Pages

Minggu, 26 Juni 2016

Rahasia gelar-gelar Maria


Maria, ibu yang melahirkan Yesus, sudah tidak asing lagi bagi pengikut Kristus. Dia begitu istimewa, seorang yang luar biasa, karena Allah berkenan menyatakan kehendak-Nya untuk menjadikan dia sarana keselamatan.

Seluruh Gereja menghormati Maria sebagai anggota Gereja yang mahaunggul dan sangat istimewa, dan sebagai teladan dalam iman, harapan dan kasih.

Oleh karena itu dalam Gereja Santa Perawan disapa dengan gelar Pembela (advocata), Pembantu (adjutrix), Penolong (auxiliatrix), dan Perantara (mediatrix) (LG 62).

Menurut definisi dasarnya, seorang pengantara adalah seorang yang bertindak sebagai penengah antara dua pihak yang berbeda.
Pengantara Kristus tetaplah yang terutama dan mutlak diperlukan bagi keselamatan kita; pengantaraan Bunda Maria sifatnya sekunder dan sepenuhnya bergantung pada Kristus (1 Tim 2:5).

1. Sebagai Bunda Penebus, Maria adalah perantara melalui mana Putra Allah masuk ke dalam dunia ini untuk menyelamatkan kita dari dosa. Melalui perantaraannya Yesus masuk ke dalam dunia ini – sungguh Allah yang menjelma menjadi sungguh manusia.

2.Dengan kesaksian imannya sendiri dan dengan menghadirkan Kristus kepada yang lain. Maria membantu mendamaikan para pendosa dengan Putranya, terus menerus memanggil para pendosa kepada Putranya. Melalui teladannya, ia mendorong kita semua kepada iman, harapan dan kasih yang Tuhan kehendaki kita miliki.

3.Karena peranannya sebagai bunda bagi kita semua (Yoh 19:25-27), meskipun ia diangkat ke sorga, ia tetap berdoa bagi kita, bertindak sebagai perantara kita seperti yang dulu dilakukannya di Kana (Yoh 2:1-12).

Bunda Maria mengatakan kepada beberapa orang bahwa setiap kali mereka mendaraskan satu Salam Maria, mereka diberinya sekuntum mawar yang indah, dan setiap kali mendaraskan Rosario secara lengkap mereka diberinya sebuah mahkota.

Mawar adalah ratu semua bunga, jadi rosario adalah ratu dari semua devosi, sehingga Rosario sebagai doa utama sekaligus devosi utama umat beriman. Karena terdiri dari doa Yesus dan Salam Malaikat (Bapa Kami dan Salam Maria).

Rosario dianggap sebagai doa yang sempurna karena di dalamnya terkandung warta keselamatan yang mengagumkan.

Rosario adalah doa yang sangat sederhana. Tampaknya Rosario hanyalah doa yang diulang-ulang, tetapi sesungguhnya Rosario itu seperti dua orang yang saling mengasihi yang setiap kali saling mengucapkan: “Aku mengasihimu.”

Dengan menggabungkan doa kita dengan doa Bunda Sorgawi, kita dapat memperoleh rahmat yang besar untuk menghasilkan pertobatan.

Gereja Katolik mengambil posisi sangat mengagumi dia, dengan devosi yang sangat kental dan kuat. Bahkan kepadanya dianugerahi berbagai gelar pujaan dan hormat, yang diikuti doa-doa mendalam.

Sebagian besar gelar ini berhubungan dengan nubuatan dan perlambang dalam Perjanjian Lama yang menubuatkan peran Bunda Maria dalam misteri keselamatan dan beberapa diantaranya berfokus pada kesucian dan peran keibuannya.

Dan secara keseluruhan segala gelar ini mengingatkan pentingnya peranan Bunda Maria dalam spiritualitas Katolik, sebagai teladan keutamaan dan kekudusan dalam peran keibuan, dan sebagai tanda kehidupan yang akan datang.

Bunda Allah

Yesus adalah Putra Allah; Bunda Maria adalah Theotokos, Bunda Allah (Luk 1:43). Istilah Theotokos, yang secara harafiah berartiia yang telah melahirkan Allah”, sepintas dapat mengejutkan, bahkan membangkitkan pertanyaan “bagaimana mungkin seorang manusia ciptaan melahirkan Allah.”

Jawaban atas iman Gereja sangat jelas: Keibuan ilahi Bunda Maria mengacu hanya pada kelahiran Putra Allah sebagai manusia, tetapi bukan pada kelahiran ilahi-Nya. Putra Allah dilahirkan dalam kekekalan oleh Allah Bapa, dan sehakikat dengan-nya. Bunda Maria, tentu saja tidak ambil bagian dalam kelahiran dalam kekekalan ini.

