tidak dapat membeli sorga
(1) Masuk sorga itu berat syaratnya. Hanya seorang yang menjadi seperti anak kecil yang memiliki Kerajaan Sorga. Apa artinya? Seperti seorang anak kecil yang tidak punya apa-apa untuk diandalkan melainkan sepenuhnya bergantung pada kasih sayang orangtua atau orang dewasa lain, demikianlah orang yang ingin masuk sorga harus sepenuhnya bergantung pada kemurahan Allah saja.
Perbuatan baik dan kekayaan bisa membuat orang memiliki keyakinan diri yang kuat, rasa terhormat. Sampai di situ tidak salah. Tetapi bila kebaikan dan kekayaan dijadikan modal untuk menuntut hak masuk sorga, jelas salah besar!
Ketika Tuhan menuntut orang muda yang kaya itu untuk memberikan semua hartanya kepada orang miskin (Mat 19:21), tidak berarti bahwa sorga dapat dibeli dengan perbuatan baik . Tidak juga berarti bahwa sorga hanya untuk orang miskin. Perintah itu bertujuan menyadarkan dan melepaskan orang itu dari keterikatannya akan harta.
(2) Jika untuk mengikut Yesus dan masuk sorga orang harus kehilangan segala sesuatu, bukankah itu berarti rugi besar? Tidak! Sebaliknya, orang yang menerima karunia hidup kekal dari Tuhan Yesus akan mengalami berkat-berkat dunia ini dalam perspektif dan nilai yang kekal. Jadi, tuntutan Injil sedemikian berat karena Tuhan ingin memberi kita harta dan kebahagiaan sejati di dalam Dia saja.
2. Lobang jarum
(3) Kota Yerusalem tua dikelilingi oleh tembok-tembok. Pada malam hari semua gerbang di kota Yerusalem ditutup dengan alasan keamanan. Jika ada pedagang-pedagang dengan unta-unta yang memanggul bahan dagangan datang pada tengah malam maka mereka akan memasuki sebuah pintu yang kecil dan sempit yang dinamakan lobang jarum.
Karena pintu itu kecil dan sempit maka unta-unta itu harus sedikit menunduk bahkan barang dagangan yang dipanggulnya, walaupun berharga sekalipun harus diturunkan.
Kata "kaya" dalam perikop ini berasal dari bahasa Ibrani yang artinya "melekat". Jika demikian "orang kaya" berarti "orang yang melekat". Kelekatan bisa terjadi pada semua orang dari lapisan sosial manapun. Karena itu teguran Yesus ini berlaku untuk kita semua.
Ada orang yang melekat pada kelemahan dirinya, luka batin, barang, status, bahkan pada seseorang. Kelekatan-kelekatan itu akan mengakibatkan kita menjadi tinggi hati, sok kaya, sok pandai di hadapan sesama bahkan di hadapan Tuhan.
Hari ini Tuhan menegur kita semua yang mempunyai kelekatan-kelekatan yang mengakibatkan kita menjadi 'sok' sebagaimana ada tertulis, "... karena itu engkau menjadi sombong. ... Aku membawa orang asing melawan engkau ... Melawan hikmatmu yang terpuja; semarakmu dinajiskan ...
Segala sesuatu harus ditinggalkan dan dilepaskan.Semua keinginan harus ditanggalkan, karena keinginan-keinginan itu menghambat manusia dalam perjalanannya kepada Allah (St. Yohanes dari salib).
3. Bahaya kelekatan pada harta duniawi
Menurut Yesus, kita perlu menghindari bahkan menjauhi kelekatan-kelekatan pada hal-hal duniawi. Ketika kita begitu melekat pada hal-hal duniawi, kita tidak akan mampu berpikir yang lain selain harta itu sendiri. Bahkan keselamatan jiwa kita pun tidak kita pikirkan.
Harta kekayaan adalah anugerah dan berkat dari Tuhan bukan untuk kita jadikan "tuhan" atas kehidupan kita. Harta kekayaan adalah berkat yang Tuhan berikan kepada kita untuk mempermudah kita masuk dalam Kerajaan Sorga, yakni ketika kita mau berbagi berkat itu dengan sesama kita terutama mereka yang sangat membutuhkan. Oleh karena itu Yesus meminta kita untuk menjauhi bahaya kelekatan pada harta duniawi.