Untuk mewahyukan Diri kepada manusia, Allah berbicara dalam kebaikan-Nya kepada manusia dengan bahasa manusiawi: "Sabda Allah yang diungkapkan dengan bahasa manusia, telah menyerupai pembicaraan manusiawi, seperti dahulu Sabda Bapa yang kekal, dengan mengenakan daging kelemahan manusiawi, telah menjadi serupa dengan manusia (DV 13).
Melalui kata-kata Kitab Suci. Allah hanya mengatakan satu kata: Sabda-Nya yang tunggal, dan di dalam Dia, Ia mengungkapkan Diri seutuhnya (Ibr 1:1-3):
“Sabda Allah yang satu dan sama berada dalam semua Kitab, Sabda Allah yang satu dan sama bergaung dalam mulut semua penulis Kitab yang suci. Dan karena sejak awal Ia adalah Allah pada Allah, Ia tidak membutuhkan suku-suku kata, karena Ia tidak bergantung pada waktu” (Agustinus, Psal. 103, 4, 1).
Dari sebab itu Gereja menghormati Kitab-Kitab Suci sama seperti Tubuh Kristus sendiri. Gereja tak putus-putusnya menyajikan kepada umat beriman roti kehidupan yang Gereja terima baik dari meja Sabda Allah, maupun dari meja Tubuh Kristus (DV 21).
Di dalam Kitab Suci, Gereja selalu mendapatkan makanannya dan kekuatannya (DV 24) karena di dalamnya ia tidak hanya menerima kata-kata manusiawi, tetapi apa yang sebenarnya Kitab Suci itu: Sabda Allah (1 Tes 2:13). “Karena di dalam kitab-kitab suci Bapa yang ada di sorga penuh cinta kasih menjumpai para putera-Nya, dan berwawancara dengan mereka” (DV 21)
(Sumber: KGK No. 101-104).