Tetapi, Putra Allah mengambil kodrat manusiawi kita dan dikandung serta dilahirkan oleh Perawan Maria.

Dengan memaklumkan Bunda Maria sebagai “Bunda Allah”, Gereja bermaksud menegaskan bahwa ia adalah “Bunda dari Inkarnasi Sabda, yang adalah Allah”.

Oleh sebab itu, keibuannya tidak diperluas pada keseluruhan pribadi Tritunggal Mahakudus, melainkan hanya pada Pribadi kedua, Allah Putra, yang dalam inkarnasi mengambil kodrat manusiawi-Nya dari Maria.

Ungkapan “Bunda Allah” juga menunjuk pada Sabda Allah, yang dalam Inkarnasi merendahkan diri dalam rupa manusia guna mengangkat manusia sebagai anak-anak Allah.

“Ia mengandung dari kuasa Roh Kudus dan melahirkan Yesus yang adalah pribadi kedua dalam Tritunggal Mahakudus, yang sehakekat dengan Bapa” (Konsili Efesus tahun 431).

Bunda Gereja

Bunda Maria adalah teladan bertekun dalam doa yang dipersatukan dalam kesatuan akal budi dan hati dengan anggota pertama Gereja (Kis 1:14)

- Maria adalah serupa Gereja: Ia mengandung dari kuasa Roh Kudus dan melalui dia, Juruselamat kita masuk ke dalam dunia ini.

Gereja sendiri – dengan menerima Sabda Allah dengan setia pula – menjadi ibu juga.

Dan sambil mencontoh Bunda Tuhannya, Gereja dengan kekuatan Roh Kudus secara perawan mempertahankan keutuhan imannya, keteguhan harapannya dan ketulusan cinta kasihnya (LG 64).

- Bunda Gereja, guru, Ratu Para Rasul (Paus Leo XIII - dalam ensikliknya yang diterbitkan bulan Desember 1895 oleh, Adjutricem Populi (Penolong Umat Manusia).

- Bunda Gereja dan Bunda kita yang terkasih (Paus Yohanes XXIII - AAS 53, 1961, hal. 35).

- Demi kemuliaan Santa Perawan dan demi penghiburan kita sediri, kita memaklumkan bahwa Santa Maria adalah Bunda Gereja, yaitu ibu seluruh umat Kristiani, baik umat beriman maupun para gembalanya dan kita menyebutnya Bunda yang terkasih (Paus Paulus VI – AAS 56, 1965, hal. 1015).

Maria tetap Perawan selamanya
Umat Katolik percaya bahwa Maria tetap perawan sepanjang hidupnya di dunia. Tetapi sebagian besar orang Protestan berpendapat bahwa Maria mempunyai anak-anak lain selain Yesus.

Ajaran ini, keperawanan Maria yang abadimenurut tradisi dibagi atas tiga bagian:

1.   Maria mengandung Kristus (virginitas ante partum) (Bdk. Luk 1:26-27; Mat 1:18).

2.   Maria melahirkan Kristus (virginitas in partu)

- Maria mengandung Putra Allah. Persalinannya pasti berbeda dari pada wanita lainnya sebab ia bebas dari akibat dosa asal.

Oleh sebab itu, keperawanannya, persalinannya, dan keibuannyaseluruhnya dalam persatuan dengan kehendak Allah (Pastor Karl Rahner).

-   Salah satu bentuk penderitaan yang diwariskan kepada kita akibat dosa asal adalah sakit bersalin (Kej 3:16). Karena Bunda Maria bebas dari dosa asal sebab ia dikandung tanpa noda dosa, maka ia bebas dari “sakit bersalin.

Beberapa Bapa Gereja menggunakan analogi kelahiran  Kristus dengan seberkas cahaya matahari yang bersinar menembus kaca; sama seperti kaca tetap tak berubah karena berkas cahaya, demikian juga Bunda Maria karena kelahiran Kristus (Bahkan Paus Pius XII dalam ensikliknya Mystici Corporis tahun 1943 menegaskan “Dialah (Bunda Maria) yang secara ajaib melahirkan Kristus Tuhan kita ...”

-  Ia (Bunda Maria) melahirkan-Nya tanpa kehilangan keperawanannya, ... (Yesus Kristus) dilahirkan dari rahim Santa Perawan karena kelahiran-Nya adalah kelahiran yang ajaib ... (Paus Leo Agung).

3.   Maria tetap perawan setelah kelahiran Kristus (virginitas post partum).

Maria dengan sesungguhnya tetap perawan, juga pada kelahiran Putra Allah yang menjadi manusia (KGK No. 499).

-  Adelphos, adelphe atau adelphoi dalam bahasa Yunani berarti saudara sepupu atau sanak saudara, yaitu mereka semua yang termasuk sanak saudara karena hubungan pernikahan atau hukum, meskipun bukan hubungan langsung.

Persoalannya ialah bahasa Ibrani dan bahasa Aram, yaitu bahasa yang digunakan oleh Yesus dan murid-murid-Nya, tidak memiliki istilah khusus untuk menyebut saudara sepupu atau sanak saudara, sehingga digunakan istilah “saudara laki-laki dan saudara perempuan” (Mat 13:55, Mrk 3:31-34, Luk 8:19-20).

-       Dekat salib Yesus ... ketika Yesus melihat ibu-Nya dan murid yang dikasihi-Nya di sampingnya, berkatalah Ia kepada ibu-Nya: “Ibuinilah anakmu!” kemudian kata-Nya kepada murid-murid-Nya: “Inilah ibumu!”

Jika benar bahwa Yesus memiliki saudara dan saudari sekandung tentunya Yesus menyerahkan pemeliharaan ibu-Nya kepada mereka, sesuai adat orang Yahudi. Inilah buktinya Yesus tidak mempunyai saudara kandung.

Santa Perawan Maria dikandung tanpa noda dosa   

Maria sejak saat pertama ia dikandung, dikaruniai cahaya kekudusan yang istimewa, hanya terjadi berkat jasa Kristus: Karena pahala Putranya, ia ditebus secara lebih unggul (KGK No. 492).

Pada intinya Maria dipilih untuk berbagi secara intim dalam kehidupan Yesus sejak saat ia dikandung, maka Yesus sungguh Juruselamatnya sejak saat perkandungannya.

Perawan tersuci Maria sejak saat pertama perkandungannya oleh rahmat yang luar biasa dan oleh pilihan Allah yang mahakuasa karena pahala Yesus Kristus, Penebus umat manusia, telah dibebaskan dari segala noda dosa asal (pada tanggal 8 Desember 1854, Paus Pius IX, menetapkan dogma ini dalam bullaIneffabilis Deus”).

-  Akulah Perawan Maria yang tak bercela, Bunda dari Allah yang benar, yang melalui-Nya segala sesuatu hidup ... (penampakan Bunda Maria kepada Juan Diego di Guadalupe pada tahun 1531).

-  Maria yang dikandung tanpa noda dosa, doakanlah kami yang berlindung padamu (penampakan Bunda Maria kepada St. Katarina Laboure agar dibuat Medali wasiat pada tahun 1830).

-  Akulah yang dikandung Tanpa Noda Dosa (penampakan Bunda Maria kepada St. Bernadete di Lourdes pada tahun 1858).

Cermin kekudusan
Karena tak seorang pun dapat mencerminkan kasih dan penghormatan kepada Kristus dalam hidupnya lebih baik daripada Maria.

Takhta Kebijaksanaan
Maria, yang mengandung Kristus. Yesus adalah Kebijaksanaan Tuhan, ‘Firman telah menjadi manusia, dan diam di antara kita (Yoh 1:14).

Mawar yang Gaib
Mawar dianggap sebagai bunga yang terindah, bunga kerajaan yang harumnya melampaui segala bunga lainnya. Bunda Maria memiliki kekudusan yang manis dan keutamaan yang cantik.

Benteng Daud
Maria diperbandingkan dengan Benteng Daud karena kesuciannya, karena ia dikenal sebagai yang penuh rahmat dan karena ia dikandung tanpa dosa.

Dengan doa-doa dan teladannya, Maria merupakan bagian dari ‘sarana pertahanan’ Tuhan dengan mana Kerajaan Allah akan berdiri tegak tak terkalahkan dan dosa akan senantiasa dikalahkan (Bdk Kid 4:4).

Benteng Gading (Kid 7:4)  dan Istana Gading (Mzm 45:9)
Menggambarkan pengantin terkasih. Kedua ilustrasi tersebut menubuatkan hubungan perkawinan antara Kristus dan pengantin-Nya, Gereja, seperti yang disampaikan Paulus: Kristus adalah kepala jemaat (Ef 5:23).

Rumah Kencana
Karena kemurniannya, kelimpahan kasihnya, dan karena ia menjadi rumahbagi Yesus.

Tabut Perjanjian
Dalam Perjanjian Lama, Tabut Perjanjian adalah rumah bagi Sepuluh Perintah Allah, Hukum Allah. Ketika bangsa Israel sedang dalam pengembaraan menuju tanah terjanji, suatu tiang awan, yang melambangkan kehadiran Allah, turun atas atau ‘menaungi’ kemah di mana Tabut tersimpan.

Dan Yesus datang untuk menggenapi perjanjian dan hukum itu. Dalam kisah Kabar Sukacita, perkataan Malaikat Gabriel kepada Maria, “Roh Kudus akan turun atasmu dan kuasa Allah yang mahatinggi akan menaungi engkau (Luk 1:35).

Karena itu, Maria yang memberirumahYesus dalam rahimnya, adalah Tabutbaru, dan Bunda dari pelaksana perjanjian yang sempurna dan kekal.

Pintu Sorga
Sarana yang dipergunakan Kristus untuk datang dari sorga demi membebaskan kita dari dosa. Oleh sebab itu, Maria adalah pintu melalui mana Yesus masuk ke dalam dunia dan pintu menuju kepenuhan janji di mana kita akan beroleh bagian dalam kehidupan kekal.

Bintang Samudera
Bagaikan bintang samudera membimbing para nahkoda mengarungi lautan berbadai menuju pelabuhan yang aman, demikian juga Maria, melalui doa dan teladannya, membimbing kita sepanjang perjalanan hidup kita, kadang melalui samudera yang bergolak, menuju pelabuhan sorgawi.

Bintang Timur
Bunda Yesus telah dimuliakan di Sorga dengan badan dan jiwanya, dan menjadi citra serta awal Gereja yang harus mencapai kepenuhannya di masa yang akan datang.

Begitu pula di dunia ini ia menyinari umat Allah yang menggembara sebagai tanda harapan yang pasti dan penghiburan, sampai tibalah hari Tuhan (LG 68).

Sebab ia melambangkan orang-orang Kristen yang menang, mereka yang bertekun dalam iman, beroleh bagian dalam kuasa Mesianis Kristus, dan menang atas kuasa kegelapan, yaitu dosa dan maut (Why 2:16-28).

Sama seperti cemerlangnya terang menghalau kegelapan fajar, Maria memaklumkan kedatangan Putranya, yang adalah Terang Dunia (Bdk. Yoh 1:5-10; 3:19).

Maria diangkat ke sorga dengan mulia
Terhadap dunia yang memuja tubuh, Gereja dewasa ini berkata: Ada dua tubuh di sorga, yang satu kodrat Yesus yang dimuliakan, dan yang lainnya adalah kodrat manusiawi Maria yang diangkat ke sorga.

Cinta adalah misteri kenaikan Yesus dan pengangkatan Maria ke sorga, karena cinta sangat membutuhkan persatuan dengan orang yang dicintainya. Sang Putra kembali kepada Bapa dalam persatuan kodrat ilahi; dan Maria kembali kepada Yesus dalam persatuan kodrat manusiawi (Uskup Agung Fulton Sheen – The World’s First Love).

Perempuan berselubungkan matahari

Mengandung tiga perlambang:

1.    Bangsa Israel kuno (Yes 26:17).

2.    Gereja (Why 12:17).
Matahari melambangkan terang kebenaran, dan bulan melambangkan kefanaan hal-hal yang sementara sifatnya;

Gereja yang kudus bagaikan berselubungkan matahari sebab Gereja dilindungi oleh kemuliaan kebenaran ilahi, dan bulan ada di bawah kakinya sebab ia berada di atas segala hal duniawi (Paus Gregorius – Moralia 34, 12).

3.    Bunda Maria
Bunda Maria melahirkan Juruselamat kita, Yesus Kristus.
Matahari mengandung warna dan kemilau yang tetap; sedangkan cemerlang bulan tidak tetap dan berubah-ubah, tidak pernah sama. Karena itu, tepat apabila Maria digambarkan sebagai perempuan berselubungkan matahari, sebab ia masuk ke kedalaman kebijaksanaan ilahi, jauh lebih dalam daripada yang dapat dipahami manusia  (St. Bernadus – De B. Virgine, 2).

Hendaklah kita belajar dari Maria, untuk merenungkan setiap peristiwa iman kita dan merenungkannya dalam hati. Ia yang mengandung Sabda Allah dalam rahimnya akan senantiasa menuntun kita kepada-Nya. Dialah cermin kesempurnaan kita yang tak akan retak dan lenyap pancarannya.

(Sumber: Warta KPI TL No. 55/XI/2008 » Rahasia Gelar-gelar Maria, Yon Lesek).